acht

8 3 4
                                    

"Jared, kau bisa datang kerumah? Grace dan aku membuatkan makanan favoritmu. Paman dan bibi tidak bisa datang kerumahmu karena ada beberapa kendala. Salah satunya karena mobilku rusak."

"Aku sedang bekerja paman, mungkin sore. Aku tidak bisa meminta izin."

"Ah begitu. Kami sudah membuatkannya untukmu. Tapi tidak apa-apa jika kau sedang bekerja. Tetap semangat ya!"

"Iya paman. Aku berjanji akan ke sana pada sore hari. Sisakan ya makanannya!"

Terdengar tawa dari pamannya, kemudian panggilan terputus. Jared menghela napas dan kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda. Sebenarnya bisa saja meminta izin, namun Jared terlalu sering melakukannya, ia tahu diri jika dirinya hanyalah pekerja di sini.

"Jared, kau memiliki hubungan dengan perempuan pincang itu ya?"

Jared menoleh, melihat rekan kerjanya bernama Scarlett yang sedang memotong-motong sayuran. "She has name, Laura. Dia bukan siapa-siapa, sekalipun seorang teman, kami hanya sering bertemu dengan tidak sengaja," ucap Jared tetap fokus pada pekerjaanya.

"Kau tahu tidak ramalan bahwa jika kau sering bertemu dengan seseorang tanpa di sengaja. Bisa jadi dia jodohmu!"

Mendengar ucapan Scarlett, Jared menghentikan pekerjaannya. Menatap tajam Scarlett yang sedang menggodanya perihal Laura. Pisau yang berada di genggaman Jared ia arahkan kearah bibir Scarlett, gadis itu tidak dapat berbuat banyak selain diam.

"Jika bibir ini aku potong, kau masih bisa berbicara atau tidak?" Tanya Jared, terlihat seperti seorang psikopat yang sedang mengancam. Scarlett menjauhkan pisau itu diiringi senyuman.

"Tentu saja bisa, cuma sakit."

"Kau mau mencobanya?"

"E-eh Jared, kau sepertinya terlalu banyak menonton film psikopat ya rupanya?" Tanya Scarlett, jujur saja suasana menjadi canggung.

"Nah, kau harus pandai-pandai menjaga ucapanmu, bukankah manusia jauh lebih menyeramkan dibandingkan hantu?"

Mendengar hal tersebut, Scarlett bergidik ngeri dan menjauh. Jared tidak pernah suka orang yang mencampurinya hidupnya, ingin tahu tentangnya. Hal itu yang menyebabkannya jarang mendapatkan teman, Jared terlalu pemilih. Mungkin hanya pada Carlos, Jared bisa berteman. Memang sejak awal mereka bertemu, Carlos tidak pernah ingin tahu tentangnya, tipe orang yang benar-benar memberikan privasi pada orang lain.

Hingga perlahan persahabatan diantara mereka terjalin, bahkan Carlos menerima kenyataan bahwa orang yang menjadi sahabatnya merupakan seorang pembunuh, walau berat, Carlos tetap menjadi orang yang selalu ada untuk Jared, membantunya tanpa di minta, perlahan menolong Jared untuk keluar dari kebiasannya, semuanya sulit. Namun Carlos tetap terus berusaha.

"Apa pembunuhnya sudah tertangkap?"

"Aku tidak tahu, namun para terduga sedang di periksa oleh FBI."

"Semoga saja tertangkap. Jujur saja aku ngeri saat keluar dari rumah. Bisa saja saat aku berjalan tiba-tiba kepalaku berlubang!"

"Ah mana mungkin. Kau orang baik, rata-rata korban diidentifikasi ternyata pernah memiliki riwayat kejahatan, namun ada beberapa sih yang tidak pada kategori tersebut, mereka orang baik namun dibunuh."

"Katamu mana mungkin orang baik di bunuh! Tapi tadi kau bilang jika orang baik juga dibunuh!"

Jared mendengar semua percakapan itu. Agak terkejut ketika mendengar bahwa korban-korban atas pembunuhan yang dilakukan olehnya ternyata pernah memiliki riwayat kejahatan. Padahal Jared saat itu membunuh dengan cara random kecuali anak-anak. Dia tidak ingin membunuh mereka, sebab mereka memang tidak pantas untuk dimusnahkan dari muka bumi ini.

the nicholasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang