|19| : Ultimatum

135 36 26
                                    

–o0o–
H A P P Y
R E A D I N G
–o0o–

Lenguhan keluar dari bibir lelaki manis yang saat ini dalam keadaan terikat. Ia mengerjapkan matanya sebentar lantas mengalihkan pandangannya ke kanan dan kiri, tempat ini asing bagi nya. Dejun meringis kala tangan dan kakinya tidak sengaja tergores tali yang mengikatnya saat ini.

Matanya memanas kala dia bisa melihat Ten, Ibunya, Ayahnya, Sejun dan 2 orang yang asing di matanya tengah bernasib sama dengan nya. Terikat dan pingsan. Hanya dia yang sudah bangun.

Dia mencoba membuka ikatan di tangan nya tapi tidak bisa. Ikatannya terlalu kuat. Ia mencoba menanggil Ten yang letak nya tak jauh darinya saat ini. Ia terus mencoba membangun kan Ten, Ayah dan ibunya.

Usahanya berhasil kala melihat Ten melenguh pelan lantas mendongak kan kepalanya. Ten menoleh ke kiri dan mendapati Dejun yang terikat. "Shh kita dimana? Dan kenapa kita bisa begini?"

Dejun hanya bisa menggeleng kecil karena jujur saja kepalanya terasa pusing serta tubuh yang lemas. Suara pintu terbuka mampu membuat Dejun dan Ten menoleh dan mendapatkan seorang laki laki yang tidak asing baginya hingga ia menoleh ke arah Ten saat pria manis itu menyebut

"Uncle Mark?"

o0o

Hendery mengisi peluru revolver yang akan digunakannya nanti lalu memasukannya ke dalam saku celananya. Dia sedang menyiapkan pasukan untuk mengepung gedung terbengkalai tempat Dejun dan Teman temannya di sekap. Hendery tentu bisa mengetahui tempat penyekapan mereka dari alat pelacak milik Ten yang sudah ia beri sebelum nya untuk jaga jaga.

Hendery menoleh ke samping; terdapat Johhny dan 3 Panglima kepercayaanya yaitu Jaehyun, Yuta kekasih Winwin dan Kun. Ya, Kun memang sudah mengenal Hendery dari lama tapi ia menurut saja dengan alur sekenario buatan Hendery. Ia juga membantu bagaimana pertemuan Dejun dan Hendery di lobby. Hanya berdialog mengajak Dejun untuk menemaninya membeli boba di luar kampus dan saat mereka berpapasan dengan Hendery ia memberi kode dan akhirnya tabrakan sengaja–dimata Hendery terjadi.

Hendery menepuk pundak Johhny untuk agar bisa menahan emosi. Terlihat dari raut suram milik lelaki tinggi tersebut menandakan emosi yang memuncak karena mendapatkan kabar bahwa tunangan nya menjadi korban penyekapan.

Setelah dirasa semua siap, Hendery lalu memberi intrupsi untuk memasuki mobil masing masing dan Hendery memilih membawa mobil sendiri karena ia masih memiliki urusan kecil sebelum ikut menyerang. Dia memasang alat interkom ditelinganya yang digunakan untuk komunikasi antar panglimanya. Dia menekan tombol kecil di alat tersebut. Setelah mendengar suara ke empat teman teman nya dia lantas memberi arahan.

"Kalian serang duluan saja sesuai rencana, aku masih harus mengurus sedikit masalah."

Hendery menyeringai kala tempat tujuan sudah didepan mata, dia lantas membelok kan setir menuju belakang gedung yang umumnya jarang ada yang menjaga. Setelah memarkirkan mobilnya agar tidak diketahui 3 penjaga yang sedang berjaga, ia lantas turun tidak lupa membawa tas ransel berisi berberapa bom dan granat.

Ia menunggu berberapa menit lalu setelah mendengar bunyi ribut pistol beradu di area depan gedung ia segera menyiapkan pistolnya.

Dor dor dor

Tiga peluru melayang ke arah penjaga tadi yang sudah berakhir tumbang dengan darah mengucur dari kepala yang terdapat lubang kecil. Dia lantas segera berlari ke arah mobil hitam yang terpakir disana. Meletakkan tas ransel itu ke dalam bagasi mobil tersebut, lalu kembali berlari masuk ke dalam gedung untuk ikut berperang.

Between You And Time [HenXiao : On going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang