♡♡♡
Suara ricuh dari para siswa yang pulang sekolah menjadi tontonan yang lumayan mengasyikan bagi seorang pemuda yang tengah duduk di atas sepeda motornya. Tontonan yang sudah tidak asing baginya.
Pemuda yang sedang menunggu adiknya itu terus menelisik sekeliling, berusaha mencari keberadaan sang adik di antara banyaknya para siswa. Namun bukannya menemukan adiknya, ia malah bersitatap dengan seorang siswa yang tengah menatapnya. Siswa yang berdiri di dekat pohon itu menatap Junkyu lekat.
Terkadang Junkyu bertanya-tanya. Apakah ada yang aneh pada dirinya? Atau apa dia setampan itu sampai ditatap terus? Hm, Junkyu bingung.
"DOR KAK AJUN!!"
"Kakak nggak kaget ya, Doyoung." Seru Junkyu yang menolehkan kepalanya pada seorang pemuda yang berdiri di sampingnya dengan seragam yang melekat di tubuhnya.
"Susah banget kagetin kak Ajun." Ujar Doyoung lesu, "padahal tadi kak Ajun lagi ngelamun." Lanjutnya.
Mendengar perkataan adiknya, Junkyu hanya tersenyum. Tadi setelah bertatapan dengan siswa yang entah siapa namanya, Junkyu menatap kaca spion yang memperlihatkan gerak-gerik adiknya. Jadi, tidak ada alasan untuk Junkyu terkejut dengan teriakan tiba-tiba adiknya itu.
Tak jauh dari tempat Junkyu dan Doyoung, terlihat sekelompok siswa yang memainkan bola basket di tepi jalan. Junkyu berdiri dari duduknya saat sekelompok siswa itu mulai mendekat, lalu setelahnya ia memeluk Doyoung dengan berpindah posisi, punggung Junkyu terkena lemparan bola basket yang dimainkan sekelompok siswa tadi.
"Kak Ajun?" Tanya Doyoung terlihat cemas, karena sungguh lemparannya terdengar sangat keras saat mengenai punggung Junkyu.
Pertanyaan Doyoung hanya dibalas senyuman oleh Junkyu, pemuda itu mengambil bola basket yang hampir saja mencelakai adiknya jika ia tidak bertindak cepat.
"Itu bola gue. Balikin sini." Ucap seorang siswa sembari mengulurkan tangannya, meminta miliknya kembali. Dan dengan tanpa banyak bicara Junkyu mengembalikan bola basket itu.
Tanpa berkata terimakasih, sekelompok siswa itu kembali melanjutkan langkahnya, tentunya dengan bola basket yang masih dimainkan. Dan diantara sekelompok siswa itu, terdapat siswa yang menatap Junkyu tadi.
Sebenarnya itu bukan pertama kalinya Junkyu selalu ditatap oleh siswa berkulit semanis coklat itu. Sedari ia selalu menjemput Doyoung, Junkyu selalu memergoki seseorang yang menatapnya.
"Resiko jadi orang tampan banyak yang suka memang." Gumam Junkyu yang mendapat respon gelengan kepala dari Doyoung.
"Punggung yang kena lempar, ternyata sampe korslet ke kepala. Tak patut"
"Ngatain kakak, nggak kakak kasih ayam goreng." Ucap Junkyu sembari kembali menaiki sepeda motornya, "cepet naik, kakak udah nggak sabar mau ngabisin ayam goreng. Eumm sedap~"
Mendengar perkataan Junkyu, Doyoung segera mendudukkan bokongnya di belakang Junkyu. Memeluk kakaknya erat, "iihh kak Ajun, maafin Dobby. Jangan diabisin sendiri ayam gorengnya." Rengek Doyoung yang hanya dibalas angin lalu. Membuat Doyoung mengerucutkan bibirnya kesal.
♡♡♡
Semilir angin membelai pipi Junkyu yang tengah berdiri di depan gerbang rumah dosennya. Bukan untuk mengantarkan tugas, tapi karena permintaan dosennya yang meminta Junkyu mengajari anaknya belajar.
"Rileks Kim Junkyu... huuhh." Ucap Junkyu berusaha menenangkan dirinya sendiri.
Karena sebenarnya Junkyu enggan, ia berniat menolak permintaan dosennya itu tapi setelah tahu bahwa dia akan digaji yang cukup besar. Membuat Junkyu mau tak mau harus menerima permintaan dosennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magnetic | JeongKyu
Fanfiction[On Going] "Jeongwoo, cita-cita kamu apa?" "Cita-cita aku milikin kak Junkyu." bxb