"Nyatanya masih banyak yang berharap walau tau itu menyakitkan."
-Alreska***
"Meera?" Alres menyerngit saat melewati mansion komplek dan melihat Meera yang masih duduk di bangku panjang didepan pintu gerbang rumahnya sambil memainkan handphone-nya. "Kok dia belum berangkat ke sekolah?" pikir Alres kemudian menepi kan mobilnya.
"Ra!" Panggilnya setelah membuka setengah jendela mobilnya.
Meera menaikkan sebelah alisnya. "Iya?" dan mendatangi Alres.
"Kenapa?"
"Kok belum berangkat? udah jam segini, tumben." Pekik Alres sambil melirik arloji ditangannya.
"Nungguin Keano, dia lama banget mandinya." Decak Meera.
"Mau bareng?"
"Boleh?"
"Iya, naik aja."
"Okey, wait, mau pamitan dulu ya..." Meera pun sedikit berlari masuk ke dalam rumahnya, beberapa menit kemudian ia pun kembali, dan masuk ke dalam mobil Alres.
"Makasi ya." Tukasnya.
"Hm." Gumam Alres.
Hening.
Meera menyibukkan dirinya membuka aplikasi oren pada handphonenya membaca sebuah cerita disana. Sekali-kali ia tersenyum kecil, dan sekali-kali ia tampak memberengut, Alres yang diam diam menatap Meera dari kaca spionnya pun dibuat heran akan perubahan ekspresi gadis itu.
"Baca apa?"
"Cerita."
"Tentang?"
"Kisah cinta Aku dan kamu."
Blush!
Entah mengapa tiba tiba ujung bibir Alres tertarik keatas, membentuk lengkungan senyum yang sengaja di ulunkan ke dalam, menahan saltingnya.
"Gimana kisahnya?" Tanya Alres lagi pura-pura penasaran.
Meera senang jika ada yang ingin mendengarkannya bercerita, dan sekarang waktunya untuk memulai.
"Jadi ada si cowo, ganteng, baik, tegas, tapi dingin banget, dan satu cewe berhijab, dia kalem, dan juga cantik, kebetulan mereka ini tetanggaan satu komplek, nah terus ternyata si cowo ini tuh diam diam suka sama cewe ini, btw, cewenya ini rada jutek, tapi si Arion-"
"Arion?"
Meera menyerngit. "Ohh...gue lupa bilang, nama cewe nya ini Ayana nama cowonya Arion, Arion ini-"
"End nya gimana?" Terdengar nada bicara Alres berubah, menjadi sangat jutek dan dingin.
"Si cowo belum sempat nyatain perasaan malah mati kelindes truk tronton-"
"Astagfirullah!" Pekik Meera, karena Alres yang tiba tiba menginjak rem, membuat tubuh gadis itu sedikit terhenyak ke depan.
"Kenapa?" Pekik Meera sedikit panik sambil memegangi dadanya.
"Truk didepan berhenti tiba-tiba." Alibi Alres.
Padahal ia kaget dengan ending cerita yang diceritakan oleh Meera, dan tak sengaja hilang fokus dan hampir menabrak Anjing yang lewat.
"Mana truknya?" Tanya Meera saat tidak mendampati tidak ada truk dihadapannya.
"Udah ga ada." Alres pun kembali tancap gas.
"Nah si cowo kan udah mati, si cewe nya malah nikah sama Kakak kelasnya, yang gak kalah ganteng-" Lanjut cerita Meera.
"Cewenya ga setia." Ketus Alres.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alreska
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ❗Sequel I'm A Good Girl❗ "Kak Alres wanna be my husband?" tanya seorang gadis menggoda. "Gue belum butuh istri, tapi kalau pembantu gue lagi cari," jawab Alres cuek. "Kalau gitu jadi pembantu Kakak juga gapapa kok -" "Janga...