ini 3 hari sebelum pertemuan ke 2 keluarga untuk membahas perjodohan haechan, semua orang berkumpul di ruang makanYang mulia Theo membuka mulut nya "Haechan, bagaimana dengan perjodohan mu, apakah kau sudah siap" tanya Theo
dan dengan santainya haechan menjawab
"aku belum memikirkannya""Mudah sekali kau bicara Haechan!."
Haechan hanya terdiam di meja makan tanpa melanjutkan makanannya, entah mengapa dia jadi tidak selera makan, dia hanya berharap
Hera yang merupakan dewi perlindungan bagi pernikahan, kelahiran dan persalinan, para wanita dan pengatur bintang-bintang di angkasa. membatalkan perjodohannya , jujur saja, haechan sangat ingin melawan perkataan orang tuanya."yang mulia, aku baru 20 tahun, dan dari rumor yang aku dengar, aku akan dijodohkan dengan, putri yang berumuran 30tahun-an ?tentu saja aku tidak ingin!" ucap haechan sambil meninggikan suaranya.
"Hei! mengapa kau serius sekali? bukankah ini hanya perjodohan" ucap jun yang memelas dan membuat haechan menggeram
"jika kau bilang hanya mengapa tidak kau saja yg menggantikanku !" haechan mulai manas .
lagi dan lagi, langit mulai mendung dan berpetir, lebih besar dari hari kemarin, bukankah ini janggal?
bagaimana mungkin langit selalu mendukung haechan, atau neptunus marah kepada haechan karna membentak orang tuanya?
bagaimanapun juga ia harus mengingat jika orang tuanya adalah orang tuanya jadi ia harus
tetap menghormati nya, bukankah itu yang di katakan oleh alm. ibundanyatanpa mempedulikan apa pun lagi, haechan langsung keluar pergi dri meja makan, dan pergi ke kamarnya, duduk melepas gelang yang ada di tangannya, langit tidak lagi mendung.
suara tangisan anak kecil itu selalu ada di sekitar telinga haechan, hingga sekarang haechan masih tidak mengetahui suara anak kecil tersebut.
dddrrrttt ddrrrttt ddrrrttt
Suara alarm nyaris terdengar di telinga haechan membangunkannya dari lamunannya itu, Ia langsung melihat keadaan langit pada pagi hari ini, dan berniat keliling desa,
pangeran ke-8 menunggangi kudanya menyusuri desa yang tidak bisa di bilang besar dan tidak terlalu kecil itu,dan menulusuri desa menunggangi kudanya
Haechan berjalan melewati jalan yang jarang ia lewati, setelah ia berjalan jauh dari istana matanya tertuju pada sesosok gadis yang sangat cendayam di sebuah kebun yang di penuhi bungaia seorang gadis mempunyai rambut panjang dan mengenakan baju biru yang terlihat sedikit kumuh itu sedang memetik sebuah bunga di tengah bunga-bunga yang terlihat indah itu, mata seorang haechan menuju pada gadis itu.
ia memperhatikan gadis tersebut lalu turun dari kuda yg sedang ia tunggangi dan mengikat tali kuda tersebut ke pohon yang ada di sebelahnya.
ia beranjak dari tempatnya dan memetik bunga yang sedang menjadi pusat perhatian perempuan itu,Haechan menatap gadis itu, matanya yang besar, hidungnya yang mancung, dan bibirnya yang terlihat sempurna membuatnya merasa sedikit jatuh cinta(?) padanya,mereka berada diposisi yang bisa dibilang cukup dekat sekarang, sesekali gadis itu membersihkan bajunya sendiri yang ternodai oleh pasir, dan rambutnya yang bertebaran oleh angin. tangannya yang meraih bunga anyelir putih tersebut terlihat sangat anggun dan menawan ia terkadang menghirup bunga anyelir putih itu dengan hidungnya sendiri menambah pesona sosok gadis tersebut.
" aku? " tanya gadis itu sambil menunjuk dirinya sendiri saat merasa haechan mentapnya sedari tadi.
Haechan langsung menjadi salah tingkah ia pun tersenyum tipis dan mengangguk menandakan tidak
"dari kota mana kamu?" tanya gadis itu ke Haechan, Haechan yang ngerasa di ajak berbicara pun menjawab
"aku? dari sini juga hehe"
"tapi aku tidak pernah melihat mu disini"
"aku memang jarang keluar dari rumah" ucap Haechan mencari alibinya
"aku Kinan Athena, kamu siapa?" tanya kinan, karna belum pernah melihat haechan di sekitaran sini, yang ia ketahui ia mengenal hampir setengah dari penduduk desa, tapi Haechan sungguh sangat asing
"aku haechan haphaestus" Jawab haechan tanpa mengenakan marga axton nya
"salam kenal haechan" ucapnya dengan senyumnya, secara tidak di sadari senyuman itu menular dan membuat haechan tersenyum juga
"mari ketemu lain waktu lagi sekarang udah hampir gelap ayah ku akan mencari ku, Haechan sampai jumpa lagi" ucap gadis itu melambaikan tangen nya ke haechan dan berlari menuju arah selatan dari sini, bunga yang dipetiknya ada yang terjatuh tetapi ia segera mengambilnya sangat lucu sekali bagi haechan
KAMU SEDANG MEMBACA
SYMPHONY ; Lee Haechan
Fiksi Penggemar"bukan kah semua telah di atur oleh takdir bukan ?" Bagaimana cara Dewa besi hephaestus dan Dewi Athena bisa bersama? jika ini bukan sebuah kebetulan bukakah ini lebih terlihat seperti sebuah takdir? apakah kita bisa mengubah sebuah lagenda? Ak...