•
Arjuna terdiam sambil menatap gadis manis yang sedang tertidur lelap di sebelahnya sambil menyender nyaman di bahunya. Dia cantik, Arjuna tidak bisa berbohong. Sejak awal dia sangat tertarik dengan gadis ini. Tapi keadaan mereka sekarang justru membuatnya sedikit menyalahkan gadis ini yang membuatnya terjebak ke dalam pernikahan yang tidak ia inginkan, mungkin ia sedikit membencinya.
"Huft—." Arjuna menarik nafasnya panjang lalu mengacak-acak rambutnya. Ia pusing. Mau bilang apa dia ke bundanya?. Ia sudah menikah karena dituduh berzina, begitu?. Bisa-bisa ia di coret dari Kartu Keluarga. Terus, setelah menikah lalu apa?. Arjuna bingung setengah mati sambil menatap gadis yang bisa-bisanya tertidur dengan nyenyak setelah kejadian tidak masuk akal ini.
Tiba-tiba, seseorang masuk ke dalam ruangan tempat ia dan Laras tidur sejak tadi malam. Sebuah ruangan kecil di samping podium yang fungsinya untuk barang-barang perlengkapan panggung seperti mikrofon dan lain-lain, satu-satunya ruangan yang ada di balai ini.
"Jun, dipanggil." Ujar Lia menyerobot masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
Arjuna mengangguk singkat lalu lantas meraih tasnya dengan perlahan agar gadis itu tidak terbangun. Ia lalu memposisikan gadis itu agar tiduran dari tasnya dengan pelan agar ia bisa menyusul Lia.
Pagi-pagi buta, semua orang sudah berkumpul di podium dengan raut wajah serius, raut wajah yang sama persis ketika Arjuna dinikahkan dengan Laras pada malam itu. Arjuna menatap malas ke arah mereka, pasti ia akan diperingatkan untuk tidak membocorkan kejadian ini ke siapa-siapa.
Benar saja, sesampainya ia disana. Mayoritas orang menatapnya dengan tatapan bingung seolah-olah menanyakan kebenaran tentang kejadian malam itu. Kecuali Rio, Ia menatap Arjuna dengan tampang sinisnya. Dan Arjuna tahu alasannya, jika saja hal ini sampai ke telinga Ketua BEM atau orang lain di Universitas, Rio lah orang yang harus bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
"Pokoknya masalah ini jangan bocor kemana-mana ya. Cukup kita-kita aja yang tau." Ujar sang ketua pelaksana memberi peringatan kepada seluruh anggota BEM yang ikut kegiatan kali ini.
"Dan kamu, jun. Pas kita balik ke kota, langsung urus surat cerai aja." Katanya enteng. Juna menggeram sambil menatap sinis ke arah laki-laki yang juga kakak tingkatnya itu, ia memang membenci pernikahan ini. Tapi setidaknya ia masih merasakan sedikit rasa tanggung jawab terhadap apa yang terjadi kepada Laras.
Arjuna mendelik kesal lalu lantas memilih pergi dari tempat itu, tapi sekelebat bayangan membuat perhatiannya teralihkan. Laras. Ternyata sejak tadi gadis itu berdiri di ambang pintu penghubung ruangan perlengkapan dengan podium sambil menguping pembicaraan mereka,
"Ngapain disitu?." Tanya Arjuna singkat.
Laras sedikit kaget saat mengetahui kalau Arjuna memergokinya sedang menguping, ia lantas menggeleng untuk menjawab pertanyaan Arjuna. Ah, raut wajah terkejut gadis itu sangat menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
stars can't shine without darkness
Short Story17+ Sebuah kecelakaan kecil di desa tempat ia menjalankan kegiatan kampusnya membuat Arjuna terjebak di dalam sebuah pernikahan dengan seorang gadis desa bernama Laras. Ini adalah kisah tentang lika-liku kehidupan pernikahan mereka berdua. Arjuna ya...