"Kali ini kita akan kemana tuan tukang pamer?"
Min Tae Gu tersenyum kepada wanita yang cantik yang duduk di pesawat jet pribadi, menyeruput air soda.
Yoon Se Ri miliknya. Tidak dapat di ganggu gugat, benar-benar miliknya.
Ada menerjang dadanya dengan keras. Kelegaan? Kemenangan? Kegembiraan? Ia tidak peduli apa namanya. Itu perasaan terbaik di dunia. Ia merasa seperti akan meledak karena kebahagiaan.
"Ketempat yang hanya ada kita berdua." Gumannya, duduk di samping Yoon Se Ri, satu tangan terletak di paha wanita itu. Sutra tipis gaun Yoon Se Ri terasa hangat, mengundang penjelajahan lebih lanjut.
"Memang ada tempat seperti itu?" Alis Se Ri bertaut. "Aku pikir itu hanya ada di dunia dongeng."
Yoon Se Ri menunduk sementara tangan Min Tae Gu membelainya naik lebih tinggi dikakinya. Se Ri tidak melakukan apapun untuk menghentikannya. "Tentu saja, di tangan Min Tae Gu semuanya ada."
"Kau memang tukang pamer." Se Ri mencondongkan tubuh dan untuk sesaat perhatian Min Tae Gu teralihkan oleh belahan dada yang indah.
"Bukan pamer, tapi memang seperti itu Anae." Dengan puas, Min Tae Gu membelai ringan kaki Yoon Se Ri dengan jemarinya hingga ke pinggul wanita itu, merasakan getaran tubuh Yoon Se Ri dibalik sentuhannya.
Miliknya.
"Dan aku menyukainya." Senyum Se Ri terlihat. " aku menyukai semua tentang mu sejak pertama kau mengajak ku ke rumah pantai."
"Aku memang tepat untuk mu." Min Tae Gu bermaksud memastikan wanita itu mengingatnya, dan bersuka cita karenanya, setiap hari selama sisa hidupnya.
"Kau memang pria yang tepat untuk ku."Se Ri menyentuh pipi Min Tae Gu dan kedamaian yang luar biasa menerjang.
Pria berlesung pipit itu meraih tangan Yoon Se Ri yang menyusuri pipinya, lalu mengecupnya. Kemudian tangannya berpindah keperut Se Ri dan tonjolan diperutnya yang muncul dalam dua minggu sejak Min Tae Gu melihatnya. Telapak tangannya menutupinya dengan protektif. Istrinya, anaknya.
Yoon Se Ri beringsut, mengalihkan tatapannya dari mata Min Tae Gu. Wanita itu meneguk cepat minuman dari gelasnya.
"Ada apa?" Seketika Min Tae Gu merasa tidak nyaman. "Apa ada masalah?"
Se Ri mengangkat salah satu bahunya. "Tidak ada, semua sempurna."
Namun, senyumnya tidak cukup bersinar seperti sebelumnya. Min Tae Gu memiringkan kepala menatap Yoon Se Ri sampai wanita itu tidak punya pilihan selain kembali menatap matanya. "Ada yang mengganggu mu? Katakan pada ku, Anae."
Salah satu bahu Se Ri yang ramping terangkat. "Tidak ada, sungguh, aku--"
"Se Ria, katakan pada ku yang sebenarnya. Jika ada masalah, kita akan menyelesaikannya bersama-sama."
Mata coklat keemasan itu bertatapan dengan mata Min Tae Gu. Menatapnya begitu dalam seolah-olah wanita itu melihat jauh ke dalam dirinya.
Min Tae Gu menatapnya lekat. Ia tidak lagi mempunyai rahasia yang ia sembunyikan dari Yoon Se Ri.
"Aku suka kau begitu bersemangat menjadi ayah." Se Ri berhenti sejenak, memberi waktu kepada pria itu untuk memperoses keraguan dalam suaranya.
"Tetapi..?
Pipi Yoon Se Ri memerah tersipu malu. "Tetapi..." Se Ri mengigit bibir,
"Tetapi kau takut aku hanya berpura-pura." Guman Min Tae Gu "agar kau tetap disisi ku?"
Se Ri membuka mulut untuk bicara, tetapi jari Min Tae Gu yang ada di bibirnya mencegahnya.
"Aku mencintai anak kita Anae, dan aku berusaha keras untuk menjadi ayah yang baik." Min Tae Gu menelan ludah, tahu ini akan jauh lebih berat dari pada sekedar transaksi perusahaan. "Tetapi bahkan jika tidak ada anak, bahkan jika tidak akan pernah ada anak, aku akan mencintai mu dengan sepenuh hati ku."
KAMU SEDANG MEMBACA
kejutan untuk Min Tae Gu (End)
FanfictionDalam hubungan percintaannya, Min Tae Gu mempunyai aturan sendiri: tidak ada pernikahan, tidak ada bayi. Aturan itulah yang ditegaskan kepada Yoon Seri, wanita menawan yang menarik hati sang miliuner sejak pertemuan pertama. Menjadi kekasih sang...