________
"Sudah, nggak apa apa. Lain kali pasti bisa menang kok" hibur Miss Jane sambil merangkul gadis berseragam yang mengapit map kertas disela lengan kanannya. Gadis berambut panjang itu mengangguk dengan wajah sedikit sendu.
Keduanya berjalan menyusuri koridor kelas 11, disertai dengan kalimat kalimat penghiburan singkat yang terus ditujukan oleh guru muda pada si murid.
Pintu kelas IPA 3 mulai terlihat, Miss Jane melepas rangkulannya dan beralih memegang bahu gadis itu.
"Tetap semangat ya,
Alena."
Lagi lagi, siswi yang dipanggil Alena itu hanya mengangguk dan kini agak mengulas senyum tipis. "Iya miss"
Miss Jane tersenyum lalu menepuk nepuk pelan bahu Alena sebelum pamit meninggalkan gadis itu didepan pintu kelasnya.
Alena meraih gagang pintu kelas sambil menghela napas, lalu membuka dan berjalan masuk. Keadaan kelas setengah riuh, beberapa orang saling berbicara karena sedang tidak ada guru. Alena melangkah menuju bangkunya dengan tenang, sementara teman teman sekelasnya bersiap pulang.
Seseorang bernama Zeva mendekati bangku Alena dengan senyum tipis, ia memegang tali ranselnya sambil menatap gadis didepannya itu.
"Len, semangat yaa? ngga papa ngga menang yang kali inii, nanti bisa dicoba lagi" hibur gadis itu.
Alena mengangkat kepala dan mengangguk membalas gadis itu. "Iya Ze, makasih ya"
Kini Alena mengemasi tasnya bersama Zeva yang kini mengelus lengan gadis itu pelan, menunggunya untuk keluar kelas bersama.
"ekhem" suara deheman nyaring membuyarkan suasana kelas yang semula sedikit riuh menjadi senyap. Semua mata kini tertuju pada seorang gadis dengan rambut pendek yang dikuncir asal dan earphone hitam yang hanya terpasang sebelah.
"Tuh kan, kalah juga ternyata." gadis itu kembali berbicara, dengan tawa sinis kecil mengemasi isi tasnya. "Harusnya gue yang kemarin ikut lomba"
Seisi kelas tidak berani merespon apa apa, bahkan Alena disebelah Zeva juga masih diam tanpa memandang kearah gadis itu.
Ia terkekeh pelan, "Minggu lalu kayaknya lo begging banget ya pengen ikutan? ternyata Miss Jane munafik juga..disogok dikit yang goblok langsung di gas" katanya sarkas.
Zeva tampak memanas, "Agatha mending lo diem deh, apaan sih—"
"Memang dari awal lu cuma mikirin maunya elo doang, tanpa sadar lo mempertaruhkan nama sekolah," suaranya terjeda, "dengan persiapan lo yang abal abal itu."
Alena yang sempat mengemasi tasnya terhenti dalam sekejap. Ia tak berani menoleh pada Agatha, hanya mematung dengan tangan meremas buku modul.
"Udah mohon mohon bersikeras terus kalah pula, bikin malu satu sekolah, tau ga lo?" gadis bernama Agatha itu kini bangkit dengan wajah datar namun berkesan sinis kemudian berjalan keluar kelas tanpa berbicara lagi.
________
𝗜𝗡𝗧𝗥𝗢𝗗𝗨𝗖𝗜𝗡𝗚
the 𝙖𝙣𝙩𝙖𝙜𝙤𝙣𝙞𝙨𝙩 main cast, Agatha Theopany
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIST [REMAKE] SOON
Teen Fictionstarted the new version at September 2021 ended at -