Saat ini Woojin sedang duduk di kursi taman, tiba tiba ia teringat bahwa ia memiliki janji dengan Yoojung, ia pun langsung pergi ke Caffe Zero. Ketika sampai ia melihat Yoojung yg telah menunggunya. Woojin pun langsung menghampiri Yoojung dan menyapanya.
“Yoojung – ah kau sudah lama menunggu? Maaf aku terlambat. “ Ucap Woojin sambil menggaruk tengkuknya yg tidak gatal sama sekali.
“Ah ti...Tidak aku juga baru sampai, duduklah.” Jawab Yoojung dengan gugup.
Woojin pun duduk dan suasana mulai canggung hingga Woojin membuka pembicaraan.
“Kenapa kau ingin bertemu denganku? Apakah ada hal penting?. “ Tanya Woojin.
“A... Ani aku hanya... Aku hanya...“ Jawab Yoojung dengan gugup.
“Wae? Katakan saja jika ada hal yg mengganggu di pikiranmu, dan santai saja tidak perlu gugup. “ Ucap Woojin sambil tertawa.
“Se... Sebenarnya aku... Aku... Menyukaimu. “ Jawab Yoojung sambil menunduk.
Woojin yang sedang minum pun akhirnya tersedak karena terkejut dengan pernyataan Yoojung yang menurutnya sangat tiba-tiba itu.
“Uhuk... Uhuk... Ap... Apa kau bilang? “ Tanya Woojin dan membuat Yoojung semakin menunduk.
“Ma... Maaf aku tidak bermaksud, tapi biarkan aku mengatakannya meskipun kau tidak membalasnya aku tidak apa-apa , aku memang tidak secantik dan seceria Yena, tapi aku benar-benar menyukaimu hiks. “ Ucap Yoojung sambil terisak.
"Apa kau bilang tadi? Yena? Kenapa dia?" Tanya Woojin bertubi tubi.
"Bu... Bukankah kau menyukai Yena?" Ucap Yoojung.
"Aah itu... Itu..." Ucap Woojin menggantung yang membuat Yoojung semakin terisak.
Woojin yg melihatnya menjadi tidak tega, ia pun menepuk pelan pundak Yoojung untuk menenangkannya.
“Ayo keluar kita bicarakan hal ini di taman saja. ” Ucap Woojin dengan halus, Yoojung mengangguk ia pun mengikuti Woojin ke taman, dan duduk berdua bersama Woojin di kursi taman.
“Mian aku... Aku hanya memikirkan perasaanku tanpa memikirkan perasaanmu dengan bicara seperti itu kepadamu maafkan aku. “ Ucap Yoojung sambil menunduk.
“Kenapa minta maaf? Kau tidak berbuat hal yg menurutku salah, jujur sebenarnya ini terlalu mengejutkan bagiku, jadi tidak apa-apa. Ta... Tapi aku minta maaf, karena membuatmu menangis. “ Ucap Woojin dengan canggung.
"Tidak apa-apa aku saja yang terlalu sensitif." Ucap Yoojung sambil tersenyum tipis.
Kemudian Woojin melihat jam yg menunjukkan pukul 20.30, ia pun segera mengajak Yoojung untuk pulang bersama.
“Yoojung – ah ayo pulang, ini sudah mulai larut aku akan mengantarmu sampai rumah. “ Ucap Woojin sambil tersenyum yang membuat jantung Yoojung berdebar kencang.
“Ti... Tidak usah Woojin-a aku bisa pulang sendiri. ” Jawab Yoojung tapi Woojin menggeleng.
“Tidak tidak, aku tidak bisa membiarkan seorang gadis pulang sendirian dimalam hari, kau tau sendiri kan sekarang sedang marak kasus pembunuhan, aku tidak akan membiarkanmu pulang sendiri ayo ku antar kau pulang. “ Ucap Woojin sambil menarik tangan Yoojung.
Skip
Setelah mengantar Yoojung, Woojin langsung pulang ke rumah. Dalam perjalanan pulang ia tiba tiba di hadang sebuah mobil, dan seorang pria tak dikenal tiba tiba mengunci pergerakan Woojin, Woojin tak diam saja ia berontak ingin melepaskan diri tapi sayang tenaga pria itu lebih kuat. Hingga pria itu menyuntikkan obat bius di samping leher Woojin. Perlahan-lahan kesadaran Woojin menghilang dan ia jatuh pingsan. Pria itu pun membawa masuk Woojin kedalam mobil dan mulai melajukannya entah kemana.
.
.
.Dilain tempat Jihoon dan para polisi telah sampai di Busan, ia merasa lelah karena perjalanan yang cukup jauh. Jihoon pun pamit untuk pergi ke rumah Tuan Lee untuk bertemu Daehwi dan sekaligus menginap disana.
Dalam perjalan ia bertemu dengan Daehwi, Jihoon dengan hebohnya berteriak memanggil manggil Daehwi, Daehwi yg menyadari bahwa ia merasa terpanggil langsung menoleh ke arah suara panggilan itu. Betapa terkejutnya ia mendapati Jihoon sedang melambaikan tangan serta berteriak memanggil namanya. Daehwi pun berlari ke arah Jihoon dan memeluknya bagaikan teletubis.
“HYUNG KENAPA KAU DISINI? KAPAN KAU TIBA? WOOJIN HYUNG MANA? “Tanya Daehwi bertubi tubi.
“Yak! Tenang dulu kita ke rumah mu dulu aku lelah. “ Jawab Jihoon.
“Eoh? Ba... Baiklah kalau begitu. “ Ucap Daehwi.
Keduanya pun segera pulang ke rumah Daehwi. Sesampainya disana mereka langsung terjun ke ranjang Daehwi dan mulai mengobrol
"Woojin hyung mana? Kenapa tidak ikut hyung?" Tanya Daehwi.
"Dia tidak mau ikut, katanya ia punya janji dengan seseorang mungkin besok atau lusa dia baru kesini." Jawab Jihoon, Daehwi hanya menganggukkan kepalanya.
"Memangnya hyung tidak sekolah? Sekarang kan bukan hari libur." Tanya Daehwi.
"Memang, di sekolahku sedang ada acara jadi para siswa diliburkan selama sepekan." Jawab Jihoon.
"Aku iri sekali." Ucap Daehwi sambil mempoutkan bibirnya yang membuat Jihoon gemas melihatnya.
Tiba-tiba Jihoon memikirkan Woojin, padahal baru beberapa jam mereka berpisah tapi kini ia sudah merindukan saudara kembarnya itu. Dan ia juga merasa gelisah entah mengapa, ia merasa bahwa Woojin sedang tidak baik-baik saja saat ini. Daehwi yang melihat Jihoon melamun akhirnya memutuskan untuk bertanya.
"Kau kenapa hyung?" Tanya Daehwi.
"Eoh? Ti... Tidak hanya saja entah kenapa perasaanku tidak enak saat ini aku takut hal buruk menimpa Woojin." Ucap Jihoon.
"Hyung percaya lah Woojin hyung pasti baik-baik saja disana, sudahlah ayo tidur besok aku harus ke sekolah." Ucap Daehwi lalu berbaring dan tidur, Jihoon mengangguk dan ikut tertidur.
TBC
Akhirnya up setelah sekian lama maaf aja ya kalau banyak yang typo atau tidak sesuai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Genius Twin Detective[2Park]
AventuraMenceritakan tentang 2 siswa kembar yang berjuang menyelidiki penyebab kematian sang ibu 12 tahun yang lalu, hingga mereka dihadapkan pada kasus pembunuhan berantai yang sangat berbahaya. Mereka adalah Park Jihoon dan Park Woojin. Mampukah mereka m...