"Mihwanssi..."
"Oh, Nyonya Jang, kenapa anda kemari? Mana tuan Jang?" Mihwan melihat ke belakang punggung NYonya Jang dan tidak menemukan siapapun di sana.
Ini adalah hari jumat malam dan keluarga Jang tidak pernah dating ke restoran ramen pada hari itu karena Tuan Jang akan sangat sibuk dengan bisnisnya.
"Seperti biasa, suamiku sedang bekerja sampai larut malam hari ini. Aku ingin keluar untuk berbelanja dengan Eunseok. Dan dia bilang ingin makan ramen."
"Hmm.. apa ramen yang seperti biasanya?"
"Ehmm.. bisakah kau memberiku sesuatu yang beda? Aku ingin mencoba yang lain."
"Baiklah, silakan duduk. Aku akan menyiapkannya dengan cepat"
Nyonya Jang duduk di meja yang biasa mereka tempati. Kedai ini cukup ramai. Meja-meja di dominasi oleh gerombolan anak sekolah yang baru pulang dari aktivitas mereka dengan seragam dan tas yang menempel pada tubuh mereka.
"Ini dia... cepat kan? Selamat menikmati." Mihwan meletakkan dua mangkuk besar ramen untuk Nyonya Jang dan anaknya.
"Gamshahamnida."
Mihwan membalikkan badannya untuk meninggalkan meja Nyonya Jang yang kemudian menahannya.
"Tunggu Mihwanssi"
"Apa kau tidak suka ramennya?"
"Ah tidak. Aku hanya ingin bertanya sesuatu."
"Silakan.."
"Di mana anak laki-laki yang bekerja di sini?"
"Sehun?"
"Ya, dia masih bekerja di sini kan?"
"Tentu saja, tapi dia juga seorang pelajar sama seperti Sulli, jadi dia bekerja setelah sekolah usai. Dan hari ini mereka ada kelas sampai sore. Tapi mereka belum kembali sampai sekarang, mungkin mereka masih bermain-main. Mereka masih muda."
—
Sehun dan dua perempuan yang dibawanya turun di depan kedai ramen Mihwan.
"Oh Aku lupa sesuatu Sehun-ah."
"Apa?"
"Aku lupa menghubungi Appamu. Cepat telpon dia, bilang kalau aku ada di sini dan suruh dia ke sini."
"Shireo, Halmeoni telpon Appa sendiri."
"Sehun-ah.... Apa kau mulai melawan Halmeoni sekarang?" Dua jari Nyonya. Oh sudah menjepit pipi Sehun.
"Halmeoni......" Sehun cemberut sambil mengelus pipinya kemudian mengeluarkan handphone dari saku celananya untuk menghubungi Appanya.
"Choi Sulli...Oh Sehun... Kalian dari mana saja?"
Ketiganya masuk ke dalam kedai ramen setelah Sehun selesai menghubungi Appanya. Sehun masuk bersama Sulli. Mrs.Oh mengikuti di belakang mereka. Suara mihwan membuat beberapa pelanggan menoleh ke arah pintu masuk. Termasuk Mrs. Jang. Mihwan mendekati mereka bertiga.
"Kalian bilang kelas berakhir sampai jam 6 dan sekarang kalian baru pulang. Kalian kencan?" Mihwan menggoda Sehun dan Sulli yang tersipu. "Cepat ke belakang dang anti baju kalian."
"Malam ini kami adalah pembeli Samchoon." Sehun tersenyum .
"Aku tidak termasuk dalam bagian 'kami' Samchoon." Sulli berjalan kemudian berhenti di samping pamannya.
"Ya, Choi Sulli berani-beraninya kau." Sehun menarik Sulli kembali ke sampingnya. "Dia milikku, samchoon."
"Aigo.. terserah kau saja Sehun-ah." Mihwan tertawa kemudian memperhatikan seseorang di belakang Sehun kemudian memberi penghormatan dengan anggukan kecil dan sapaan ramah.
"Annyeonghaseyo.."
"Annyeonghaseyo, Aku adalah nenek Sehun. Kalian terlihat sangat dekat."
"Tentu saja Nyonya, dia sudah seperti anakku sendiri. Silakan duduk, kalian mau pesan apa?"
Ketiga pelanggan –termasuk Sulli yang terpaksa ikut duduk karena Sehun dan pamannya sama-sama menyuruhnya untuk duduk- yang baru datang itu memesan ramen pada Mihwan dan mengobrol sebentar dengannya.
Nyonya Jang memperhatikan mereka. Dia memperhatikan wanita yang duduk di depan Sehun bersama Sulli. Tubuhnya menegang, wajahnya terasa panas. Nyonya Jang cepat-cepat menyelesaikan makannya, kemudian membayar makanan di kasir. Sehun tidak memperhatikannya karena sedang sibuk dengan Sulli dan neneknya.
Nyonya Jang tergesa-gesa berjalan ke arah pintu dengan anaknya. Sekali lagi dia melihat wanita itu untuk memastikan.
"Eomma.. hati-hati." Eunsok mengingatkan ibunya. Tapi sudah terlambat karena Nyonya Jang sudah menabrak laki-laki yang baru saja masuk.
Nyonya Jang jatuh tersimpuh di lantai karena tidak bias mempertahankan keseimbangan tubuhnya. Beberapa orang yang ada di dalam kedai ramen memperhatikannya, termasuk Sehun. Laki-laki yang ditabrak Nyonya Jang berhasil mengendalikan tubuhnya agar tidak jatuh, laki-laki itu kemudian mengulurkan tangannya untuk membantu Nyonya Jang berdiri. Nyonya Jang berdiri dengan cepat kemudian merapikan bajunya sebelum berterima kasih dan meminta maaf pada laki-laki itu. Nyonya Jang perlahan mengangkat kepalanya dan memperhatikan laki-laki di depannya. Sehun melihat semua itu dan ketegangan menyelimuti tubuhnya.
Bagai tersambar petir, kaki Nyonya Jang menjadi lemas dan dia kembali jatuh di lantai setelah melihat dengan jelas wajah yang ada di depannya. Eunsok mencoba untuk membantu Eommanya kembali berdiri tapi usahanya sia-sia karena Nyonya Jang seperti menempel pada permukaan lantai. Laki-laki itu, Oh Youngmin memandang Nyonya Jang. Wajahnya seketika pucat dan tubuhnya seketika membeku. Diam. Bahkan orang-orang yang ada di dalam kedai ikut memperhatikan apa yang selanjutnya terjadi tanpa bergerak sedikitpun.
Nyonya Oh sadar dengan apa yang sedang terjadi. Siapa bertemu siapa. Dia bias melihat siapa perempuan yang jatuh di depan anaknya. Wajahnya dapat ia kenali meskipun sedikit tertutup rambut. Dengan melihat ekspresi Youngmin, Nyonya Oh semakin yakin dengan apa yang dilihatnya. Semua wajah yang terlibat terlihat tegang kecuali Sulli yang tidak tau apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
What is Love, Hun?
Teen Fiction-Oh Sehun- my name is Oh Sehun. and that's it. If you ask me about what is love, then my answer is totally simple. Love is...... English Version at https://www.asianfanfics.com/story/view/579472