31. Perkara Sambal

79 11 0
                                    

Pertengahan bulan ini bakal tamat, setuju ?
---

+62 821 ×××× ××××
| Kasih nomer Haidar

+62 822 ×××× ××××
| Ultah Haidar besok 'kan ?

+62 815 ×××× ××××
| Clauryn XI Sejarah B

Masih banyak lagi pesan yang Zara terima dari nomor tak dikenal. Tapi satu yang menarik perhatian Zara, ada seseorang yang meminta nomor kakaknya.

Setidak inginkan kakaknya mempunyai kontak cewek selain teman-temannya. Zara menekan pesan tersebut lalu membalas.

| 👤 Kak Cakra jelek🗣️
| Maap, ini siapa ?

Setelah membalas pesan tersebut, Zara bangkit dari kasur lalu pergi mandi untuk bersiap-siap ke sekolah.

Dua puluh menit kemudian Zara sudah berdiri di depan cermin, lengkap dengan pakaian sekolah. Zara mengambil tas dan ponselnya di atas meja belajar.

Namun, saat hendak menutup pintu kamar. Dering notifikasi dari ponselnya berbunyi, Zara membuka lockscreen untuk melihat pesan tersebut.

+62 821 ×××× ××××
| Thanks, adik ipar.
| Buat PDKT mungkin [?]

| Ga jelas.
| Mimpinya ketinggian, langit ketujuh pun
Mungkin ogah lu tabrak.

Zara berdecak saat membaca pesan itu, bisa-bisanya dengan pede ingin mendekati kakaknya. Sudah tahu kakaknya anti dengan cewek.

Setibanya Zara di lantai satu, dirinya langsung menuju ke dapur. Terlihat di sana sudah ada ayah, kakak, dan buna. Zara mengambil tempat duduk disebelah Haidar.

"Pagi kesayanganku !" sapa Zara dengan riang.

"Pagi juga, kesayangan."
"Pagi juga, jelekku !"

Zara sontak menoleh ke Haidar. "Males banget dengernya !" Haidar hanya berdecak lalu menjawil hidung Zara yang pesek.

"Gue juga males liat lu !" Zara merotasikan matanya tanpa membalas ucapan Haidar.

***

Istirahat pertama telah tiba. Seperti biasanya, Zara serta temannya yang lain akan pergi ke kantin. Tetapi kali ini berbeda, dirinya berpisah dengan kakak dan teman-temannya.

Saat tengah asik makan sambil menonton video idolanya, tiba-tiba ada yang ikut menimbrung tanpa izin terlebih dahulu.

Zara mendongak lalu menatap sedikit tidak suka. "Gabung ya !" ujar Puspa yang padahal dirinya sudah duduk.

Zara tak membalas, dirinya kembali lanjut makan tanpa memperdulikan Puspa yang menatapnya gereget.

"Zara, makasih ya," ucap Puspa, Zara mengernyit tak paham.

"Apa ?" gumamnya yang meraih didengar Puspa.

"Makasih," Ulang Puspa.

"Hah ? Buat apa ?" Sebenarnya Zara sudah mati-matian untuk tidak memaki ketidakpekaan Puspa. "Yang tadi pagi."

Zara memejam sejenak untuk menetralisirkan rasa kesalnya. "Iya, tapi buat apa ?" Zara dapat melihat Pusla senyum malu-malu. Hal itu membuat Zara ingin mencakar wajahnya.

"Emh.... Buat, buat nomornya," balas Puspa sambil senyum-senyum malu.

"Oh, jadi tadi pagi itu lu yang ngechat ?" Puspa mengangguk senang, detik berikutnya kembali cemberut akibat perkataan sarkas Zara. "Pantes ga jelas, sok pede lagi."

KALO BUKAN KARNA BUTUH, GA BAKAL GUE BAIKIN LU !

"Eh iya, btw ultah Haidar kapan ?" Zara menghentikan suapannya yang sudah mengudara. "Ganggu banget sih, cari tau aja sendiri !"

"Yakan lu adeknya, ngapain gue harus susah-susah tanya ke orang-orang kalo lewat lu bisa ?"

"Ya masalahnya-- 6 Juni !" putus Zara untuk mengatakan yang sebenarnya, dirinya malas berdebat dengan cewek di depannya.

Berbeda dengan Puspa yang tersenyum senang. "Emh.... Kalo yang Haidar suka ?" Zara kembali mengehentikan makannya.

"Tteobbokkie, segalanya asal ga haram."

"Hah, gimana ?" Zara mengepalkan jemarinya kuat-kuat agar tidak membantai orang di depannya. "Segalanya asal bukan rumput laut !"

"Terus, dia hobinya apa ?"

"CARI TAU AJA SENDIRI, GUE LAPER !"

Setelah mengatakan itu dengan sedikit berteriak, Zara kembali makan baksonya yang masih setengah. Sedangkan, Puspa tampak menyeringai tak lupa tatapan liciknya.

"Makasih, gue cabut dulu." Pamit berujung maut.

Saat berpamitan tadi Puspa dengan sengaja memberikan sesendok penuh sambal, yang dasarnya Zara sangat benci sambal.

Satu, dua, tig--

"PUSPA BEGO, LIAT AJA PEMBALASAN GUE !"

🎟️🎟️🎟️
Aku balik ! Gimana kangen sama Lee family ga ?
Spam komen + vote !!
Next part tunggu ya !

Ayah Lee | NCT Dream ft. TaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang