CHAPTER 5

461 36 2
                                    


Sakura melamun dengan tangannya menopang dagu, Ino yang memperhatikan sembari menyantap makanannya langsung berhenti, dan menaruh sendoknya, makanannya baru setengahnya habis, melihat Sakura seperti ini tentu membuat moodnya buruk.

"Em, Sakura... bagaimana kalau kita ke perpus, membaca novel atau semacamnya." Ino berdiri, Sakura hanya menoleh dan mengernyitkan dahi, ia nampak berpikir.

"Ide yang bagus, ayok!" Sakura membalas ajakan Ino, mungkin dengan membaca sesuatu Sakura bisa dapat solusi atau mengalihkan pikirannya dari masalah yang membuatnya pening. Kantin ini sepi tanpa Kakaknya, dan hari ini adalah hari terakhir di tangan Haruno, tepat setelah Yahiko bebas dari penjara atas tuduhan kasus penganiayaan.

Sakura dan Ino pun pergi ke perpus, suasana perpus sepi karena para mahasiswa tengah mengisi perutnya di kantin.

Sakura dengan gontai melihat-lihat deretan buku yang berjejer di sana, setelah bertemu dengan satu buku yang pas Sakura langsung membawanya ke ruang baca.

Alisnya mengernyit samar-samar telinganya mendengar suara wanita yang tengah berbicara manja.

Sakura celingak-celinguk mencari Ino yang masih memilih buku.

"Hey Pig?" panggil Sakura dengan nada pelan, takut-takut jika seseorang mendengar suaranya, Ino yang tengah membawa setumpuk buku mendelik dan kemudian duduk, masih menghiraukan Sakura yang tengah membenarkan pendengarannya. Lambat laun terdengar suara desahan, sampai suara gadis memanggil nama "Sasu- ah"

Sakura menelan salivanya susah, entah karena benci akan Sasuke hingga pendengarannya juga harus mendengar nama itu?

"Sial, ck!"

"Ada apa Jidat?" Ino melirik ke arah Sakura yang masih berdiri.

"Em, tidak ada," ucap Sakura kemudian duduk di samping Ino, selang beberapa menit terdengar buku-buku berjatuhan.

Brak ! Brak! Brak!

Sontak Ino dan Sakura pun berdiri kaget. Kedua gadis itu saling bertatapan.

"Apa itu?" Ino bertanya.

"Entah, padahal disini hanya kita berdua," ucap Sakura.

"Ayo kita lihat," ajak Ino menarik lengan Sakura.

Mereka berdua berjalan ke arah sumber suara dengan mengendap-endap di balik rak buku yang berjejer.

Sasuke, pemuda raven yang di kenal playboy namun dingin dan juga kejam, kini sibuk dengan aksinya yang tengah menggerayangi leher jenjang gadis berambut pirang, saking terburu akan jiwa kelelakian Sasuke yang seolah tak sabar, gadis itu beberapa kali tubuhnya menubruk rak buku hingga menyebabkan buku-buku berjatuhan.

Ino melotot, ketika melihat pemandangan penuh dosa itu, pakaian gadis bernana Shion itu nampak acak-acakan. Berbeda dengan Sakura yang langsung melengos, gadis itu tidak mengatakan apa-apa entah kenapa dadanya sangat sesak, bahkan air mata turun dari sudut matanya tanpa izin.

"Menjijikan," gumam Ino, kemudian mengikuti Sakura.

Sasuke berbalik ketika pandangannya menangkap sosok kedua gadis itu.

"Menyingkir kau!" Sasuke langsung mendorong tubuh berntakan Shion, dan menyusut sudut bibirnya kasar.

"Kenapa?" Shion memelas, perasaannya sangat sakit ketika melihat prilaku Sasuke yang seolah hanya di jadikan alat untuk memanasi Sakura.

"Kau menjijikan." Sasuke tidak sadar akan dirinya yang sama-sama menjijikan.

"Apa salahku? Kau melakukan ini hanya demi gadis bodoh itu?"

"Bukan urusanmu!" Sasuke melengos pergi, meninggalkan tempat yang bagai kapal pecah.

"Brengsek, gadis itu telah membuat Sasuke meninggalkanku di tengah jalan," gerutu gadis bernama Shion itu sembari membenarkan letak bajunya yang sudah acak-acakan.
Sasuke memang terkenal playboy, seringkali dia mempermainkan para gadis, dan kemudian meninggalkannya setelah puas, namun semua itu tak mengubah kemungkinan untuk gadis-gadis itu menyerah dan saling bersaing untuk mendapatkan Sasuke, tetapi semenjak kedatangan Sakura dalam kehidupannya, Sasuke tidak lagi melakukan hal bejatnya itu, Sasuke juga sengaja mengajak Shion hanya untuk memanasi Sakura.

Sakura dengan perasaan kesal berjalan dengan tergesa, sesekali menyeka bibir matanya kasar yang hampir menjatuhkan air matanya. Ino yang terus mengikuti Sakura dari belakang yang hendak menuju kelas yang memang masih sepi, karena para mahasiswa masih sibuk di kantin atau semacamnya.

Sakura sangat bingung dengan perasaannya, entah kenapa setiap kali melihat Sasuke rasanya sakit. Seharusnya Sakura benci bukan, tapi kenapa harus ada rasa sakit. Orang brengsek yang telah menghancurkan keluarganya tidak pantas untuk di tangisi.

"Hey Jidat!"

"Ada apa denganmu, kau menangis?"

Ino menatap iba wajah Sakura yang sialnya Sakura tidak bisa lagi tuk di sembunyikan.

"Entah kenapa setiap kali melihat bajingan itu perasaanku sangat sakit Ino, apakah aku saking benci terhadapnya?"

"Mungkin saja," balas Ino ragu, pasalnya Ino meragukan perasan Sakura yang melenceng dari kata benci, ini seolah perasaan cinta, tetapi keadaan yang membuat Sakura sakit. Karena tak akan ada yang mendukung perasaannya itu.




Sore sudah menjelang, Sakura keluar dari mobil taxi nya dan dengan santai memasuki rumah kediaman Haruno.

Nampak kediaman Haruno tengah sibuk berlalu lalang para maid serta pembantu di rumahnya itu, Sakura hanya mengernyit, dan memilih masuk untuk mencari tahu daripada ia harus berdiri di luar rumahnya dengan rasa penasaran.

"Aku pulang," ucap Sakura.

"Selamat datang Sakura-chan," sahut Kaa-sannya, Mebuki dan Nii-sannya, yakni Yahiko.

Mata Sakura berbinar begitu mendapati Kakak yang sudah 3 hari tak di lihatnya kini ada di depan mata.

"Nii-san, sudah pulang?" Sakura berhambur kepelukan sang Kakak.

"Iya tentu saja, karena Nii-san tidak bersalah."

Sakura mengangguk.

"Nii-san, Saku sangat khawatir dengan Nii-san," ucap Sakura sembari melepas pelukannya itu.

"Kenapa harus khawatir? Sekarang kamu lupakan kejadian itu semua, karena semua orang juga tahu kalau kakak tidak bersalah. Hanya mereka yang memandang rendah keluarga kita yang bersalah."

"Nii-san benar."

"Oh ya, kenapa disini terlihat sibuk, apa ada acara ya Kaa-san?" tanya Sakura.

"Iya, sayang, hari ini Kakakmu akan bertunangan, dan keluarga Konan akan datang. Sekalian merayakan kepulangan Kakakmu," jawab Mebuki.

TBC.

please Accept Me  (Again )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang