Chapter 7

531 37 3
                                    

Sehun dan Sulli keluar dari pintu kelas mereka. Hari ini ada kelas yang harus mereka ikuti sampai jam 4. Mereka berjalan bersama di lobi. Beberapa anak lainnya juga tampak berjalan dengan wajah yang lelah.

Handphone Sehun berdering menandakan telpon masuk. Dia melihat nama yang ada di layar dan tersenyum lebar. Sulli mencoba untuk mengintip tapi Sehun menghindar dan menutupi layarnya.

 "Yobseyoung..." Sehun menjawab telponnya dengan riang.

"Aigoo~~ jangan lakukan itu saying...." Sulli bias mendengar orang yang sedang berbicara dengan Sehun itu tertawa. "Aku di Incheon Airport sekarang. Bisa menjemputku?"

"Really? I'll pick you sweetie...."

"Aigoo Oh Sehun you crazy kid..."

Sehun hanya tertawa kemudian mengakhiri perbincangan setelah lawan bicaranya memutuskan sambungan.

"Nugu?" Sulli bertanya dengan nada curiga yang begitu kentara.

"Yeochin. Dia baru datang dari Hongkong, aku akan menjemputnya di bandara. Kau mau ikut? Kau akan senang bertemu dengannya."

"Pergilah sendiri!" Sulli berjalan menjauhi gerbang sekolah meninggalkan Sehun.

"Ya... Sulli-ya, tunggu." Sehun berlari mengejar Sulli. Kakinya yang panjang memberinya keuntungan. Dia dapat menyamai langkah Sulli hanya dalam beberapa detik.

"Jealous?"

"Ani."

"Aku melihatnya. Ayo ikutlah. Kau akan tau siapa yang tadi menelponku."

"Aku sedang tidak ingin pergi."

Sehun menarik tangan Sulli. Mereka naik bus ke rumah Sehun.

"Masuklah," Sehun membukakan pintu rumah untuk Sulli.

"Ini rumahmu?" Sulli memandangi seluruh bagian rumah Sehun yang sangat besar. Matanya menyapu setiap bagian dari rumah yang tampak sepi.

"Tunggulah di sini aku akan mengambil kunci mobil."

Sulli memperhatikan setiap bagian di ruangan yang ditempatinya sekarang. Tidak ada satupun foto keluarga. Hanya ada foto pasangan suami istri dan seorang anak berumur sekitar 20 tahun berwajah mirip Sehun.

Sehun turun dari kamarnya dengan t-shirt dan jeans.

"Kaja." Sehun menarik Sulli dan menariknya keluar rumah.

Sehun membukakan pintu mobil untuk Sulli dan menunggunya sampai duduk, kemudian ia berlari kecil menuju tempat duduknya sendiri. Perlahan mobil itu keluar dari rumah Sehun dan meluncur di jalanan.

"Hun.."

"Hm?"

"Dengan siapa kau tinggal di rumah sebesar itu? Sepertinya rumahmu sepi sekali."

Sehun menatap Sulli yang ada di sampingnya. And, one... two... three.. SMIRK!! EVIL SMILE!!

"Kau mau tinggal denganku?"

"Hya!!" Sulli memukuli lengan Sehun yang tertawa geli.

"Aku tinggal dengan appaku saja tapi setelah ini aku kan tinggal dengan yeochinku juga :D"

"Aku penasaran dengan gadis itu." Sulli mengalihkan pandangannya menghindari tatapan Sehun. Sulli menatap keluar jendela.

Sehun menahan tawanya.

30 menit kemudian mereka sudah sampai di Incheon airport. Sehun menjulurkan lehernya mencari orang yang akan mereka jemput. Matanya berhenti pada salah satu café di dalam bandara. Orang yang dia cari sedang duduk santai sambil meminum kopinya di dalam sana. Sehun menarik Sulli mendekati café.

Dari luar terlihat Tidak banyak perempuan di dalam café itu. Hanya ada tiga orang perempuan yang masing-masing duduk sendiri dengan kopi mereka. Sulli mengira-ngira manakah 'yeochin' Sehun. Perempuan pertama duduk sendiri dengan pakaian rapi dan elegan, potongan rambutnya juga terlihat sangat indah kira kira usianya 70 tahun. Yang kedua berpenampilan casual usianya sekitar 19 tahun dan yang terakhir adalah foreigner dengan rambut blonde panjang dan mata yang biru pekat usianya mungkin 27 tahun.

Sulli berjalan dengan berfikir keras. Mana di antara tiga perempuan itu yang sedang mereka jemput. Sulli mengeluarkan kandidat pertama karena sangat jelas terlalu tua untuk menjadi "yeochin" Sehun. Pasti salah satu dari perempuan nomor dua dan tiga.

Pintu café terbuka, suara bel berdering di atasnya. Kedua perempuan itu menoleh ke arah Sulli dan Sehun. Kedua perempuan itu tersenyum ke arah mereka.

"Sehun...." Wanita itu berdiri melihat Sehun berjalan ke arahnya tapi sulli tidak dapat mendengarnya dengan jelas karena airport yang ramai.

"Halmeoni...." Sehun mempercepat langkahnya.

"Halmeoni?" Sulli berbicara sendiri di belakang Sehun. Sulli melihat dua wanita yang berdiri itu, keduanya tidak pantas dipanggil halmeoni. Sulli kemudian menoleh ternyata ada orang lain di belakangnya. Jadi dua wanita itu bukan yang mereka jemput.

"Omo.. you look so handsome my dear.." wanita itu memeluk Sehun

"Of course, I'm going to meet my beautiful lover." Sehun tersenyum nakal kemudian memeluk neneknya.

"Crazy kid.." Mrs. Oh memukul punggung Sehun.

Sehun melepaskan pelukan neneknya kemudian mendorong Sulli agar berdiri di sebelahnya.

"Sull, she is my grandmother, and halmeoni she is my yeochin."

"Waaaah... she's beautiful. What's your name?"

"Annyeonghaseyo.. Sulli imnida." Sulli membungkuk sopan. "Sehun-i yeochin animida."

"Hya, you told me that you love me. You love me."

"Aku tidak pernah mengatakan itu. Mungkin kau bermimpi?" Sulli menjulurkan lidahnya.  

Sehun mencubit gemas pipi Sulli.

"Aigoo... Kalian berdua manis sekali. Kaja, kita pulang. Ayo makan."

"Di rumah? Appa tidak menyiapkan apapun di rumah. Dia tidak menyuruh ahjumma memasak di rumah hari ini."

 "Mwo? Aigoo, anak itu benar-benar keterlaluan."

"Apa halmeoni sudah memberi tau Appa kalau halmeoni kembali ke Korea?"

"Ah!" Mrs. Oh berfikir sejenak. "Aku memang berencana untuk mengejutkannya. Bagaimana aku bisa lupa."

"Halmeoni sudah tua. Waj... Ahhh..." Sehun mendapat cubitan di pipinya karena kata-katanya.

"Tiba-tiba Halmeoni ingin makan ramen."

Sehun bertepuk tangan pelan dan dramatis. Mrs. Oh dan Sulli hanya melihatnya dengan bingung. Apa yang harus diberi tepuk tangan?

"Aku dan Sulli memang berjodoh. Halmeoni ingin ramen dan paman Sulli membuka restoran ramen. Bukan kebetulan tapi jodoh." Sehun mencoba menjelaskan dengan serius. Sulli tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya dari mulut Sehun. Gunung e situ bias mengatakan sesuatu yang membuat seluruh jarinya keriting.

"Really Sulli?"

"Yes ma'am."

"Baiklah... ayo pergi dari sini sekarang juga." Nenek Sehun terlihat sangat besemangat. "Ehm, Sulli."

"Yes ma'am?"

"Jangan panggil aku seperti itu, panggil saja Hlmeoni. Kau adalah cucuku, sama seperti Sehun."

"Ne halmeoni." Sulli menjawab dengan kaku.

Mereka berjalan keluar dari café. Malam ini bandara benar-benar ramai.

"Sebenarnya aku ingin punya cucu perempuan karena aku hanya punya satu anak laki-laki, unfortunately I got Sehun." Mrs. Oh menggamit lengan Sehun dan Sulli, benar-benar memperlakukan Sulli seperti cucunya sendiri.

Sulli tertawa mendengar candaan nenek Sehun.

"Huh? Unfortunately? Halmeoni... seluruh nenek di dunia ini merasa iri pada halmeoni Karena memiliki cucu sepertiku."

Sehun berpindah ke tengah-tengah neneknya dan Sulli. Sehun merangkul mereka dengan kedua lengannya yang panjang. Beberapa orang di bandara memperhatikan mereka. So what?

What is Love, Hun?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang