Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
.
.
Berbeda tempat dengan adik sepupu dan teman teman sepupunya itu, Kun duduk dan berbicara dengan bartender di sana yang merupakan temannya yaitu Jennie. "Kun? Lu beneran jadi guru? Gamau nerusin perusahaan bokap lu?" Tanya Jennie sembari membuat whiskey untuk temannya ini.
Kun menggeleng mendengar pertanyaan Jennie "gak, gua males nemenin kertas kerta gak jelas, nanti gua ngejomblo terus. Capek" Jennie mendelik julid mendengar jawaban temannya ini, alasan yang tak masuk akal. "Gak masuk akal alasan lu, njing" protes Jennie dan memberikan segelas whiskey kepada Kun.
Kun tertawa kala mendengar protes dari temannya ini "lu jadi kawin?" Kun menyesap whiskey nya, Jennie mengangguk sembari merapikan meja bar tersebut. "Oh iya, lu sama Joy gimana?" Jennie menatap Kun jahil, Kun hanya mendengus kesal
"udahlah masa lalu, gua lagi nge gebet salah satu anak di kelas yang gua ajar" Jennie membulatkan matanya tak percaya, secepat itu? Kun dan Joy baru saja putus setelah 3 tahun pacaran. "Lu serius gak sama dia?" Tanya Jennie, Kun mengangkat bahunya sebagai jawaban.
Jennie menghela napas mendegar jawaban temannya ini "gua kasih tau ya kuntet, hati cewe tuh bukan mainan. Hati cewe tuh lembut, walaupun kita cewe disakitin berkali kali tapi kalo kita udah sayang sama orang mau itu keluarga, cowo atau siapapun, kita gak bakal peduli dengan rasa sakit yang diberikan" ujar Jennie sembari meminum segelas soju.
.
.
.
.
.
=====🐒🐒🐒=====
.
.
.
.
.
"Bosen!!!" Teriak Reva dari dalam kamarnya, sembari menendang nendang kasurnya. Untung saja kamarnya kedap suara.
