12

746 59 132
                                    

"Suasana hati Min Tae Gu bagus karena tuan Cha menjual tanah itu kepadanya!" Vicenzo, rekan bisnis Min Tae Gu, mengacung kan gelas tanda bersulang. "Dan suasana hati Min Tae Gu selalu bagus ketika dia menang."

Mereka tengah makan di restoran paling elegan di Gangnam Gu, dikelilingi para elite kota, meja mereka memberikan pemandangan mengagumkan di atas kota yang hidup itu. Lilin-lilin berpendar di meja dan band jaz bermain di teras di luar.

"Tae Gu ssi memang selalu menang" Hong Cha Young, istri Vicenzo, mendongak dari piringnya. "Kukira kau bilang dia ingin mempertahankan tanah itu?"

"Ternyata dia lebih menginginkan uang ku," ucap Min Tae Gu dengan nada dipanjang-panjangkan, jemarinya yang panjang dan kuat menekuk di seputar batang gelas anggurnya. "Kurasa dia dipengaruhi istriku. Rupanya aku menjadi lebih manusiawi sejak menikahinya."

"Aku tidak akan bilang begitu." Vicenzo mengedip kepada Yoon Se Ri.

Cha Young tergelak dan mengulurkan tangan ke seberang meja untuk meraih tangan suaminya. "Pernikahan bagus buat laki-laki. Mengajarnya berbagi."
Tiba-tiba ia mengerutkan dahi. "Se Ri ssi, Kau agak pendiam malam ini. Apakah kau baik-baik saja? Kau pucat sekali. Tae Gu ya, apa menurutmu dia pucat?"

"Dia orang Inggris," tukas Vicenzo ceria, bersandar ke kursinya ketika pelayan mengangkat piring kotor mereka. "Orang Inggris selalu pucat."

"Aku baik-baik saja." Se Ri berhasil tersenyum, dengan ngeri merasakan tatapan intens Min Tae Gu yang meresah kan.

Sejujurnya Se Ri merasa kelelahan dan ia tidak habis pikir kenapa. Biasanya ia orang yang sangat energik, tetapi saat ini ia bakal senang kalau bisa menghabiskan hidupnya di ranjang. la hanya ingin tidur dan tidur.

Mungkin ini cuma gara-gara hidup bersama Min Tae Gu, ia menyimpulkan dengan cemas. Terlalu banyak seks. Dan ia cemas, tentu saja, tentang ke mana hubungan mereka akan mengarah. Secara fisik Min Tae Gu murah hati dan demonstratit, tetapi secara emosional...

Se Ri meraih gelas air putihnya, menyesap. Secara emosional Min Tae Gu masih mengunci semuanya rapat-rapat.

Cha Young mengacungkan gelas untuk bersulang. "Untuk
Kaisar Min Tae Gu, yang tanahnya sekarang membentang di sebagian besar Korea selatan."

Min Tae Gu menaikkan sebelah alis. "Kau bersulang untukku dengan air putih padahal ada sampanye?"

"Ah," mata Cha Young bersinar-sinar. "Kami juga punya kabar bagus, bukan begitu, Vin?"

Ekspresi Vincenzo melembut. "Cha Young hamil. Kami baru mengetahuinya kemarin."

Yoon Se Ri merasa seakan semua udara telah disedot dari ruangan. Suara dan dengung percakapan di sekelilingnya memudar jadi ketiadaan dan terdapat entakan berirama di telinganya.

Sesaat ia diselimuti rasa panik kemudian ia berjuang membebaskan diri dan menyadari mereka semua menatapnya, menunggunya bicara.

"Itu fantastis," ucapnya tulus ikut senang untuk Cha Young dan ngeri oleh tikaman tajam kecemburuan yang menoreh batinnya. "Kami sangat senang untuk kalian, bukan begitu, sayang?" Ia menjawab mewakili Min Tae Gu karena ia tidak ingin suaminya mengatakan sesuatu yang serampangan, tetapi jauh dalam hati ia bertanya-tanya bagaimana perasaan pria itu.

Tentunya Min Tae Gu takkan terpengaruh sebesar dirinya, kan?

Min Tae Gu tidak ingin punya anak. Se Ri tahu itu. Apa yang tidak diketahuinya adalah kenapa. Dan sepertinya ia tidak akan pernah memahami hal itu karena Min Tae Gu menolak memberitahunya.

Yoon Se Ri berusaha keras melawan sapuan kesedihan mendadak yang mengancam menenggelamkannya.
Ia tidak akan memikirkan situasinya sendiri. Tidak di sini. Tidak sekarang, di area publik ini, di depan pria yang dicintainya dan teman-teman Min Tae Gu.

kejutan untuk Min Tae Gu (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang