Chapter 2

869 48 4
                                    

Author

“Sehun oppa, ambillah ini.” Seorang perempuan yang cukup cantik memberikan sebuah kotak berisi kue pada sehun.  “aku membuatnya sendiri,” Lanjutnya.

Sehun hanya menatap perempuan yang juga menatapnya penuh harap itu. Setiap hari dia membutuhkan waktu lebih dari lima belas menit untuk menuju ke kelasnya karena perempuan perempuan yang mengantri membawa hadiah untuknya. Meskipun sudah sering menolak mereka dengan kasar mereka masih belum kapok juga.

“Aku tidak suka memakan makanan manis.” Sehun kemudian meneruskan langkahnya yang terhenti.

Perempuan itu menatap punggung Sehun sambil memegangi kotak kue yang dibawanya. Sehun benar-benar orang yang kejam.

Sehun menjatuhkan tubuhnya diatas bangku miliknya. Matanya menatap tumpukan hadiah di atas mejanya yang menggunung setiap pagi. Mulai dari susu, kue, permen dan banyak lagi.

“Sulli-ah”

Sulli mengalihkan pandangannya yang sedari tadi tertuju pada novel.

“Apa di sekolah ini tidak ada orang tampan?”

Sulli mengernyitkan dahinya.

“Bantu aku menyingkirkan semua ini.” Sehun menatap lemas bangkunya yang seperti gunung makanan.

“Wae? Itu kan hadiah untukmu. Orang yang memberimu pasti senang kalau kau memakannya.”

“Apa kau tidak bisa melihat? Kalau aku makan semua makanan ini setiap hari tubuhku akan seperti gajah.”

“Apa bagusnya punya badan kurus seperti itu?” Sulli memperhatikan tubuh Sehun yang tinggi dan kurus.

“Diamlah! Cepat bantu aku menyingkirkan makanan ini.”

Sulli bangkit dari duduknya kemudian mengambil semua makanan yang menumpuk di atas meja sehun kemudian menempatkannya pada sebuah kantong kertas coklat yang cukup besar.

“Kau mau aku apakan makanan ini?”

“Berikan pada orang yang lebih membutuhkan.”

“You also have heart huh? I thought you are a zombie.”

==

Sehun menerangkan materi matematika yang baru saja mereka dapatkan hari ini. Mereka sedang membahas materi ini di taman dekat sekolah. Sudah lebih dari tiga bulan Sehun menjadi tutor Sulli. Dan Sulli mulai menikmati kebersamaannya dengan Sehun. Sometimes, sehun bisa menjadi teman mengobrol yang menyenangkan. Kadang Sehun juga bisa menjadi guru yang baik tapi tak jarang juga Sehun menjadi orang yang sangat menyebalkan. Tapi Sulli menyukai itu semua. MWO?

“Uhhh Oh Sehun, taman ini benar-benar indah. Bisakah kita istirahat sebentar? Aku ingin menatap langit, look, the skies are blue.”

“Langit tidak akan berubah menjadi warna pink bodoh. Kembalilah berkonsentrasi, waktuku tidak hanya untukmu.”

“Kenapa kau tidak memberikan semua waktumu untukku?” Sulli berbaring kemudian kembali menatap awan yang bergerak. Tangannya sibuk menutup mulutnya setelah sadar dengan apa yang dia katakan.

Sehun tampak bingung.

“Did you just propose me?”

“Ah? A.. ani.. aniya…” Sulli stutter.

Sehun kemudian ikut berbaring di samping Sulli. Sehun menatap Sulli yang sedang menatap langit. She look so innocent and pure.

==

 “Kenapa kau tidak memberikan semua waktumu untukku?” Sulli berbaring kemudian kembali menatap awan yang bergerak.

Sehun tampak bingung.

What is Love, Hun?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang