Arlando Davidson, pria tampan yang sangat cerdas dan kaya. Namun sayang ia engan untuk membuka hati pada siapapun termasuk kepada wanita yang mendekatinya. Terlalu nyaman akan kesendiriannya membuatnya ogah untuk menikah meski kini usianya sudah cukup, ditambah ia sangatlah mapan tak jarang itu semua membuatnya sering kali dijuluki 'Bujang Laput', miris bukan akan julukan yang sangat tidak nyaman didengar olehnya.
.
.
.Cuaca yang sangat terik. Namun, tak membuatnya untuk berhenti berkutik dengan segala kegiatannya. Yah, kini pria tampan yang memiliki nama Arlando Davidson atau yang sering disapa Arlando tersebut ia tengah mengangkut barang-barangnya kedalam rumah barunya yang bertepat disebuah Desa yang masih terlihat asri.
Rumah yang lebih sederhana dari rumah yang sebelumnya. Namun, tetap saja rumahnya lah yang paling mencolok diantara rumah yang lainnya, jika yang seperti ini saja diangap sederhana bagaimanakah rumah yang sebelumnya..., setelah selesai dengan kegiatannya segera ia membersihkan dirinya lalu kembali kedalam kamarnya mengistirahatkan tubuhnya yang sudah terlalu lelah.
Dilain sisi seorang wanita tengah bersiap untuk melaksanakan sholat teraweh berjama'ah, ia selalu dipercaya untuk menjadi imam para santri wati, suara merdunya mulai mengayun membuat siapa saja yang mendengarnya merasakan getaran pada jiwanya. Lantunan ayat-ayat Allah terdengar indah penuh cinta.
Perlahan seseorang membuka matanya dan memperjelas indra pendengaran-nya, ia melangkah mendekat kearah jendela kamarnya dan menyibakan gordeng yang menghalanginya. Perlahan suara itu semakin jelas terdengar, suara yang berasal dari pesantren para santri wati yang bertepatan disebelah rumahnya. Tak sadar senyum itu terukir dari bibir tipisnya.
.
.
.Hari-hari berlalu kini suara indah itu telah menjadi candu baginya, tak pernah sekalipun ia absen untuk tak mendengar suara indah itu. Tak dapat dipungkiri kini iapun sangat penasaran dengen siapa pemilik suara indah tersebut, setiap lantunan yang dulu ia angap biasa-biasa saja kini tidak lagi, lantunan ayat-ayat itu kini terdengar indah dan bermakna seakan setiap bait-bait ayat tersebut menyimpan berjuta rahasia yang membuatnya merasa penasaran, ayat yang bahkan mampu membuat hatinya merasa damai tanpa sebab.
"Siapa kamu, Tuhan bolehkah aku menemui siapa pemilik suara indah ini?"
Arlando akui bahwa ia tidak hanya menyukai suara indah itu, akan tetapi ia mulai mencintai setiap keindahan yang tercipta dalam bait-bait yang penuh keistimewahan tersebut atau mungkin kini ia telah membuka hatinya. Jika iya, maka itu adalah karunia dari sang maha pemilik rasa sekaligus itu akan menjadi rintangan baru dalam hidupnya, karna wanita pemilik suara indah itu sudah tentu ia adalah seorang wanita Muslimah. Sedangkan ia adalah seorang Nonmuslim yang tentu saja itu tak mungkin bisa bersatu karna perbedaan diantara keduanya.
Suara itu telah berhenti, Arlando kembali menutup jendela kamarnya dan segera merebahkan tubuhnya diatas kasur yang empuk hingga matanya terpejam dan mulai masuk kealam mimpinya.
Matahari telah berada diatas, kini sinarnya telah menerangi alam semesta menandakan waktu telah siang dimana seharusnya orang telah memulai kegiatannya kembali. Tapi, tidak dengan seorang yang masih mengulung dirinya dengen selimut tebal, ia masih engan untuk beranjak dari tempat tidurnya. Sampai terdengar suara bell rumah menandakan diluar sana tengah ada yang menekannya.
"Arghh..., bisa tidak bertamu itu jangan pagi pagi" What pagi, dia kira waktu masih pagi.
Dengan masih mengenakan baju tidurnya yang terlihat kusut ia Arlando melangkahkan kakinya menuruni anak tangga dengan malasnya. Dan bersiap untuk memberi hadiah pada orang yang telah menganggu tidurnya tak lain tak bukan hadiah itu berupa semburan dari bibir tipisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAJAK KISAH
Short StoryTentang cinta, tentang dia dan sebuah perasaan. Berisikan beberapa Cerita Pendek yang benar benar terinsfirasi dari kegabutan selama dirumah aja, tak ada sangkut paut dari kisah keseharian. Semua cerita real dari sebuah khayalan yang tertuang dalam...