Chapter 7

897 131 15
                                    

Gk ada adegan bunuh-bunuhan dulu ya Hyung😌

Takut kalian mual pas baca, kan lagi puasa, kalo batal kan gk ucul;)

Selamat membaca ❣️

.
.
.

Jung Jaehyun, berjalan dengan santai sembari menjinjing sekantung plastik berisi beberapa keperluan rumah yang memang telah habis dirumahnya. Menapaki tiap langkah dengan perlahan sembari memperhatikan orang-orang yang juga sepertinya tengah sibuk dengan urusannya masing-masing.

Dia memakai sebuah kaca mata yang terpasang apik dihidung bangirnya agar kedua matanya bisa sedikit melihat dengan jelas. Jaehyun hanya memiliki sedikit minus dimatanya, itu terjadi sejak beberapa tahun terakhir saat Jaehyun hanya terus memandangi foto mendiang istrinya hingga berjam-jam tanpa henti.

Langkah Jaehyun memelan lalu terhenti saat lampu merah untuk pejalan kaki terlihat, membuatnya kini berdiri tepat bersama beberapa orang yang juga tengah menunggu hal yang sama.

Jaehyun tak begitu memperdulikan sekitarnya, sembari menunggu rambu itu berganti ingatan Jaehyun seakan terbawa pada saat-saat dimana dirinya masih berusaha untuk menarik perhatian seorang gadis cantik lagi sederhana bernama Park Chaeyoung.

Gadis yang memiliki bias putih di kedua mata indahnya, gadis lugu yang begitu halus ketika berbicara.

Jaehyun mengulum senyumnya tanpa sadar saat mengingat tiap waktu dimasa lalunya yang kembali berputar dalam benak. Mengingat bagaimana manisnya senyum milik sang istri yang kini sudah meninggalkannya membuat Jaehyun tidak mungkin lagi untuk sekedar menatap bagaimana kelopak mata seindah helai kelopak bunga mawar itu mengedip dengan cantik untuknya.

Jaehyun lalu menunduk seraya menatap sepasang sepatunya yang sudah usang dibawah sana.

Semenjak ditinggalkan oleh istrinya Jung Jaehyun tak lagi begitu peduli dengan bagaimana penampilannya, memakai baju seadanya dan hal-hal lain yang juga tidak begitu dia hiraukan. Jaehyun lebih sering membayangkan rasa nyaman saat tangannya memegang erat tangan hangat Chaeyoung-nya, menuntunnya untuk berjalan bersamaan.

Tapi yang mampu Jaehyun lakukan kini hanya menghela napasnya dalam-dalam seraya membesarkan hati bahwa kepergian istrinya itu adalah takdir, semua yang telah terjadi di masa lalu adalah takdir.

Takdir yang dibuat oleh para bajingan itu atas hidupnya.

Jaehyun tidak pernah sekalipun berpikir untuk menyakiti orang lain, dia bahkan tidak sanggup untuk membunuh seekor serangga jika itu tidak memiliki alasan yang kuat.

Namun kini, Jaehyun bahkan sudah mampu melenyapkan dua nyawa yang telah berani menyakiti istrinya hingga tewas.

Itu berarti bahwa takdir yang tercipta baginya adalah untuk menghabisi orang-orang yang telah merenggut nyawa istrinya bukan ?

Dia hadir untuk. enjadi malaikat maut untuk mereka semua. Jaehyun hanya melakukan semua itu sebagaimana mestinya.

Jaehyun hanya ingin menuntut keadilan dengan konsep 'nyawa dibayar dengan nyawa'.

Kedua kaki panjang milik pria Jung itu kembali berjalan saat rambu sudah berubah ke warna hijau untuk pejalan kaki. Pria Jung itu kini melangkah agak terburu-buru karena ingin segera sampai ke rumahnya aga dia bisa mengistirahatkan tubuhnya yang lelah.

Dia juga ingin tertidur sambil memeluk foto istri tercintanya dalam tidur.

Jaehyun menaiki beberapa anak tangga sekaligus untuk menuju ke unit apartemen sederhananya. Pada awalnya Jaehyun terlihat tenang-tenang saja, namun saat Jaehyun tepat berada diujung koridor menuju unitnya seseorang terlihat memunggungi Jaehyun dengan berdiri tepat di depan pintu unitnya.

I'm Not A Psychopath | Jaerose | On goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang