CHAPTER 6

419 32 4
                                    

Sakura gadis Haruno dengan balutan dress merah muda selutut dan juga bandana merah di kepala soft pinknya, menambahkan kesan imut dan juga kesan gadis lugu nan polos, putri kesayangan Haruno dan juga imouto kesayangan para Aniki-anikinya.

Hari ini tepat di hari pertunangan yahiko dan Konan sekaligus merayakan kebebasan pemuda yang sempat di fitnah oleh keluarga Uchiha. Kini tampilannya nampak gagah dengan balutan jas hitam dan gadis bernama Konan yang berdiri di sampingnya dengan gaun ungu muda yang menampakan kedua bahunya. Sangat elegan.

Sakura tersenyum memperhatikan keluarganya yang nampak bahagia, gadis itu berharap suasana seperti ini tetap berada dalam keluarganya, tanpa ada pengganggu atau orang yang memandang buruk terhadap keluarganya. Soal Uchiha, Sakura tidak perduli, persetan dengan kejadian waktu itu, bukan salah Yahiko sepenuhnya.

"Saku?"

Sakura berbalik ketika suara baritone memanggilnya, pemuda sabaku yang Sakura anggap seperi Kakaknya sendiri melambaikan tangan kearahnya sembari tersenyum.

"Gaara Nii-?"

"Kenapa kau hanya berdiri di sini, tidak ikut berfoto?"

"Hehe, tadi Saku sudah kok Nii-san, hanya saja Saku tidak betah jadi tontonan orang-orang." Sakura mengaruk belakang kepalanya tidak gatal. Tangan kanannya memegang gelas berisi juice cherry.

"Tentu saja kamu jadi pusat perhatian, secara kamu paling cantik dari saudara-saudaramu," ucap Gaara.

"Ah, Nii-san, tentu saja aku hanya anak gadis satu-satunya di antara mereka."

"Tidak! Bahkan menurutku kau tak kalah cantik dari calon kakak iparmu."

"Niisan bisa aja."

"Sakuu!" Teriakan seseorang membuyarkan obrolan Sakura dan Gaara. Sontak mereka berdua menoleh ke sumber suara di mana Kakanya bernama Sasori memanggilnya untuk berfoto kesekian kali, tetapi kali ini bersama dengan Gaara, tetangganya sekaligus sahabat Kakanya itu. Yakni yahiko.

Setelah sesi poto Sakura dan Gaara kembali bercengkrama, gadis itu tak henti-hentinya tersenyum. Wajah imut nya membuat Gaara seakan melihat pemandangan surgawi, ia ingin memiliki gadis ini, mencintainya secara tulus, memberikan apa yang Sakura inginkan.

"Gaara-Nii?"

"Ya?"

Gaara buyar dalam lamunannya pandangannya menuju sang empu suara.

"Bagaimana dengan pekerjaan Nii-san?"

"Hm, semua baik," jawab Gaara. Putra bungsu dari almarhum sabaku Rasa itu tersenyum simpul. Ia kini di tugaskan memegang saham sabaku setelah kakak-kakaknya menikah. Temari lebih memilih mengurus keluarga barunya sedangkan Kankuro membuka usahanya sendiri di suna, dan Gaara kini tinggal bersama ibunya di konoha sembari melanjutkan usaha keluarganya. Dia juga berharap bisa melamar dan menikahi putri tetangganya, yang  dari semenjak usia 10 tahun gadis itu Gaara sudah mulai mencintai. Kini Sakura tumbuh menjadi gadis manis dan cantik setelah kepulangannya dari korea. Tinggal menunggu waktu yang tepat.

"Bagus sekali, senang rasanya jika memiliki usaha sendiri. Aku juga sudah tidak sabar ingin segera menjadi dokter. Kuliahku saja baru semester awal."

"Tidak perlu cemas Saku, kau gadis yang pintar dan juga pantang menyerah, aku yakin kau bisa menggapai cita-citamu." Gaara mengelus lembut surai merah muda itu.

"Iya terimakasih."

Kini mereka berdua tengah berada di balkon rumah Haruno. Dari sana bisa melihat pemandangan jalan raya di bawah serta bangunan bangunan perumahan.

Nampak sebuah mobil berlogo kipas merah putih melaju setelah beberapa menit berhenti tepat di bawah pohon depan mansion Haruno.

"Ck, sialan. Si kepala merah itu berani menyentuh gadis incaranku." Pemuda itu berdecak kesal setelah melajukan mobil hitamnya. Sesekali kepalan tangannya meninju stir mobil.

please Accept Me  (Again )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang