Sosialisasi 3

3 1 0
                                    

Tersenyum dalam keterpaksaan memang susah, namun jika dengan senyuman mu bisa membuat orang lain tersenyum. Maka yakinlah kebahagiaan akan selalu membersamaimu.

aniisaameliaa

***

Doni berjalan ke arah gerbang berwarna hitam dengan tulisan SD Cendana terpampang jelas. Viona mengikuti pemuda di depannya. Sampai di depan ruang kepala sekolah, Dino segera meminta ijin untuk mengajak adek-adek di sana untuk mengikuti Pesantren Ramadan. Kepala sekolah menyetujui hal itu, mereka dipersilahkan untuk menyampaikan maksudnya ketika jam pulang.

Setelah menunggu beberapa jam kemudian, bel tanda pulang sekolah berbunyi. Doni segera memasuki ruang kelas para anak-anak di sana. Mereka tampak antusias bagi anak-anak berumur 7-12 tahun.

"Assalamu'alaikum adek semuanya," ujar Foni membukanya.

"Wa'alaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh," jawab serentak.

"Maaf ya adek-adek, kakak meminta waktunya dulu sebentar. Kakak di sini mau mengajak adek-adek untuk ikut dalam Pesantren kilat Ramadan besok. Nanti kalian akan belajar ngajii loh," bujuk Doni.

"Oh iya,kita punya snacks buat semuanya," ujar Viona lalu mulai membagikan makanan ringan itu kepada anak-anak di sana.

Dengan senang hati, anak-anak di sana menerima snacks yang diberikan oleh Viona. Wajah bahagia mereka terpancar ketika menerimanya. Viona kembali ke depan, ia berdiri di samping Doni dengar jarak sekitar tiga langkah.

"Bagaimana adek-adek sudah semua dapat snacks nya?" Tanya Doni.

"Sudah kak," sahut para siswa.

"Gimana nih kabar adek-adek semua?" Suara pemuda itu menggema di dalam kelas yang luasnya cukup untuk seluruh siswa-siswi SD Cendana.

"Alhamdulillah baik," jawab mereka serentak.

Viona tersenyum mendengar jawaban dari anak-anak di sana, "Hallo semuanya, kata peribahasa tak kenal maka tak sayang. Nah biar sayang kita kenalan dulu yah. Nah kenalin nama kakak Viona dan yang di samping kakak namanya Kak Doni," jelas Viona.

"Hallo adek-adek, salam kenal yah," sahut Doni.

"Kakak berdua cocok," celetuk seorang anak kecil nan imut yang duduk di depan, temannya yang di samping anak itu segera membekap mulut temannya.

Mendengar perkataan dari anak kecil itu, Viona menghampirinya. Ia menatap anak kecil yang sudah bisa ditebak usianya sekitar 7 atau 8 tahun.

"Hai, nama kamu siapa?" Sapa Viona.

"Tatia kak," ujar anak yang diketahui namanya Tatia.

"Tia, ih kamu lucu banget," ucap Viona kmeudia memegang pipi anak itu gemas. Sedangkan anak yang di cubit pipinya hanya tersenyum polos. Viona tersenyum ke arahnya, lalu kembali ke tempatnya.

Ana Musytaq Ilaik Yaa UstazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang