"Bukan takdir yang kejam, tapi kitanya yang kurang bersyukur."
-Alreska***
"Ica, Nak bangun sekolah..." Panggil Rani kepada Cheisya, keponakannya. Sambil menggoyang goyangkan pelan lengan Cheisya.
"Bentar Bun, dikit lagi, Ica masih ngan-" Tukas Cheisya dengan suara serak, khas orang baru bangun tidur.
Bruk!
Cheisya yang niatnya ingin melanjutkan tidurnya, reflek bangun dan langsung terduduk saat mendengar suara pintu yang terbuka dan terbantik keras.
"HEH ANAK GATAU DIRI! BANGUN LO, UDAH NUMPANG JANGAN MALAS MALASAN, GUE IJININ LO TINGGAL DISINI BUKAN BUAT JADI BEBAN KELUARGA INI YA, AWAS AJA KALAU KARENA KEMALASAN LO INI, LO HARUS KEHILANGAN BEASISWA, PUTUS SEKOLAH LO!" Gertak Surya, suami dari Rani, Pamannya Cheisya.
"I-iya Yah..." Cheisya nampak sedikit bergetar.
Fyi, Karena sedari kecil sudah dirawat oleh Surya dan Rani, jadi ia kebiasaan memanggil Surya dan Rani dengan sebutan Ayah dan Bunda, mengikuti panggilan Leo, Kakaknya yang sebenarnya adalah sepupunya, paham kan? Kalau ga paham baca sampe abis.
"Ica biar urusan aku, kamu sarapan aja sana Mas, kasian Ica capek semalaman belajar sampe harus begadang." Ujar Rani kesal, sambil membelai rambut Cheisya yang sudah bergetar ketakutan.
Sebenarnya sudah biasa Cheisya merasakan dalam posisi seperti ini, tapi tetap saja, rasa takut itu selalu menghampiri.
"Anak pungot anak pungot, kerjanya nyusahin ya..." Sambung Leo, Anak tunggal dari Rani dan Surya, yang memang kerjanya suka provokator.
Surya hanya tersenyum miring lalu pergi angkat kaki dari sana.
"Bangun Ca, mandi gih sana, berangkat sekolah bareng Kak Leo-"
"Leo gamau bareng dia lagi Bun, Leo ada janji-"
"Leo!"
"Ck, nyusahin." Leo mengalah, dan pergi dari sana, sarapan bersama Ayahnya.
Cheisya berkaca-kaca, ia memilin ujung piyamanya sambil menggigit bibir bawahnya.
"Ca..."
"Hiks...hiks..."
"Heum...udah ih kamu ini, udah besar gini masih cengeng, udah gausah didengerin kata Ayah sama Kak Leo, mereka memang gitu mulutnya..." Rani menghapus jejak air mata Cheisya menggunakan Ibu jarinya.
"Ica nyusahin ya Bun? "
Rani dengan cepat menggeleng.
"Justru Bunda seneng banget ada kamu disini, sama Bunda, kan dari dulu Bunda pengen banget punya anak cewe, alhamdulillah sekarang Bunda punya." Tutur Rani dengan lembut kepada Cheisya."Ica s-sayang Bunda..." Cheisya memeluk Rani erat, seperti tidak akan pernah melepaskannya.
Selang beberapa detik, Cheisya melepaskan pelukannya dan tersenyum ke arah Rani, menunggu kecupan yang setiap hari ia rindukan.
Cup!
Rani mencium pucuk kepala Cheisya, barulah Cheisya beranjak dari tempat tidurnya, dan langsung memyambar handuk digantungan belakang pintu, kemudian langsung pergi ke kamar mandi, untuk mandi.
Ilona Cheisya Nandhita, jangan kira ia adalah tokoh dengan segudang cerita bahagia dalam hidupnya, seperti dalam cerita lain, dikisahkan seorang gadis yang hidup berlinang harta, hidup dalam kegermelapan dunia, tapi tidak untuk Cheisya.
Benar adanya kalau ia adalah anak yang lahir dari hubungan terlarang, dan dibuang bahkan tak dianggap lagi oleh Ibu kandungnya sendiri, yang sekarang entah berantah dimana rimbanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alreska
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ❗Sequel I'm A Good Girl❗ "Kak Alres wanna be my husband?" tanya seorang gadis menggoda. "Gue belum butuh istri, tapi kalau pembantu gue lagi cari," jawab Alres cuek. "Kalau gitu jadi pembantu Kakak juga gapapa kok -" "Janga...