zwei

8 3 0
                                    

Malam telah tiba. Jared benar-benar sudah berada di depan rumah Carlos. Pintu rumah minimalis itu terbuka, menampilkan Carlos, istri dan anaknya di sana. Umur Carlos dan Jared terpaut cukup jauh yaitu tujuh tahun, namun Jared mampu membuat Carlos tunduk kepadanya.

Anak perempuan Carlos melambaikan tangan pada Jared, lelaki itu tersenyum dan membalas lambaian tangan anak Carlos. Jared agak tersenyum aneh, padahal kapan saja ia siap untuk menghabisi keluarga Carlos jika orang itu sampai membongkar semuanya.

"Ternyata kau benar-benar serius dengan ucapan pagimu itu," ucap Carlos memasuki mobil milik Jared. Jared mengemudikan mobilnya menuju taman kota, ia akan mencari sasaran di balik dedaunan yang tidak terlihat karena tidak adanya cahaya.

"Kau benar-benar tidak merasakan sesuatu dihatimu?" Tanya Carlos, ia menghadapkan tubuhnya pada Jared yang sedang sibuk mengemudi.

"Em semacam rasa empati terhadap orang lain? Kau tidak merasakan perasaan menyesal saat menambak orang lain?" Tanya Carlos kembali.

"Mengapa kau bertanya seperti itu?" Tanya Jared mempertanyakan mengapa Carlos menanyakan hal itu.

"Wajar bila aku bertanya itu padamu anak muda." Carlos kembali pada posisinya semula, Jared begitu sulit untuk di gapai, mantan perwira itu begitu gelap dan dingin. Mungkin, hanya pada bibi dan pamannya saja Jared mampu bersikap hangat.

"Kau tahu, bertemu denganmu bukan menjadi sebuah keberuntungan untukku, andai saja waktu itu aku tidak memulai semuanya pasti aku tidak pernah akan terlibat dalam hal semacam ini," ucap penyesalan Carlos. Ia menggeram marah pada dirinya sendiri.

"Be calm dude. Jika suatu saat aku tertangkap, aku tidak akan pernah menyeret namamu dalam masalahku, aku cukup berbaik hati pada anakmu yang pasti sangat butuh seorang ayah di sampingnya."

Mendengar penuturan Jared, Carlos merasa hangat pada hatinya. Ia berpikir bahwa Jared juga tetaplah seorang manusia yang mungkin bisa memanusiakan manusia.

"But, tetap saja ancaman pertamaku tidak pernah hilang hanya karena anakmu itu."

"Nanti kau pegang teropong, lihat seberapa lihainya aku," ucap Jared membanggakan diri.

"Ya, mr. Nicholas."

Carlos menenguk ludahnya sendiri. Ia sudah menyaksikannya untuk yang kedua kali, namun masih tidak kuat melihat kematian di depan matanya.

Seperti biasa, Jared melakukan hal semacam menyiapkan lensa, mengatur kecepatan angin dan sebagainya. Bidikan pertama berhasil membuat nyawa seseorang tumbang begitu saja, semua orang berteriak ketakutan dan saat itu pula Jared kembali melakukan aksi gilanya hingga tiga nyawa tumbang.

Lalu ia hendak membidik seorang perempuan namun entah bagaimana hatinya tersentuh begitu saja melihat perempuan tersebut susah payah mengambil dua tongkat yang terbawa arus oleh orang-orang yang berlari menyelamatkan diri, dari penglihatannya perempuan tersebut nampak meminta tolong namun tak ada satu pun orang yang mendengarkannya.

Suara tembakan kembali terdengar beberapa kali, Jared terkejut pasalnya itu bukan dari senapannya, ia merebut teropong dari Carlos dan mencari asal tembakan itu, dua orang berpakaian hitam sedang menembaki orang-orang dan salah satunya membidik perempuan yang hendak mengambil tongkatnya.

Ia kembali menuju senapan dan menarik pelatuknya pada dua orang yang hendak menembak mati perempuan tersebut.

"Aku tak salah lihat?" Tanya Carlos tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat.

"Jared kau menyelamatkan nyawa seseorang," ucap Carlos seakan bangga dengan apa yang dilakukan sahabatnya itu. Jared tersenyum tipis namun kembali menjadi datar, ia segera mengemasi barang-barangnya dan pulang menuju rumahnya.

•••

Pagi harinya benar saja, berita penembakan kembali muncul di siaran pagi ini. Jared merasa bosan dan mematikan televisi miliknya. Ia berjalan malas menuju teras rumah dan duduk di sana, sambil melamun.

Entah mengapa, kejadian semalam tidak bisa membuatnya tidur pulas, ia selalu mengingat bagaimana wajah ketakutan gadis yang hendak menjadi sasarannya.

"Jared," panggil seseorang, berhasil membuyarkan lamunannya.

Jared mendapati seorang gadis kecil yang kemarin melambaikan tangan padanya. "Bella, ada apa?" Tanya Jared menghampiri Bella, gadis itu menggelengkan kepalanya dan meminta Jared untuk menggendongnya.

"Whats going on huh?" Jared tetap bertanya, namun Bella tidak menjawab dan malah menyenderkan kepalanya pada Jared sambil menunjuk arah rumah Carlos.

Jared menutup pintu rumahnya dan berjalan menuju rumah Carlos sambil menggendong Bella. Sampai di halaman rumah Carlos, Jared bisa mendengar semuanya, menyimpulkan bahwasanya Carlos dan istrinya sedang bertengkar.

Jared menutup sebelah telinga Bella, lalu membawanya kembali menuju rumah. Ia tidak tahu mengapa pasangan harmonis itu bisa bertengkar bahkan mengeluarkan kata-kata kasar.

"Aku selalu melihat mereka seperti itu," ucap Bella dengan intonasi anak kecil berusia lima tahun.

"Tapi ayah tidak pernah seperti itu sebelumnya," ucap Bella kembali. Jared meletakkan anak Carlos di sofanya, membuka kulkas dan memberikan beberapa makanannya pada Bella.

"Maksudmu apa?" Tanya Jared.

"Ayah tidak pernah marah besar pada mama."

Jared diam, diamnya itu ia mengetahui sesuatu hal telah terjadi dikeluarga mereka, yang besar hingga membuat Carlos bisa semarah itu, dan Jared sangat paham bagaimana kondisi mental Bella saat ini.

"Bella sudah bisa membaca?" Tanya Jared mengalihkan pembicaraan, Bella menghabiskan makanannya dulu lalu mengangguk, membuat Jared terkagum-kagum.

"Ini apa?" Jared menunjuk tulisan di kaosnya yang bertuliskan have a good day.

"Jared tampan," ucap Bella membuat Jared sontak tertawa mendengarnya, anak sekecil itu sudah bisa menggodanya ternyata. Bella juga malah tersenyum-senyum sambil memakan makanan, namun tiba-tiba pandangan Bella mengarah kearah pintu rumah Jared.

"Ayah!!"

Jared menoleh dan melihat Carlos yang sudah hadir di hadapannya, pria beranak satu tersebut nampak kacau, namun seberusaha mungkin terlihat rapi di depan putrinya. Jared juga tahu bahwa Carlos sedang menahan tangisnya saat mencium kening Bella.

"Thanks Jared."

Jared canggung, ia ingin bertanya ada apa yang sebenarnya terjadi namun takut terkesan terlalu ingin tahu urusan rumah tangga orang lain. "Aku akan bercerita padamu nanti, sekali lagi terima kasih telah menjaga Bella."

"Are you okey?"

"Ya, and always."

Setelah itu Carlos pergi menjauhi Jared dengan segala pertanyaan yang menguap di sana.

•••

Hohoho
See you!!

the nicholasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang