"Kamu begitu menakjubkan bagiku, tapi aku begitu memuakkan bagimu."
*****
Reason: 06
"(Namakamu)."
"(Namakamu) sanjaya?"
"(Namakamu) San Jay A."
"(Namakamu) S Anjay A?"
"(Namakamu) -Ehhehe."
Iqbaal menggaruk tengkuknya secara refleks saat mendapat tatapan maut dari (Namakamu). Iqbaal sengaja memanggil (Namakamu) dengan berganti-ganti nada agar wanita itu mau meresponnya.
"Kamu jangan kemana-mana ya malam ini, Kita di undang diacara makan malam bersama keluarga kamu dan keluarga saya (Namakamu)," Ujar Iqbaal mengatakan maksudnya yang telah mengganggu (Namakamu) dipagi hari yang cerah ini.
"Lo kalo mau dateng-dateng aja, gue males."
"Loh, kok gitu?"
"Harus banget ya gue jawab dua kali, Gue-males!"
Iqbaal menghela, "Gimana caranya bikin mood kamu jadi nggak males malam ini?"
(Namakamu) mendelik, "Gue kalo lagi males bisa lima hari, jadi lo, jangan coba-coba ganggu gue kalo nggak mau mati!" Tukas (Namakamu) menodongkan garpu ditangannya kedepan wajah Iqbaal.
Hening beberapa saat. (Namakamu) kembali menatap salad buahnya dengan tidak selera, mood nya selalu saja buruk jika berdekatan dengan Iqbaal.
Menggeser kursinya, (Namakamu) bangkit diikuti Iqbaal yang hendak mengikuti langkah (Namakamu) jika saja wanita itu tidak berhenti dengan tatapan Buasnya.
"Gue bilang jangan ganggu gue Lo mau mati Ha?!" Pekik (Namakamu)
Iqbaal hanya mengangkat bahunya santai. "Selow aja, saya penantang maut soalnya."
(Namakamu) menggertakan giginya saking merasa kesal pada tingkah Iqbaal.
"Terserah!"
"Ok-"
Brak.
Iqbaal hampir melonjak karena terkejut setelah Namakamu menutup pintu kamar dengan kencang bak tendangan macan milik Madun.
"Okey, jantung ku masih aman" Kata Iqbaal mengusap-usap dadanya sendiri
***
Jam di dinding sudah menunjukan pukul 13:05, sudah siang namun Namakamu masih belum keluar dari kamarnya, tentu saja Iqbaal tidak diam saja, sudah empat kali pria itu bolak-balik mengetuk pintu kamarnya berharap wanita itu mau keluar, tapi tetap saja tak ada respon yang baik.Dan sekarang yang kelima kalinya Iqbaal berniat mencoba. Menarik nafas dahulu sebelum mengetuk perlahan pintu kamar itu
"Namakamu?"
Tak ada jawaban.
"Namakamu kamu Okey kan?"
Masih hening.
"Namakamu.."
Iqbaal mulai resah.
"Kamu nggak lagi pingsan kan Namakamu? Kalo iya, coba buka pintunya dulu, sayang kalo di dobrak."
Iqbaal sama pintu aja sayang Namakamu, wkwk.
Oke fiks, Iqbaal panik.
"Saya telepon ambulance sekarang, sumpah Namakamu, beneran ini.."
"Bacot!"
Huft. Iqbaal menghentikan kelikan dponselnya, pria itu menghembuskan nafas lega saat suara Namakamu terdengar dibalik pintu sana.
"Di depan ada Gofood, kamu pesan makanan Namakamu?"
Dari balik pintu dahi Namakamu mengkerut, ia tidak memesan apapun, apa Iqbaal tengah bergurau
"Enggak."
"Tapi si abangnya udah di depan dari tadi, katanya untuk Nona Namakamu," Kata Iqbaal
Namakamu semakin heran, apa ada yang mengirimkan makanan untuknya, siapa?
Mama kah?
Atau, Nichol?
Mengingat pria itu tanpa fikir panjang Namakamu berlari keluar kamarnya, bahkan membuka pintu dengan cepat hingga mengejutkan Iqbaal yang hampir tertabrak.
Pria itu mengikuti langkah Namakamu yang berlari cepat keluar menghampiri pengantar makanan diluar
"Itu untuk saya Mas?" Ujar Namakamu setelah berhadapan langsung dengan abang Gofood.
"Iya, Nona Namakamu ya?"
"Iya saya, dari siapa ya Mas?"
Abang Gofood itu melihat kembali pada layar ponselnya. "Atas nama Tuan Iqbaal Dhiafakhri."
"Ak!" seketika raut wajah Namakamu berubah 99 derajat dari pada tadi. Sial.
"Oh, yaudah, makasih ya Mas" kata Namakamu, lalu berbalik hendak masuk ke dalam rumah
"Ee Mbak!"
"Ha, iya kenapa?" ujar Namakamu agak terkejut
"Maaf mbak, kata Mas yang pesan ini saya bakal dapet tip kalo nganterin langsung ke mbak nya," Kata abang Gofood dengan cengiran khas nya
Namakamu yang kebingungan pun langsung merogoh saku baju rumahannya, sedikit panik saat hanya ada uang pecahan 5000 dikantungnya
Menatap abang Gofood yang ikut memberikan cengirannya. "Cuma ada goreng Mas, ehe!"
Abang Gofood itu tetap tersenyum hangat, lalu menerima Uang itu dari Namakamu. "Gapapa mbak, rejeki harus di syukurin."
Namakamu mengangguk lalu masuk kedalam rumahnya dengan perasaan kesal dihati nya yang menggebu-gebu
"Eh! Udah di ambil ya?" Ujar Iqbaal saat melihat Namakamu menghampirinya dengan menenteng kantung plastik berisi makanan
"Bangsat!"
"Astagfirullah, ga boleh ngomong kasar-"
"Tapi lo anjing punya sikap kayak gitu!!" sentak Namakamu menyela ucapan Iqbaal
Bukannya ikut kesal Iqbaal malah terkekeh, begitu lucu saat melihat wajah Namakamu yang memerah dengan emosi yang meledak-ledak
Iqbaal ini ingin buat Namakamu mati darah tinggi ya?
Malas melihat Iqbaal lama-lama semakin akan membuat Namakamu berkecamuk dalam emosi nya yang menggebu, ia langsung saja berlalu dari hadapan Pria itu
Namun Iqbaal dengan sigap mencegah Namakamu dengan menahan tangan wanita itu meskipun langsung ditepis dengan kasar
Tatapan Namakamu yang begitu terlihat muak pada Iqbaal berhasil membuat Iqbaal mengubah mimik wajahnya, ada perasaan sedih karena hal itu.
"Kamu belum makan Namakamu, makan dulu," Kata Iqbaal dengan nada suara yang serius
"Gue nggak laper."
"Tapi itu soto, makanan kesukaan kamu kan?"
Alis Namakamu bertaut, "Dari mana lo tau?"
"Mama Elma."
Oh. Namakamu ber-oh dalam hati.
"Gue nggak nafsu makan kalo liat lo, buang aja."
Iqbaal lagi-lagi menahan tangan Namakamu saat wanita itu hendak kembali berlalu. Melihat refleks ekspresi Namakamu yang menatap nyalang tangannya, Iqbaal langsung faham dan melepaskan tangannya dari lengan Namakamu
"Saya bisa pergi selagi kamu makan," Kata Iqbaal yang entah kenapa suaranya terasa berat menahan sesuatu yang tiba-tiba sakit dikerongkongannya.
-------------------------
Ibay nahan skt ati keknya:(
KAMU SEDANG MEMBACA
HAL HEBAT [𝐈𝐃𝐑]
Fanfic➪𝙵𝙾𝙻𝙻𝙾𝚆 𝚃𝙷𝙴 𝙵𝙸𝚁𝚃𝚂! ●●● Iqbaal Dhiafakhri selalu menyandang predikat baik bagi orang-orang yang mengenalnya. Kebijaksanaan dan kecerdasan nya kadang kala membuat oranglain takjup. Sampai suatu malam tiba-tiba Iqbaal merenggut kesucian s...