13

14 6 3
                                    

Ariesta masih setia menunggu Aratha membuka matanya, ia tetap menggenggam tangan Aratha tanpa ia lepas bahkan sedetik pun, ia berharap dengan ia menggenggam tangan Aratha ia dapat memberikan kekuatan pada Aratha agar Aratha cepat tersadar dari pingsannya.

" Ra aku mohon kamu bangun "

" Aku minta maaf, maafin aku " Ariesta terus meminta maaf hingga air mata menetes dari matanya

" Ra aku mohon "

Ariesta terus bergumam dan menangis sampai ia ketiduran dengan memeluk tangan Aratha.

" Ari .... "

Ariesta yang tadinya tidur terbangun, ketika ia mendengar suara Aratha memanggil namanya.

" Hei, iya ini aku disini " Ujar Ariesta sambil mengelus kepala Aratha

Aratha masih setia memejamkan matanya walaupun mulutnya terus memanggil nama Ariesta.

" Ara ?? " Panggil Ariesta

Ariesta terus memanggil nama Aratha tapi Aratha tidak kunjung membuka matanya dan berhenti memanggil nama Ariesta.

Drrrtt drrrtt drrrtt

Handphone milik Aratha bergetar, Ariesta melihat nama Ziva tertera disana, Ariesta mengangkat telpon dari Ziva.

" Hallo !! Tha kok Lo tiba-tiba pergi sih gw panik tau nyariin Lo !! Lo lagi di mana gw susulin sekarang. Entar gw sama Illa kena amuk nenek kalo ngebiarin Lo pergi sendiri " Cerocos Ziva di telpon

" Aratha sama gw " Ujar Ariesta

" Lohh ??? Ariesta !!?? "

" Hmm "

" Aratha dimana ?? Gw mau ngomong sama dia "

" Dia tidur "

" Tidur !!?? "

" Iya "

" Sorry nih Ta sebelumnya tapi ... "

Ariesta memutuskan panggilan ketika melihat Aratha membuka matanya secara perlahan.

" Ra ?? " Panggil Ariesta

" Akhh kepala gw "

" Hei, kamu tiduran aja, gak usah di paksa kalo belum kuat "

" Gw di mana ?? "

" Rumah sakit "

Aratha belum sadar kalo yang menemaninya adalah Ariesta sampai ia menjatuhkan pandangannya pada seseorang yang berada di sebelahnya ranjangnya.

" Tembok !!?? " Aratha langsung duduk ia terkejut bukan main ketika melihat Ariesta di sampingnya.

" Tembok !!?? " Beo Ariesta tidak terima

" Kamu !!?? Kok kamu bisa disini ??? "

" Lo lupa ?? "

Aratha kembali mengingat apa yang terjadi.

" Aiihhhh "

" Oke karena sepertinya lo udah inget gw mau pergi dulu "

Ariesta beranjak dari duduknya hendak memanggil dokter Matt, tapi ada sebuah tangan yang menahannya agar tetap berada di sana.

" Aku mohon kamu jangan pergi " Ujar Aratha menahan tangan Ariesta

Ariesta berbalik dan melihat tangannya, Aratha yang sadar dengan perbuatannya pun langsung melepaskan tangannya dari tangan Ariesta, Ariesta pergi dari ruangan Aratha

BOYS OF BATSVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang