CHAPTER 4

491 38 2
                                    

Seorang gadis berusia 18 tahun nampak merenung, kedua tangannya mengepal dan menopang dagu di atas meja belajarnya sambil menunggu dosen favouritenya, yakni Itachi.

Sakura tidak tahu jika Itachi adalah Kakaknya Sasuke.

"Hey! Melamun!" Tiba-tiba dari samping Ino mengagetkan, namun Sakura biasa-biasa saja.

"Enggak kok," jawab Sakura enteng, kemudian Ino duduk tepat di samping kanan.

"Soal kejadian lusa, apa kakakmu di bebaskan?" Tanya Ino hati-hati, takut kalimatnya membuat Sakura terluka.

"Iya di bebaskan, dengan syarat kantin di kampus ini jatuh ketangan Uchiha," jawab Sakura.

"Lalu Pernikahan kakakmu masih berlanjut?"

"Tentu saja, karena kakaku tidak bersalah, yang salah itu si Uchiha sialan, dia memang licik, mentang-mentang orang kaya, dan terpandang, lalu melakukan kesalahan tetapi orang lain yang dapat hukuman." Sakura memelankan suaranya.

"Yang sabar ya Sakura," ucap Ino sambil mengelus punggung Sakura, simpati.

"Hmm."
.
.

Jam istirahat.

Ino mengajak Sakura kekantin, namun Sakura kembali menolak ajakannya karena kejadian kemari lusa, Sakura masih merasa malu jika harus bertemu lebih banyak orang, sekeras apapun Sakura menceritakan kebenarannya tetap saja keluarganya yang salah di mata mereka, dan Uchiha itu tetap jadi panutan mereka.
Sakura jadi benci dan jijik jika melihat pemuda itu, Sakura menyesal pernah bertemu Sasuke sebelumnya.

"Hey, Sakura sampai kapan kamu akan begini, mana semangatmu yang dulu. Dengar ya, biarkan saja mereka mengolok-ngolokmu, suatu saat mereka akan puas dan tahu kebenarannya. Abaikan saja semua itu dan mulai belajar lagi tanpa beban, anggap semua itu tidak pernah terjadi." Ino.

"Kau benar Ino, terimakasih kau memang sahabatku yang paling mengerti aku." Sakura memeluk Ino.
Sepasang mata hitam kelam menatap mereka dari luar jendela kelas.

'Aku tidak tahu jika Yahiko itu adalah kakakmu Sakura, jika saja aku tahu, mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini,' batin Sasuke. Matanya masih pokus pada Sakura.
"Sasuke-kun? Kau disini rupanya, aku mencarimu kemana-mana," ucap gadis berambut merah cabe, tangannya langsung menyambar tangan Sasuke, aksinya barusan sukses membuat Sakura dan Ino melihat ke arah Sasuke dan Karin. Mereka berdua kini di ambang pintu.

Sakura dan Ino memutuskan untuk pergi dari mereka berdua, kini Sakura memilih untuk pergi ke kantin saja.

"Sakura, tunggu!" Seru Sasuke mencoba menghentikan Sakura, tetapi Sakura tidak menggubrisnya.

"Percepat jalannya Ino."

"Sakura!"

"Sasuke-kun, untuk apa kau memanggilnya?" Karin menghentikan Sasuke dengan tangannya, namun Sasuke dengan cepat menepisnya.

"Heh, dengar ya, aku sudah tidak membutuhkan dirimu lagi, jadi pergi dan jangan berkeliaran di sekitarku," ucap Sasuke sinis pada gadis merah itu, Karin-pun mengeluarkan air matanya, sedangkan Sasuke pergi.

Sakura semakin mempercepat jalannya tidak memperdulikan Sasuke yang membuntuti Sakura.

Grep.

Sasuke berhasil menangkap pergelangan tangan Sakura dan menariknya sekuat tenaga, alhasil tangan Sakura terlelepas dari pager tangga yang jadi pegangan, Sakura menubruk dada bidang Sasuke. Ino yang menyadari langsung berhenti tepat di tangga kedua.

Sakura berusaha keras melepaskan tangannya, tetapi nihil, tenaganya tiga kali lipat di bawah Sasuke.

"Berusahalah jika kau bisa," ucap Sasuke dengan tatapan datarnya, Sakura menghentikan pergerakan upaya melepaskan diri dan balas menatap dingin pada Sasuke.

"Iya kau benar, sekarang sekuat apapun aku berusaha untuk membuktikan kebenarannya, tetap saja orang kecil akan kalah selama orang besar (ber-uang) melakukan semaunya dengan semena-mena. Tapi itu tidak akan berlaku lebih lama. Sekarang lepaskan tanganku, atau aku akan berteriak."

Sasuke hanya menyunggingkan bibirnya, ekspresi meremehkan di wajahnya nampak seksi.

"Heuh, lucu sekali, gadis kecil sedang mengancamku?" Sasuke semakin memperkuat cengkeraman pada pergelangan tangan Sakura. Gadis pink itu hanya berdesis menahan sakit.

"Uchiha! Lepaskan dia, kau menyakitinya." Ino yang dari tadi diam akhirnya buka suara ketika menyadari perlakuan Sasuke yang kelewat batas.

"Diam kau ekor kuda, apa urusanmu? Pergi sana!"

"Oke, Sakura tenang saja aku akan menelepon Kakakmu." Ino dengan santai merogoh ponselnya dari saku, menyadari itu Sasuke hendak meraih ponsel milik Ino, namun Sakura langsung menghalangi.

"Mau apa kau, brengsek?!" Sakura sinis, karena pokus Sasuke pada ponsel Ino akhirnya tangan Sakura terbebas dari tangan besar Sasuke.
Sakura dan Ino langsung berlari, sedangkan Sasuke mengumpat kesal dan kepalan tangannya menghantam tembok.

"Sial! Akan ku buat kau memohon di hadapanku, Sakura."

Tbc.

Fanfic yg udah buluk baru up... wkwkw lemot author nya nih

please Accept Me  (Again )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang