08 ; Ijazah SMA-nya Laras

47 3 1
                                    

Brak!.

Arjuna terbangun setelah tidurnya terganggu lantaran kaget karena suara keras tersebut. Wajahnya sebal setengah mati saat mendapati Laras sedang mengutak-atik kopernya sambil duduk lesehan di lantai.

"Ngapain sih ras, pagi-pagi berisik banget!." Beberapa hari tinggal bersama Laras cukup membuat Arjuna sedikit belajar tentang kesabaran. Pasalnya Laras itu selalu menguji kesabaran Arjuna, mulai dari hampir meledakkan dapur karena tidak bisa menggunakan kompor dan microwave. Lalu mencuci di bath tub. Dan yang paling membuat Arjuna terkejut adalah dia mengangkat Galon besar lalu menuangkannya ke sebuah gelas untuk diminum lantaran dirinya tidak tahu ada alat yang bernama dispenser.

Arjuna yang biasa hidup sendiri dengan ketenangan tiba-tiba memiliki seseorang yang nyempil di kehidupannya, Laras yang menurutnya cukup berisik. Setiap pagi pasti suara gedubrakan Laraslah yang membangunkan Arjuna dari tidurnya. Walaupun ia dan Laras masih beradaptasi satu sama lain, tapi yang jelas setiap pagi Arjuna selalu di buat jengkel oleh Laras.

"Mas, kebangun ya? Maaf." Ujarnya dengan tampang polosnya lalu kembali mengerjakan urusannya yang belum selesai dengan kopernya. Gadis itu tampak seperti orang yang merasa dirinya tidak bersalah.

Arjuna mengacak rambutnya kesal. Laras sebenarnya sadar ga sih kalau dia itu menganggu?.

"Ras!." Panggil Arjuna.

Gadis bertubuh mungil itu menoleh dan mendapati Arjuna diam saja lalu lantas melanjutkan urusannya dengan kopernya yang macet.

"Laras!." Panggil Arjuna sekali lagi, kali ini wajahnya di buat lebih serius. Pasalnya saat ia memanggil pertama kali tadi, Laras masa tidak mengerti kalau Arjuna sebenarnya menyuruhnya untuk menghentikan kebisingan yang dibuatnya dengan koper itu.

Laras menoleh lagi. Arjuna masih diam sama seperti tadi. Laras kini menatapnya sebal, sebenarnya Mas Juna kenapa sih?.

"Larashati Ayudia Ceryana!." Panggil Arjuna dengan nama lengkap gadis itu yang menandakan bahwa ia sedang serius sekarang.

"Apasih mas!." Jawabnya dengan wajah sama sebalnya seperti Arjuna.

"Kamu ngerti ga sih kalo aku nyuruh kamu diem?!." Bentak Arjuna.

Laras menatap Arjuna dengan wajah kesal, "Ya bilang dong, Mas nya juga diem mulu tadi!." Balasnya sewot.

"Ngejawab mulu kalo di bilangin." Bentak Arjuna lagi.

Laras menatap Arjuna kesal lalu beranjak dari posisinya sebelumnya dan menuju keluar kamar sambil membanting pintu.

"Mas juna nyebelin." Kalimat terakhir gadis itu sebelum dia benar-benar menghilang dari pandangan Arjuna.

Arjuna menatap pintu yang sudah tertutup itu. Akhirnya ia bisa istirahat dengan tenang. Tapi koper tua dengan resleting yang sudah rusak itu menarik perhatiannya, di tambah lagi koper itu terbuka dan menampakkan sebuah dokumen. Ijazah sekolah dengan nama istrinya. Larashati Ayudia Ceryana.

Arjuna mendekati tempat tersebut. Sebotol minyak kayu putih tumpah disana dan menimbulkan bau menyeruak yang sedikit membuat Arjuna sesak nafas di buatnya. Ternyata Laras mencoba menyelamatkan dokumen-dokumennya, terutama Ijazah SMA yang terletak paling atas di tumpukan dokumen Laras dari tumpahan minyak tersebut agar tidak basah dan rusak.

Arjuna menatap koper milik Laras tersebut, ia merasa bersalah.

"Laras!." Panggilnya saat mendapati gadis itu dengan wajah masamnya sedang memasak di dapur. Ternyata setelah pertengkaran kecil tadi pun, Laras masih memikirkan Arjuna ya. Terbukti dengan nampan kecil berisi segelas air minum, obat-obatan untuk luka Arjuna dan sepiring nasi goreng disana. Serta dirinya yang sedang sibuk menggoreng telor mata sapi kesukaan Arjuna.

"Kenapa, mas?." Ujarnya berusaha menjawab dengan lembut.

"Maaf." Ujar Arjuna. Sebenarnya dikamar tadi dia sudah merangkai kata yang panjang untuk meminta maaf kepada Laras, tapi untuk mengucapkan satu kata itu saja Arjuna sudah gengsi.

"Kenapa?." Balas Laras ketus.

Arjuna berjalan dengan langkahnya yang masih sedikit pincang ke belakang Laras. Lalu melingkarkan tangannya ke pinggang kecil gadis itu dan lantas merapatkan tubuh mereka berdua. Arjuna hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Laras barusan.

"Ngapain sih, mas?." Tanyanya ketus saat merasakan perlakuan manja Arjuna kepadanya.

Arjuna membenamkan kepalanya ke bahu gadis itu yang membuat Laras sedikit tersentak kaget karenanya. Jantungnya kembali berdegup kencang. Meskipun Arjuna itu sudah resmi menjadi suaminya beberapa hari yang lalu, serta perlakuan manja tersebut pun sudah berkali-kali dilakukan Arjuna padanya, tapi Laras masih belum terbiasa. Ia masih gugup saat Arjuna memeluknya dan wajahnya pun masih merah serta jantungnya masih berdegup dengan kencang karenanya.

"Ras, mau kuliah gak?." Tanya Arjuna tiba-tiba.

Laras kaget lalu langsung menoleh ke arah laki-laki itu. Kenapa Mas Juna bertanya hal seperti itu?. Dahinya mengerut.

"Nilai kamu bagus. Apalagi UN bahasa indonesianya. Bisa-bisanya kamu dapet seratus. Terus kamu juga baru lulus tahun ini kan?. Kenapa enggak kuliah ras?." Tanya Arjuna dengan antusias karena nilai gadis itu sangat bagus jika dilihat-lihat dari ijazahnya. Semuanya di awali dengan angka 9. Lalu, nilai UN bahasa indonesianya yang seratus membuat Arjuna sedikit merasa kagum dengan gadis itu.

"Mas...Mas... Laras itu bisa sekolah sampai SMA aja udah bersyukur banget. Kalo soal kuliah, kan Laras gak punya duit, mau dapet biaya dari mana?." Ujar gadis itu sedikit menjelaskan.

"Tapi kamu mau kuliah, ras?." Tanya Arjuna.

"Siapa yang enggak mau sih mas?. Anak-anak di desa itu tiap ada mahasiswa yang dateng bukan cuma kagum sama cowok-cowok kota doang loh mas. Laras kesana waktu itu karena tiap tahun Laras ngeliatin mahasiswa itu kayaknya pada berwibawa gitu bawaannya, terus yang pada dateng itu baik banget bantu-bantu warga, ngajarin anak-anak sama satu lagi cara ngomongnya itu mas, bikin kagum." Celetuk gadis itu melupakan debaran jantungnya serta pertengkaran kecil mereka berdua.

"Tapi ya gitu, apa-apa pasti terbatas di desa. Contohnya pengetahuan tentang caranya biar bisa kuliah mas. Disana cuma dikasih tahu kalau mau kuliah itu biayanya besar terus ujiannya se-indonesia. Jurusan sama universitas yang kami tahu juga terbatas. Jadi, cewek-cewek di desa banyak yang milih buat nikahin orang berkecukupan dan cowoknya pada kerja serabutan. Sisanya yang kuliah cuma anak-anak yang rumahnya berpagar besi aja mas." Ujar gadis itu menjelaskan panjang lebar tentang realita anak yang lulus SMA di desanya.

Tapi sebuah kalimat tentang "cewek di desa yang memilih untuk menikah" membuat Arjuna ingin bertanya ke gadis itu, "Kamu kalo ga ketemu aku rencananya mau ngapain, ras?." Tanyanya.

Laras menoleh ke arah Arjuna.

"Kabur ke kota ikut rombongannya Mas Juna." Ujarnya sambil nyengir. Arjuna lantas menoyor pelan kepala gadis itu, "Sembarangan mau kabur, di jual sama orang jahat baru tau rasa." Ujar Arjuna.

Laras hanya senyum-senyum saja menanggapi kalimat Arjuna barusan, setelahnya Arjuna mengeluarkan serentetan kalimat yang membuat Laras melongo tak percaya.

"Ayok aku anterin daftar kuliah." Ujar Arjuna dengan nada dinginnya seperti biasa.

Author's Note:

A little bit spoiler ya guys, nanti Laras jadi mahasiswa sekaligus adik tingkatnya Arjuna. Nah, cerita sebelum ini tuh cuma intro doang buat nyampe ke part Laras jadi mahasiswa. Lika-liku kehidupan pernikahan Arjuna dan Laras itu nanti baru mulai ada konflik pas Laras masuk kuliah, JADI STAY TUNE YAA ❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

stars can't shine without darknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang