Sehun dengan cepat membersihkan meja-meja yang baru saja ditinggalkan pelanggan. Sulli mendapat bagian mencuci piring. Minhwan menyiapkan pesanan Mr. Jang yang akan datang bersama anak dan istrinya sebentar lagi.
Jantung sehun berdebar kencang. Dia terlihat gugup. Dia tidak sabar bertemu dengan keluarga Jang. Beberapa kali Sehun mengecek jam di ponselnya. Puluhan kali bertanya pada Mihwan kapan keluarga Jang akan datang.
"Selamat datang Jang-ssi...."
Suara Mihwan yang menyapa keluarga Jang membuat Sehun berhenti sebentar dari kegiatannya membersihkan meja. Senyum mengembang dibibirnya. Sehun berbalik menghadap keluarga Jang dan mengangguk sopan pada mereka.
Sehun mempersilahkan Mr. Jang dan keluarganya duduk di meja yang biasa mereka tempati setelah ia bersihkan dengan lap di tangannya. Sehun segera mengambil ramen yang baru saja dimasak Mihwan dan membawanya pada keluarga Jang. Sehun meletakkan ramen itu dengan hati-hati. Sesekali dia memandang Nyonya Jang.
"Hai anak muda, kau bekerja di sini sekarang?" Tuan Jang bertanya pada Sehun.
"Ne, ada lagi yang bisa saya bantu?"
"Tidak, terima kasih. Kau bias beristirahat."
"Selamat menikmati."
Sehun mengangguk kemudian berjalan menuju counter di depan Mihwan. Sulli baru saja menyelesaikan mencuci mangkuk ramen yang terpakai malam ini. Ia duduk di samping Sehun, wajahnya tampak lelah dan mengantuk. Sehun masih sesekali memperhatikan keluarga Jang.
"Kau mau makan Sulli-ah?" Minhwan menawarkan ramen pada Sulli.
"Nanti saja, aku ingin tidur sebentar." Sulli meletakkan tangannya diatas counter dan tidur.
"Gurae... Kau Sehun-ah?"
"Ne, nanti saja."
"Okay, aku sudah menyiapkan untkmu dan Sulli. Bisa tolong aku?"
"Sure."
"Setelah keluarga Jang pulang tutup kedainya. Aku ingin menemani Yoogeun."
"Ne samchoon."
"Gomawo Sehun-ah, kau benar-benar membantu kami."
Sehun hanya mengangguk dan tersenyum. Mihwan meninggalkan Sehun dan Sulli di counter.
Sehun menatap gemas Sulli yang sedang tertidur.
"Hya! Choi Sulli! Kau seharusnya belajar matematika. Ambil bukumu!!" Sehun mencubit pipi Sulli.
Sulli menggeliat, pura-pura tidak mendengarkan Sehun.
Sehun menempelkan kepalanya di atas counter. Matanya menatap Sulli yang sedang tertidur. Perlahan Sulli membuka matanya. Dia melihat Sehun sedang menatapnya. Sehun tersenyum.
"Apa yang kau lakukan?" Sulli mengucek matanya.
"Aku sedang menatapmu." Bisik Sehun lembut.
"Kenapa kau menatapku?"
"Apa kau tidak ingat?" Sehun bermanis-manis pada Sulli.
"What?"
Sehun mengelus rambut Sulli perlahan kemudian menghentikan tangannya di atas telinga Sulli kemudian mendekatkan bibirnya untuk membisikkan sesuatu untuk Sulli yang hanya terdiam.
"Math Quiz, tidak belajar? AMBIL BUKUMU."
Sulli memukuli Sehun karena berteriak di telinganya. Sulli berdiri dengan malas dan mengambil bukunya.
Sehun menjelaskan beberapa rumus matematika yang tidak dimengerti oleh Sulli. Sehun memberikan beberapa soal latihan pada Sulli. Dengan malas Sulli mendengarkan Sehun dan mengerjakan soal-soal yang diberikan.
"Eh.. Anak muda.." Tuan Jang memanggil.
Sehun segera berlari ke meja keluarga Jang.
"Ne?"
"Sepertinya kau pandai matematika. Apa kau mau menjadi guru Eunseok?"
"Maaf tuan, aku hanya menjadi tutor untuk Sulli."
"Sayang sekali." Tuan Jang menggelengkan kepalanya.
"Maaf."
"Waaah, kau sangat tampan, pintar dan mau bekerja keras. Ibumu pasti sangat senang punya anak sepertimu." Nyonya Jang memuji Sehun.
"Tidak juga, Ibuku meninggalkanku saat aku masih kecil." Jawab Sehun sambil tersenyum.
"Maaf, aku tidak tau. Kau pasti sangat sedih." Sehun melihat wajah Nyonya Jang yang tampak mengasihaninya.
"Gwenchana." Sehun tersenyum.
"Siapa namamu?" Nyonya Jang bertanya.
"Sehun. Oh Sehun imnida." Sehun menjawab, perhatiannya ada pada nyonya Jang. Wajah wanita itu berubah tegang setelah mendengar nama Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
What is Love, Hun?
Teen Fiction-Oh Sehun- my name is Oh Sehun. and that's it. If you ask me about what is love, then my answer is totally simple. Love is...... English Version at https://www.asianfanfics.com/story/view/579472