Seperti biasa, jika Jared merasa bersalah dan terluka saat mengingat sahabat-sahabatnya, Jared akan selalu mengunjungi makam mereka. Sekarang ini Jared berdiri di depan jajaran makam sahabat-sahabatnya. Terlihat Jared yang masih berusaha untuk tegar ketika mengunjungi tempat ini. Kejadian satu tahun yang lalu, benar-benar merenggut semua kebahagiannya, merenggut semua yang ingin Jared pertahanankan.
Masing-masing makam mereka Jared letakkan bunga berdasarkan apa yang mereka sukai. Makam pertama bertuliskan Aldwin Koenraad, kini mendapat penghargaan anumerta. Penghargaan yang hanya bisa di dapat jika seorang prajurit gugur dalam tugasnya. Mengingat sosok Aldwin, ia teringat bagaimana rekannya itu selalu berkata kasar menggunakan bahasa Jerman.
Lalu pada baris kedua, terdapat nama Noah Rostislav, rekan paling muda yang memiliki karakter keras kepala. Karena itu, tidak ada yang berani menyuruh Noah selain atasannya, Jared pun bahkan tidak berani. Di sisi lain, rekan termudanya itu sangat kaya dan baik hati, bahkan pernah mengajaknya dan yang lain untuk pergi berlibur ke kampung ibunya yang berada di pedalaman Rusia.
Di baris ke tiga, Miller Estefan. Jika mengingat nama itu, Jared selalu kembali pada percakapan terakhir mereka.
"Jika kita berhasil dalam misi ini, tolong rahasiakan jika aku menyukai kekasih Noah ya, Jared!! Aku percaya padamu karena kau teman terdekatku dari semuanya."
Kenyataannya, mereka tidak berhasil. Akhirnya Jared memutuskan untuk tetap merahasiakan rahasia gelap Miller tersebut.
Di baris ke empat, Zayden Tymoteusz. Orang yang terakhir kali melakukan percakapan pada Jared, Zayden tipikal orang yang lebih keras dari Noah, Zayden memiliki emosi yang mudah tersulut sehingga menyebab miscomunication diantara mereka, Zayden merasa bahwa Jared terlalu lama untuk mengambil tindakan, padahal saat itu Jared benar-benar dibuat kesal oleh orang yang menghalangi targetnya.
Dari semua itu, mereka tetaplah sahabat yang terus menjaga. Bersahabat dengan mereka juga membuat Jared perlahan bisa banyak belajar berbagai bahasa karena mereka semua yang merupakan keturunan negara lain, Miller dan Zayden merupakan keturunan yunani, sedangkan Jared pure berdarah amerika.
Setelahnya tanpa berkata apapun, Jared membalikkan badannya untuk keluar dari pemakaman, saat itu juga dirinya melihat Laura, gadis pincang sok pemberani dan keras kepala.
Gadis itu berdiri tak jauh darinya, yang membuat aneh adalah, kini Laura sedang memandang kearah Jared. Mengapa belakangan ini Jared sering bertemu dengannya. Padahal Jared berharap agar Laura tidak pernah muncul lagi karena Jared selalu mengingat malam penembakan itu.
Dengan tatapan tak bersahabat, Jared keluar dari pemakaman. "JARED!!"
Jared menghentikan langkah, ia tahu siapa suara itu. Saat membalikkan badannya, Jared melihat Laura yang berjalan kearahnya, gadis itu nampak lincah menggunakan tongkat pembantu.
"Apa? Kau ingin mengajakku berbicara di pemakaman ini?" Tanya Jared dengan tatapan datar."Oh? Kau berarti sudah siap ya untuk berbicara denganku? Aku hanya ingin menanyakan kenapa kau datang ke pemakaman militer ini?"
Mendengar itu Jared menatap horor Laura. Kemudian menendang pelan tongkat pembantu milik Laura, keseimbangan gadis itu goyah yang menyebabkannya terjatuh di tanah pemakaman. Bagi siapapun yang melihatnya tentu saja itu bukan tindakan yang baik.
"Aku ragu padamu, Laura. Namun semoga saja itu tidak benar."
Jared berjongkok, menyesuaikan dirinya dengan gadis di depannya yang nampak kesal. "Kau tahu? Semakin aku bertemu denganmu, semakin juga kau ingin tahu apa urusanku."
Mendengar kata-kata tersebut, Laura terkejut. Padahal Laura hanya ingin bertanya apakah Jared sedang baik-baik saja atau tidak. Kenapa Jared bisa berburuk sangka padanya.
"Aku hanya ingin berteman denganmu sebagai ucapan terima kasihku karena kau sudah banyak menolongku."
"Teman? Aku tidak butuh teman sepertimu."
"Carlos bilang kau butuh teman selain dirinya, kan?"
Jared tersenyum kecut, kemudian sudut bibirnya terlihat miring. "Iyakah? Carlos bilang itu padamu? Atau hanya kau saja yang mengada-ada?"
•••
"Jared memang seperti itu, dia tidak mudah percaya dengan orang lain. Apalagi orang asing sepertimu, Laura."
Setelah diperlakukan tidak baik oleh Jared, Laura berkunjung kerumah Carlos. Laura ingin tahu kenapa Jared bisa bersikap seperti itu pada orang lain, semuanya pasti ada sebabnya.
"Dia kehilangan ayah, ibu dan sahabat-sahabatnya. Mereka adalah orang-orang yang Jared sayangi. Kau tahu bagaimana jika kau ditinggalkan oleh orang yang kau sayangi untuk selama-lamanya? Jared sedang dalam kondisi seperti itu. Aku selalu berusaha bilang padanya untuk terus berjalan ke depan dan melupakan kenangan masa lalunya, namun itu tidak mudah untuk Jared."
"Kalau aku boleh tahu, apakah Jared dulunya adalah seorang tentara?" Tanya Laura. Carlos menganggukkan kepalanya
"Dia sniper yang hebat, pekerja keras. Kau hanya perlu tahu itu saja," ucap Carlos. Laura memandang Carlos.
"Kau tertarik padanya?" Tanya Carlos. Laura langsung terkejut mendengar itu. Buru-buru langsung menggelengkan kepala. "M-mana mungkin. Tadi dia menendang tongkatku sampai aku jatuh, bahkan dia tidak menolongku, bagaimana mungkin aku bisa tertarik padanya?"
Carlos tersenyum, "tidak ada yang tidak mungkin, bukan? Aku rasa ini awal kau mulai tertarik pada kulkas berjalan seperti Jared."
"Bukan sep---"
"Kau bisa ceritakan secara detail bagaimana kau bisa bertemu dengan istriku?"
Carlos bertanya, memotong ucapan Laura dengan cepat. Ia hanya ingin tahu, apakah saat itu mereka berbohong atau tidak.
•••
1. Aldwin Koenraad
2. Noah Rostislav
3. Miller Estefan
4. Zayden Tymoteusz(Sahabat-sahabat terbaik yang pernah Jared memiliki.)
See ya!!
KAMU SEDANG MEMBACA
the nicholas
ActionMembunuh banyak orang, Jared sepenuhnya sadar bahwa apa yang dilakukannya adalah sebuah kesalahan. Di samping itu ia mengalami trauma akibat kematian empat sahabatnya, tidak ada yang dapat menghilangkan rasa traumanya selain melakukan kegiatan yang...