Panic

4.9K 452 162
                                        

Hanya saran untuk baca part sebelumnya atau baca ulang karena cerita ini sudah lama bersambung heheheh

Soo how are u??




***
Yeon menggeliat saat mendengar alarm pada ponselnya berbunyi sangat kencang, wanita itu menepuk tangan Jaemin yang masih melingkar diperut besarnya

"Na, wake up. Katanya hari ini ada meeting penting." Benar, hari ini adalah hari yang Yeon nanti-nanti. Karena mungkin setelah rapat untuk tender besar  pria itu akan kembali normal, well maksudnya tidak tidur larut atau telat makan hingga sakit.

"Sebentar sayang 5 menit"

"Na"

"Astaga iyaiya aku bangun," Yeon terkekeh sambil mengacak lembut rambut halus Jaemin. Yeon heran Jaemin ini tidak terlihat seperti pria yang sudah beristri, Yeon jadi takut Jaemin di usilin wanita lain kalau lagi diluar.

"Na," Jaemin yang sedang merenung dengan muka bantalnya itu menatap Yeon sambil mengakat alis

"Kamu bisa gak jadi jelek?" Jaemin berdecak sambil mengacak-acak rambutnya dan kembali merebahkan dirinya ke kasur

"Na aku nanya lohh"

"Aku harus jawab apaa, kamu mahh tiap hari ada aja pertanyaan randomnya,yang kenapa kapal laut yang besar bisa mengapung di air, yang kenapa orang males selalu diomelin lah, yaa ampunnn ini kalo aku jabarin bisa sampe 2 hari pertanyaan random kamu"

"Tapi Na, kamu emang ngerasa kamu ganteng?"

"Biasa aja, kenapa si sayang tanya kayak gitu? Aku sok ganteng gitu menurut kamu?"

"Gak gitu, kamu emang perfect  kok, mendekati sempurna malah, aku iri kenapa kamu gak keliatan kayak udah nikah. Sedangkan aku ketahuan banget apalagi semenjak ada baby." Jaemin kembali duduk di kasur sambil menghela nafasnya, sedikit lelah tapi tidak mau protes.

"Terus maunya kamu gimana? Aku jadi jelek gitu? Ya ampun sayang aku setiap hari udah biasa ajaa tampilannya"

"Biasa kayak gimana? Pake kemeja lengan digulung? Atau 2 kancing atas dibuka terus dasi acak-acakan? Itu mahh bukan jelek, thats a hot looks, you know" Jaemin kembali mengacak rambutnya dan bangkit dari kasur

"Sayangg kayaknya aku harus mandi, jadi istriku lebih baik kamu siapin perlengkapan aku selagi aku mandi, dan stop overthinking okay?"

"Ahh iya kamu bener juga, okay deh kalau gitu, aku sekalian buatin kamu sarapan"

"Noooo, kalo sampe aku liat kamu didapur aku marah"

"Tapi Na ak ...

"Kalau gak mau nurut mending ikut aku aja mandi gimana? Kamu bisa nunggu aku sambil duduk di closet"

"Errr gak usah aku gak bakal ke dapur"

"Good, thats my wife"

****

Sekeluarnya dari ruang rapat Jaemin tersenyum dengan sangat lebar, pria itu merasa semua yang dia korbankan akhirnya tidak sia-sia, Yeon pasti akan senang Jaemin akhirnya mendapatkan tender besar itu.

"Tuan Na, anda masih ada rapat nanti di pukul 3 sore"

"Oh ya? Tolong ingatkan, omong-omong boleh saya bertanya sesuatu?" Tanya Jaemin sambil menatap sekretarisnya

"Kalau mau beri hadiah pada wanita kau lebih pilih kalung atau cincin?"

"Untuk Nyonya Na?" Jaemin mengangguk semangat sambil tersenyum lebar, layaknya anak kecil yang baru saja diberikan permen oleh ibunya.

"Kalung, karna anda sudah memberikannya cincin bukan"

"Betul, nanti setelah rapat temani saya ke toko perhiasan"

Akhir-akhir ini Jaemin merasa sangat bersalah, karena merasa dirinya kurang memperhatikan Yeon karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya.

Wanita itu memang tidak mengeluh atau berkomentar, tapi kadang Jaemin tau dari intonasi suaranya yang terlihat antusias mengajak Jaemin renang lalu berubah saat Jaemin balas dengan balasan sibuk. Tidak, wanita itu tidak marah, pernah sih saat dirinya sakit, tapi setelahnya wanita itu kembali baik-baik lagi.

Setiap malam kalau melihat wajah tidur Yeon Jaemin suka merasa bersalah karena mereka menikah diumur yang masih terlihat muda. Disaat gadis-gadis seumuran Yeon masih sibuk mencari hal baru untuk di explore Yeon sendiri sudah sibuk mengurus suami dan akan segera sibuk dalam mengurus bayi juga.

Jaemin jadi sering menyalahkan dirinya, karena harusnya dia bisa lebih bersabar dan jangan terburu-buru untuk punya baby, harusnya mereka sama-sama saling mengenal dulu, melatih mental mereka dan yang paling utama membiarkan Yeon bermain-main hingga wanita itu lelah lalu mendedikasikan dirinya dengan baik sebagai seorang istri dan ibu, tapi ya mau bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur.

Pria itu terkejut dari lamunannya saat ponsel yang terletak dimeja kerjanya bergetar dengan sangat kencang, senyumnya melebar saat nama wifey terpampang dilayarnya.

"Sayanggggg" suara Jaemin terdengar sangat keras diruang kerjanya yang sangat besar itu.

"Aku bisa tau hasilnya dari suara kamu," Jaemin terkekeh saat mendengar suara Yeon, ahh dia jadi ingin cepat-cepat pulang

"Yaaaa, aku dapet tendernya, lumayann lohhh buat tabungan baby hehehe" well, ini juga alasan kenapa Jaemin segigih itu dalam memenangkan tender ini, he wanna make a financial plan for his future child. Jaemin kan tidak tau bagaimana nanti dirinya dimasa depan, apakah perusahaannya semakin maju atau tidak, pokoknya dia mau jaga-jaga agar kebutuhan anaknya selalu terpenuhi.

"Kalau yang kamu maksud isi kamar baby, aku marah yaa, kamarnya udah terlalu lengkap untuk ukuran bayi Nana" Jaemin terkekeh. Benar, bahkan Jaemin sendiri bisa menilai kamar baby mereka sebenarnya lebih terlihat kamar untuk anak muda, jangan salahkan Jaemin, Jaemin hanya terlalu antusias.

"Engga sayanggg, omong-omong kamu dimana? Kok kayaknya rame banget. Jangan bilang lagi diluar aku marah banget lohh" Bukannya apa, kehamilan Yeon sudah masuk 8 bulan, Jaemin takut aja kalau kramnya kambuh saat wanita itu lagi dikeramaian.

"Maaf yaa, habisnya aku lagi pengen brownies di toko langganan aku, jadi aku pergi sendiri deh"

"Kan kamu bisa suruh aku sayangg, kenapa susah banget nurut sih" Sebenarnya Jaemin tidak mau keras begini, tapi Yeon selalu keras kepala dan memancing dirinya.

"Iya maaf aku gak ulangin lagi, lagian ini juga dijalan pulang ak ... pakk itu lampu merah jangan di jal ...

Brakk .....

"Yeon" Suara Jaemin bergetar saat mendengar bunyi hantaman dan suara berisik dari sebrang

"NA YEONN!!! SAYANGG JAWAB AKU!!" Mata Jaemin sudah memerah, jantungnya juga semakin berdegub kencang.

"Na ... aku .. maaf " Sambungan terputus, dengan gerakan cepat Jaemin menyambar kunci mobil. Tidak, ini tidak seperti yang dirinya pikirkan kan?

"Tuan Na anda mau ke ...

"Batalkan meeting sialan itu"

"Baik Tuan Na"

***

Guysss haii, long time no see yaa hehe semoga masih ada yang nungguu Nana Yeon ...
RL lagi hectic banget jadi agak susah cari ide buat nulis huhuhu
Btw selama tidak update aku selalu pantau akun ini dan lumayan banyak yang mampir kesini dan cerita sebelumnya, i just wanna say welcome,thank youuu and sorry kalau cerita ini masih banyak kurangnya. Makasi juga buat komentar menunggunya atau tanya kapan up lagi yang kadang jadi motivasi untuk meluangkan waktu aku buat nulis karena ada yang minta dan nunggu, its really mean to me hehehe

Semoga kalian semua selalu sehat yaaa dan jangan bosen bosen nunggu hehehe

Please stay safe and healthy yaa teman-teman
See youuu ....

[2] NAMILY | Na Jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang