07. Perjodohan

29 3 1
                                    


bagaimana sekarang? aku bahkan belum mengetahui siapa yang akan di jodohkan dengan ku.

"kau terlihat sangat menawan tuan hephaestus" ucap jeff. yang benar saja, berani sekali dia mengucapkan itu

"wajah kau selalu terlihat sama jafrael malika axton, seperti bajingan" kata ku menakan kata akhir nya

dia terlihat shock dan aku menyukainya,

"kita lihat siapa yang menang kali ini hephaestus, mari kita bertarung secara sehat" ucap jeff yang memperlihatkan senyum tipis merendahkan di ujung bibir kirinya

aku tidak bisa kabur,bagaimana pun akalan ku untuk kabur aku akan tetap mengikuti acara pernikahan bodoh ini.

mata Haechan ditutup dengan kain dan sekarang aku menjadi pusat perhatian para penonton pernikahan di sebuah kuil gedung yang bertaut emas,

pengantin wanita pun datang memasuki aula kerajaan selendra, duduklah ia tepat di samping haechan lalu mereka berhadap hadapan

penutup mata sudah dibuka, Haechan bahkan tidak mengenalinya sama sekali,bagaimana mungkin ia akan berumah tangga dengan nya,apakah itu yang dilakukan ayahnya dahulu?

acara resepsi pernikahan sudah usai, aku di bawa oleh beberapa pengawal kerajaan untuk ke rumah yang telah di sediakan oleh Theo.
bahkan selama di jalan perjalanan aku tidak pernah melakukan percakapan kepada pengantin wanita ku.
ingat ini adalah paksaan dan aku bahkan tidak mencintainya.

"Haechan bagaimana kau menyetujui perjodohan ini?" tanya nya padaku aku bahkan masi belum mengetahui namanya sama sekali

"terpaksa" ucapku dengan singkat, jujur aku selalu tidak mood untuk berbicara bahkan hanya untuk melanjutkan percakapan yang dia buka.

"aku grizzele gayatri biasanya orang manggil aku dengan sebutan zel" lanjutnya

aku tidak menjawab, dia terlihat lebih tua dari ku berambut merah bukan tipe ku sekali

sesudah sampainya di rumah yang telah di sediakan,mereka turun dari kereta yang mereka kenakan dan mereka langsung memberi salam yang biasa di lakukan oleh keluarga axton yang sudah menjadi turun temurunan itu.
mereka duduk di depan pintu lalu menaburkan bunga di depan pintunya sambil berdoa, itu agar mereka dapat kemudahan dan karunia dari dewa.

malam telah tiba sekarang hanya tersisa haechan dan zel di rumah ini, mereka masih menganakan gaun oengantin yang mereka kenakan, jujur haechan tidak tau harus melakukan apa.

"Haechan kau mau pergi kemana?" tanya zel kepada haechan yang terlihat sedang bergegas untuk pergi dari rumahnya
"kau ingat saat aku bilang aku menikah disini karna terpaksa? mungkin aku akan menceraikanmu beberapa hari kemudian"
ucap haechan tanpa ragu, bukankah sebagai wanita jika mendengarkan itu kita sangat merasa sakit hati?

"dan kau mengapa kau menyetujui perjodohan gila ini?" tanya haechan

"aku hanya mengikuti orang tua ku" ucap zel

"tanpa rasa cinta?"

"Enggak"

"kalau begitu bagus" Kata Haechan dengan suara dengan penuh kemenangan

"aku akan pergi"

"dan kau meninggalkan ku sendiri?"

"selamat tinggal" Haechan pergi meninggalkan zel yang masih bertanya tanya, zel mengetahui sikap haechan yang seperti itu, dia udah membaca kisah keluarga axton, dia tau hal ini akan terjadi terlebih lagi ia masih belum melupakan suami nya yang telah tiada beberapa bulan yang lalu

Haechan tiba di pemakaman ibunya. ia berdiri dan memberi beberapa bunga di lemari pemakaman ibunya dan tidak lupa pula ia berdoa

"aku bahkan lupa memanggilmu dengan sebutan apa" ucap Haechan yang tampak sedikit sedih ia langsung terduduk lemas, gak menyangka nasibnya akan seperti ini, baik atau buruknya siapa yang tau.

udah beberapa menit semenjak ia hanya termenung di makam ibunya.

"Haechan?" ucap seseorang gadis yang tiba tiba menghampirinya
"Kinan?" Haechan ingat betul bagaimana bentuk Kinan

"kamu ngapain disini?" tanya kinan kepada haechan, lalu Haechan berdiri dan menjawab

"aku datang ke pemakaman ibuku" Ucap haechan sembari menahan air matanya.

"ini ibumu?" tanya kinan sembari memberi bungkuk hormat kepada ibunda nya haechan, Haechan ngangguk, ia terlihat senang karna orang jarang sekali menjenguk ibunya.

"Kau ngapain disini?"

"tujuannya sama dengan mu, tapi aku sudah selesai"

"sama aku juga udah selesai, kau mau pulang?"

"iya"

mereka pun berjalan keluar menuju tempat sepi agar tidak mengganggu orang-orang disana yang sedang menjenguk keluarganya

"bagaimana kabarmu?" tanya Haechan kepada kinan, jujur Haechan merupakan orang yang sangat cuek jika dekat dengan gadis baru tapi kali ini berbeda dengan Kinan ia merasa nyaman dengan kinan, entah itu dari senyumnya, tawanya, caranya bersikap sungguh Haechan di buat gila dengan itu

"aku baik" ucap kinan dengan senyumnya ke Haechan

"bagus" ucap haechan membalas senyuman Kinan

SYMPHONY ; Lee Haechan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang