Peringatan⚠️. Chapter ini memiliki beberapa konten dewasa, sebagian orang mungkin tidak nyaman membacanya. Silahkan lanjutkan dan resiko tanggung sendiri.
================
Tiba-tiba ponsel berdering, membelah keheningan, dan ia mengumpat pelan dan meraih benda itu, takut suara ponsel akan membangunkan Yoon Se Ri.
"Itu aku." Yoon Se Ri berdiri di ambang pintu kamar tidur, suaranya lembut karena mengantuk, memegang ponsel. "Aku yang meneleponmu."
"Untuk apa?" Menguatkan diri untuk konfrontasi lain, Tae Gu merasakan setiap otot dalam tubuhnya menegang sampai hampir patah. "Kenapa kau meneleponku jam tiga pagi?"
"Karena aku khawatir."
Min Tae Gu memindai Se Ri dalam satu sapuan mata. Wanita itu tidak memakai alas kaki, pipinya memerah sehabis tidur, dan dia mengenakan bahan sutra yang mini dan transparan, tampaknya dirancang dengan maksud membuat laki-laki kehilangan akal sehat.
Min Tae Gu sontak lupa untuk marah. Bahkan pikirannya mengosongkan diri dari apa pun kecuali pikiran-pikiran tentang seks. Tubuhnya merespons dengan kekuatan sengatan listrik, selangkangannya mengirimkan sinyal- sinyal mendesak pada otaknya yang demam. Dalam cengkeranman gairah yang hampir terasa menyakitkan, ia menatap sofa.
Panas dan cepat. Di sini. Sekarang juga.
Nyaris mencengkeram Yoon Se Ri dan membaringkan wanita itu dengan kaki terentang, Min Tae Gu menangkap tatapan di mata coklat wanita itu dan melihat sesuatu yang sontak menghentikannya.
Keprihatinan.
Yoon Se Ri betul-betul mengkhawatirkannya.
Berusaha mengingat kali terakhir seseorang pernah mengkhawatirkannya, Min Tae Gu menahan gejolak gairah naluriah untuk menindih Se Ri, merasakan dengan tingkat wawasan yang tidak biasa bahwa ini bukan tindakan yang bagus.
Di sisi lain, tidak membaringkan Yoon Se Ri di bawah tubuhnya juga sepertinya bukan tindakan yang bagus juga.
"Tae Gu ssi, Apakah kau baik-baik saja? Kau amat, sangat tegang.
Aku bisa merasakannya dari sini." Se Ri menatap cemas wajah suaminya dan Min Tae Gu menyadari Yoon Se Ri sama sekali tidak sadar wanita itulah yang bertanggung jawab atas meroketnya tingkat ketegangan yang ia alami ini.Jengkel pada diri sendiri karena tidak mampu mengendalikan diri di sekitar Yoon Se Ri, Tae Gu dengan memindai pilihan-pilihannya.
"Aku butuh udara," ujarnya, berbalik dan berjalan ke pantai dengan harapan udara segar dan jarak lebih manjur daripada logika dan tekad kuat.
Ada apa dengan diri ku?
Sejak kapan pikirannya hanya terfokus semata-mata pada seks? dengan cepat
Dari dulu ia memang memiliki dorongan seks yang kuat, tapi seks tidak pernah mengusik setiap momen saat ia bangun sampai pada hari ia pertama kali bertemu Yoon Se Ri. la menarik napas dalam-dalam, mencari-cari sedikit persamaan kendali yang sejak dulu merupakan kebanggaannya.Dihadapkan hanya pada kegelapan lautan luas, denyut mengganggu dalam tubuhnya sedikit mereda dan beberapa ketegangan menguap dari bahunya. Tetapi penundaan ini hanya berlangsung singkat karena tiba-tiba ia merasakan lengan Yoon Se Ri dilingkarkan ke sekeliling pinggangnya. Wanita itu menyandarkan kepala di punggung nya dalam gestur sayang yang membuatnya kaget.
"Aku mencintaimu." Yoon Se Ri mengucapkan kata-kata itu dengan lirih, tetapi Min Tae Gu tetap mendengarnya dan deklarasi jujur itu menyedot napas terakhir dari paru-parunya. la kebingungan dan ia tidak pernah merasa seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
kejutan untuk Min Tae Gu (End)
FanfictionDalam hubungan percintaannya, Min Tae Gu mempunyai aturan sendiri: tidak ada pernikahan, tidak ada bayi. Aturan itulah yang ditegaskan kepada Yoon Seri, wanita menawan yang menarik hati sang miliuner sejak pertemuan pertama. Menjadi kekasih sang...