CHAPTER 17 : Dirga and his Oi
Suara langkah kaki diatas jembatan ditengah sungai mengisi sore dengan langit jingga hari itu. Dua insan yang tampak berjalan beriringan namun seperti orang yang tidak saling mengenal. Agatha menatap ujung jembatan. Jembatan ini sebenarnya tidak layak disebut jembatan karena hanya berukuran seperempat lebar sungai, diujungnya akan ada tempat untuk pengunjung duduk. Cewek itu melirik Dirga yang sudah duduk diujung jembatan, sebenarnya tidak banyak orang yang berani duduk benar benar di ujung, pasalnya dibawahnya akan langsung bertemu segerombolan ikan yang menunggu makanan dari pengunjung.
"Lo sering kesini?" tanya Agatha. Dirga mengangguk mengiyakan. "Dulu sering, akhir akhir ini udah nggak"
"Kenapa?"
Cowok itu menghembuskan napas pelan, "ngga ada yang bisa gue ajak" Agatha menangkap raut muram Dirga yang membuat cowok itu hanya mampu mengayunkan kaki memandangi ikan, lalu beralih menatap langit, lalu menatap ikan lagi, begitu seterusnya.
"Dulu gue punya temen.."
Agatha menoleh, tiba tiba saja Dirga kembali bersuara.
"Nggak bisa disebut temen sih, gue bahkan gak tau nama aslinya"
Agatha tertawa sumbang, "lo bercanda?"
Dirga tak menanggapi, hanya mengatup bibir sambil berdehem pelan saja.
"ngaco anjir, temenan tapi gatau nama" lanjut Agatha.
"Memang"
Dirga meneguk saliva, menunduk sekilas.
"Aneh banget, gue tau."
"Dan gue nyesel nggak pernah tau namanya."
Seakan terhipnotis, Agatha ikut merasakan aura yang perlahan berubah diantara Dirga. Cowok yang biasanya nyebelin dan tukang ganggu kini jadi lebih pendiam sejak Mickey datang dengan santainya mengekori Agatha di sekolah. Ah, mungkin masih menyebalkan terkadang, tapi seperti tertutupi oleh Mickey.
Agatha juga baru sadar, cowok itu akhir akhir ini kelihatan lebih muram, padahal dulunya tak berhenti memasang wajah menyebalkan.
"Temen lo itu....enggak tau juga nama lo siapa?"
Entah dorongan dari mana, justru kalimat itulah yang tiba tiba saja Agatha lontarkan. Dirga yang sempat menunduk jadi tegap kembali, ia sempat membuka mulutnya, namun terkatup lagi setelah beberapa detik kemudian.
"Kayaknya...."
Pemuda itu tampak menipiskan bibir, lalu terkekeh pelan melanjutkan.
"-enggak"
Agatha tidak tau harus bereaksi seperti apa. Apalagi sebenarnya cewek itu tidak pernah berbicara empat mata dengan Dirga, tanpa sirat benci tentunya. Agatha sempat berpikir untuk menghibur atau sekedar mengganti topik, tapi kembali lagi.
Mereka tuh nggak dekat.
Lagipula cowok ini biasa mengejeknya dengan embel embel sok berkuasa, penegak disiplin, atau menyinggung konflik keduanya yang sempat terjadi.
Cowok yang biasanya menatapnya benci dan jengkel itu kini hanya menatap lurus jembatan, sekilas genangan air dibawahnya. Tanpa sadar ia bercerita.
Singkatnya, cowok ini sekarang sedang curhat.
"Ehm, kalian deket banget kayaknya dulu?" tanya Agatha sedikit menggeser topik, meskipun masih membahas teman lama cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIST [REMAKE] SOON
Jugendliteraturstarted the new version at September 2021 ended at -