Vote and koment yess!
Dua orang gadis itu sedang berkeliling Mall. Entah apa yang mereka cari, yang penting keliling aja dulu. Padahal di tangan keduanya sudah ada dua paperbag di masing masing genggamannya.
Alisha menoleh kala merasakan seseorang menepuk pundaknya pelan, namun tak ada siapa-siapa.
"Lo nepuk pundak gue ngapain Fir?" tanya Alisha heran.
Yang ditanya pun mengernyit, kapan ia menepuk pundak sahabatnya. Orang dari tadi dia sibuk memperhatikan ponsel.
"Gue ga nepuk pundak lo. Gue dari tadi kan main hp" ucap Firda heran.
"Lha terus siapa yang nepuk pundak gue?" tanyanya.
"Lah, mana gue tau" Firda mengangkat bahunya acuh. Kemudian fokus pada benda pipih yang ada di genggamannya.
Alisha menghela napas pelan. Sudahlah, mungkin hanya orang iseng saja. Pikirnya.
Kedua gadis itu melangkahkan kakinya lagi, berjalan menyusuri mall lagi.
Tiba tiba langkah Alisha terhenti, Firda yang bingung pun juga dibuat berhenti.
"Kenapa Sha?" tanya Firda. Kini benda pipih itu sudah dimasukkan ke dalam slink bag nya.
Alisha terdiam.
Dan itu membuat Firda semakin heran. Ia mengambil ponsel yang ada di dalam tasnya, lalu mengirim pesan pada seseorang.
Dimana? Ada yang aneh dengan Alisha.
"Sha!" panggil Firda.
Tak ada jawaban.
Tak lama, suara dentingan muncul dari ponsel Firda. Gadis itu kemudian mengeceknya.
Saya di belakang kalian
Firda tersenyum membaca pesan itu. Ia menoleh pada gadis di sampingnya. Alisha masih terdiam di tempatnya.
Firda segera menyimpan ponselnya, lalu atensinya beralih pada sang sahabat yang kini termenung menatap lurus ke depan dengan pandangan kosong.
"Sha lo kenapa? Jangan buat gue khawatir kenapa? " Firda sudah panik sendiri di tempatnya.
Alisha perlahan bergerak, memutar tubuhnya menghadap ke belakang. Kini ia melihat, sosok hitam besar yang sedang menghadap ke arahnya. Namun tidak terlalu jelas.
Gadis itu membeku di tempatnya. Apa ini?!
Manusia atau bukan?!
Lengannya yang di guncang kasar oleh Firda, membuatnya sadar.
"Lo kenapa Sha?! Gue panggilin ga nyaut nyaut"
Alisha masih diam, lalu menghela napas berat.
Gadis itu tersenyum, lebih tepatnya senyum yang sengaja di paksakan.
Sesaatnya ia berucap, "Gue ga papa""Gue ga yakin" Firda memicingkan matanya curiga.
Alisha hanya diam.
Tak lama, Firda mengetikan sesuatu pada layar ponselnya dan mengirimnya pada seseorang.
Sepertinya sudah saatnya
Tak lama setelahnya, seorang pemuda dengan atribut serba hitam tak lupa dengan masker dan kacamata yang menutupi wajahnya keluar dari persembunyiannya dan menghampiri dua gadis itu.
"Ekhem"
Suara bass mengejutkan Alisha. Lalu, ia menatap datar orang di hadapannya ini. "Siapa?" tanya Alisha.
Pemuda itu diam tak menjawab, kemudian melepaskan kacamatanya.
"Kamu tidak ingat dengan saya?" tanya pemuda itu.
Alisha mencoba mengingat ingat pemuda di hadapannya ini. Sesaat kemudian, ia baru menyadari sesuatu karena postur tubuh pemuda ini, dan suaranya mirip seseorang yang pernah menolong Alisha dulu.
"Kamu yang nolongin saya waktu mau baku hantam sama kakak kelas saya kan?" tanyanya polos.
Pemuda itu terkekeh kemudian berucap, "Kamu benar"
"Untuk waktu itu terima kasih" Ucap Alisha tulus diakhiri dengan senyuman manisnya. Yang sayangnya, senyuman itu membuat jantung seseorang berdetak lebih cepat.
Firda tersenyun simpul melihat gelagat pemuda itu yang agak 'salah tingkah'
Firda tau siapa pemuda ini.
"Saya antar kamu pulang" ucap pemuda itu.
"Saya ga kenal sama kamu" ucap Alisha. Pemuda itu maklum dibuatnya.
"Saya teman kakak kamu"
"Saya ga percaya" ucap Alisha.
Pemuda itu mengambil ponsel dari balik saku jaket hitamnya, lalu menyodorkan ponselnya pada Alisha yang menunjukkan roomchatnya dengan Dhirgham, kakak Alisha.
"Saya sudah izin" ucapnya.
"Saya ga percaya" Alisha masih mencoba menyangkal, padahal disana tertera nama Dhirgham. Dan profilnya sama dengan milik Dhirgham, yakni foto kakaknya sendiri.
Tapi bisa aja kan cuma mirip.
Pemuda itu menghela napas berat. "Buka ponsel kamu" ucapnya.
Alisha membuka ponselnya. Terdapat pesan dari Dhirgham yang menyuruhnya pulang ditemani teman kakaknya.
Alisha yang tak percaya langsung menjauh hendak menelepon kakaknya, ia memencet tombol vidcall.
"Bentar Fir" Firda mengangguk.
Beberapa detik kemudian panggilan tersambung menampilkan wajah pemuda tampan yang tak lain adalah Dhirgham.
"Kenapa?" tanya Dhirgham.
Alisha mengarahkan kamera ponselnya ke arah pemuda tadi.
"Kenal? " tanya Alisha.
"Temen abang. Kamu pulang sama dia. Ga terima protes" Sambungan dimatikan secara sepihak oleh Dhirgham.
Alisha mendengus. Jika sudah begini, ia tak dapat mengelak lagi.
Ia menghampiri sang sahabat dan pemuda tadi. "Ayo pulang" ucap Alisha.
Pemuda itu menengadahkan tangannya"Kunci mobil?" Alisha mengernyit tak paham. Pemuda itu mendengus.
"Saya ga akan ngebiarin kamu nyetir sendiri"karena mungkin sekarang sudah saatnya. Lanjut pemuda itu dalam hati.
Alisha menyerahkan kunci mobilnya pada pemuda tadi. Lalu ia dan Firda berjalan mendahului pemuda yang memakai atribut serba hitam itu.
T
B
C
.
.
.
.☞Tinggalkan jejak☜
KAMU SEDANG MEMBACA
Kata Takdir [On Going]
FantasyMURNI KARYA SENDIRI!!! _______________________ Gosah ketawa, namanya juga baru! Jangan jadi sider ya, kita juga perlu dihargai sebagai penulis. Jangan diplagiat juga, kita perlu waktu buat mikir. Susah juga, jadi jangan sampe ada yang kepikiran b...