09.Dimulai

14 2 0
                                    


waktu sudah memukulkan jam 01.45 pagi dini hari tapi masih tidak ada tanda-tanda perperangan dari kerajaan sebelah.
sebelum perang mulai haechan hanya bisa berdoa agar ia tidak akan gugur di perperangan ini semoga zeus selalu berada disisinya.

mereka semua sudah berkumpul, Haechan menunggangi kudanya yang bernama Pangeran, ia tidak memiliki kuda lain.
Diatas bukit yang penuh dengan hutan yang bisa dibilang rimbun itu yang akan menjadi sanksi mata pertempuran ini.

pangeran lain, jordan,yuta,jae,ranjun,hendery dan jeff berada di samping Haechan.
sedangkan Theo berada di paling depan anggota

"Kalian semua siap?! Ini adalah pertarungan yang nyata, jangan sampai kita kalah!!." ucap Theo agar mengungkit semangat para pejuang lainnya.

"Udah saatnya kita menghabisi mereka" ucap Jae, Ranjun yang mendengar itupun menyaut.
"kerajaan x-tor memiliki kekuatan yang lebih besar dari kita, mereka juga mempunyai prajurit yang sangat kuat, itu sangat tidak mungkin jika kita yang menang, itu sama seperti kekuatan kita 40% sedangkan mereka 60% mungkin kita sepertinya akan mengorbankan seorang dari kerajaan di perang kali ini." ranjun menjelaskan.

Haechan yang mendengarkan itu menghela nafasnya,
ia merasa tidak ada gunanya juga jika ia hidup disini,jika ia gugur diperang ini ia juga tidak akan keberatan. itu hanya kata hatinya otaknya lebih memilih untuk hidup dibandingkan mati disini.

suara kerumunan sudah mulai membesar kerajaan selendra tidak bisa hanya tinggal diam, dimulai dari Theo yang mulai memanahkan panahnya kedaerah lawan.

"tenang aku akan mengatasi ini." ucap yuta, ia memang dikenal sebagai orang yang sangat percaya diri, ia hanya sangat percaya diri sampai dia lupa kalau dia tidak sebagus itu dalam berperang.

Haechan pun mulai menuruni kudanya dan berlari ke arah hutan. satu orang hampir ingin membunuhnya dari belakang, Haechan pun segera berbalik dan membunuhnya menggunakan pedang emas yang sudah di buat khusus untuk dirinya.
sial sekarang ada dua orang yang mulai melawannya. oke Haechan paham dengan strategi perang ini ia menusuk satu orang dengan sangat gesit lalu membunuh satu orangnya lagi.

ia melihat semua saudaranya juga melakukan perlawanan yang sama seperti denganya, ia melihat hendery di lawan oleh 3 orang sekaligus ia membantu hendery untuk melawan mereka, Ia sekarang sudah terbiasa dengan ini. iapun membunuh 3 orang tadi dengan caranya yang bisa di bilang indah itu.
nafasnya tidak beraturan,
"Jangan terlalu percaya diri kau hanya beruntung" ucap hendery kepada Haechan

"masih untung kau aku selamatkan" kata Harchan kepada Hendery dengan wajah melasnya. hendery hanya tersenyum tipis melihat itu, "permainan ini sepertinya semakin seru" lanjut hendery menghabisi seluruh musuh dari kerajaan dese sebrang. Haechan membantu Hendery. jujur ia sekarang akan main aman, lebih baik ia bersama hendery dibanding sendiri itu pikirnya.

orang sudah banyak yang mulai gugur, seakan-akan tidak mempunyai kemanusiaan, mereka hanya membunuh orang yang tidak bersalah,
matanya menangkap seseorang membawa panah dari samping rumah kayu yang berada dikisaran hutan, ia pergi meninggalkan hendery dan menuju seseorang tersebut.

ia berlari tergesa-gesa sambil mengatur
nafasnya.

"kau mengapa disini?" tanya Haechan kepada orang itu.
"kau pangeran?" tanyanya, bisa dilihat dari lengan bajunya harchan ada tanda yang menunjukannya adalah seorang pangeran.
Haechan hanya diam.

seseorang kembali menyerang mereka dari belakang, "kinan kau pergi sembunyi di rumah itu, kau harus mendengarkanku percaya padaku,kumohon" ucap haechan pada kinan, awalnya kinan tampak ingin membantu haechan tetapi haechan malah mendorong tubuh kinan agar menjauh darinya, dengan terpaksa kinan pergi berlindung kerumah itu. haechan mulai menusuk tubuh para prajurit kerajaan sebrang menggunakan pisau emasnya itu terlihat sangat mahal, haechan terlihat sedikit terluka dibagian perutnya,kinan yang melihat itupun tidak bisa tinggal diam, ia langsung memanahkan panahnya ke arah lawan. lawannya itupun terbaring lemah, diakhiri dengan tusukan di dada lawannya itu oleh Haechan, Bagus mereka partner yang serasi.

"disini berbahaya,kau baliklah"

"tidak, aku akan membantumu dan aku ingin mencari ayahku disekisaran sini"

"kau bisa?"

"aku kurang yakin, tapi aku pernah melawan singa buas yang hampir memakan kakiku, dan aku juga pernah menyelamatkan nyawa seorang pria saat aku masih kecil" jawab kinan. "aku tidak selemah yang kau pikirkan" sambungnya dengan nada yang sedikit... sombong?

Haechan hanya tertawa kecil dibuatnya, tetapi bagaimanapun juga kinan adalah seorang wanita, ia sangat menghormati derajat wanita.

"bagus, mari kita pergi sekarang" ucap Haechan kepada kinan.
ada banyak hal sekarang yang ingin kinan tanyakan ke haechan tapi ia sedang tidak ingin menanyakan hal tersebut mungkin itu adalah rahasia haechan pikirnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SYMPHONY ; Lee Haechan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang