'O4

687 130 5
                                    

♡♡♡

Aura canggung memenuhi ruang belajar yang tengah diisi oleh Junkyu dan Jeongwoo serta Doyoung. Sebenarnya hanya Junkyu dan Jeongwoo yang merasa canggung satu sama lain, karena Doyoung tengah tertidur lelap di sofa.

Junkyu merasa canggung karena ia sadar Jeongwoo sedang tidak dalam mood yang baik. Pasalnya pemuda itu terus menundukkan kepalanya dan Junkyu merasa seperti ada awan hitam yang berada di atas kepala Jeongwoo yang kapan saja siap menurunkan badai hujan.

Lama-lama berada di dalam suasana canggung membuat tenggorokan Junkyu kering. "Eum.. kakak ambil minum dulu ya, Jeongwoo." Ucap Junkyu memecah keheningan, ia berdiri dari duduknya. Namun saat ia akan melangkahkan kakinya, Junkyu kembali terduduk. Bedanya sekarang Junkyu duduk di pangkuan Jeongwoo.

"Sebentar aja." Pinta Jeongwoo saat tahu Junkyu akan berdiri dari pangkuannya. Jeongwoo mendekap Junkyu erat, menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Junkyu.

Junkyu menuruti permintaan Jeongwoo, bahkan pemuda itu mengelus surai Jeongwoo lembut dan dengan tangan satunya yang membalas dekapan Jeongwoo.

Jeongwoo merasa nyaman dengan elusan Junkyu di rambutnya, secara perlahan ia memejamkan matanya sembari menghirup aroma menenangkan yang keluar dari tubuh Junkyu.

Berada di dalam dekapan Jeongwoo membuat Junkyu ikut merasakan perasaan kecewa yang bercampur kesedihan yang dirasakan Jeongwoo.

Junkyu tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Jeongwoo saat di sekolah secara detail. Tapi, pihak sekolah mengatakan jika Jeongwoo berkelahi dengan siswa kelas 12 dan Jeongwoo-lah yang memulai perkelahian. Karena itu, Jeongwoo diskors selama 3 hari.

Junkyu berusaha supaya Jeongwoo tidak mendapat skors, tapi pihak sekolah selalu membantah. Junkyu yakin Jeongwoo tidak akan memulai perkelahian lebih dulu jika tidak dipancing.

Entahlah, meskipun ia baru mengenal Jeongwoo, Junkyu sangat yakin dengan pemikirannya mengenai Jeongwoo. Tapi ketika ditanya apa yang sebenarnya terjadi, bagaimana awal perkelahian itu dimulai, Jeongwoo hanya terdiam membisu.

"Jeongwoo, apa kamu kecewa karena kakak yang datang jemput kamu dan bukan bunda kamu?" Gumam Junkyu sebelum dirinya ikut terlelap di dalam dekapan Jeongwoo.

♡♡♡

Suasana canggung yang tadi menyelimuti kini telah pergi, tergantikan dengan suasana yang lebih terasa santai.

Junkyu tidak jadi mengajar Jeongwoo, ia lebih memilih memperbaiki suasana hati pemuda itu terlebih dahulu. Dan lagi, Junkyu tahu sendiri jika tidak dalam suasana yang baik, belajar yang memang membosankan terasa semakin tercekik oleh kebosanan. Rasa bosan yang rasanya sampai ingin merobek buku.

"Zenitsu kayak lu banget, Woo." Celetuk Doyoung tiba-tiba, membuat Jeongwoo mengerutkan keningnya tidak mengerti.

"Zenitsu suka Nezuko, tapi Nezukonya enggak pfftt-" lanjut Doyoung sembari menahan tawanya yang akan meledak.

Ngomong-ngomong, ketiganya sekarang tengah menonton movie Kimetsu no Yaiba, tentu ide dari Junkyu. Karena pemuda itu sangat menantikan film favoritnya itu. Namun, ia harus sabar karena Junkyu tidak bisa benar-benar fokus pada filmnya gara-gara dua makhluk yang mengapitnya.

"Sembarangan. Liat aja, nanti Nezuko pasti suka balik sama Zenitsu. Sama halnya kak Junkyu yang pasti suka balik sama gue." Ujar Jeongwoo penuh percaya diri sembari memeluk pinggang Junkyu dan menyandarkan pipinya di bahu Junkyu.

"Terima kenyataan aja, Woo. Kak Junkyu nggak bakalan suka sama bocah. Lu pasti cuma dianggap adik." Balas Doyoung pedas sembari mencubit tangan Jeongwoo yang seenaknya memeluk pinggang kakaknya.

Perkataan Doyoung menusuk dada Jeongwoo dengan tepat. Tapi itu tidak melunturkan semangat Jeongwoo untuk mendapatkan Junkyu.

"Kak Junkyu nggak mungkin anggap aku adik, kan?" Tanya Jeongwoo sembari menatap penuh harap pada Junkyu.

Junkyu menghela nafasnya, ia menyesal berada di tengah-tengah Jeongwoo dan Doyoung yang lagi-lagi mendebatkan hal yang tidak penting.

"Kalian bisa diem nggak?" Tanya Junkyu dingin tanpa menjawab pertanyaan Jeongwoo.

Setelah Junkyu bertanya dengan nada dinginnya, Jeongwoo dan Doyoung seketika terdiam. Membuat Junkyu bisa fokus pada film yang tengah ditontonnya.

"Nah gini tenang. Kan enak nontonnya." Seru batin Junkyu senang.







"Kalo kalian terjebak di mimpi yang indah tapi ujung-ujungnya mati, kalian milih bangun atau tetap tidur?" Tanya Jeongwoo tiba-tiba.

"Kamu mau gimana, Jeongwoo? Bangun atau tetap tertidur?" Junkyu melontarkan kembali pertanyaan Jeongwoo.

Tanpa terlihat rasa ragu Jeongwoo menjawab, "aku milih untuk tetap tertidur."

"Kenapa?" Tanya Doyoung yang sepenuhnya memperhatikan Jeongwoo.

"Karena, mimpinya indah." Jawab Jeongwoo yang hampir saja mendapat pukulan dari Doyoung, "setidaknya aku merasakan kebahagian meski palsu dan mati tanpa rasa sakit yang berarti." Lanjutnya yang berhasil mengurungkan pukulan Doyoung yang akan diarahkan padanya.





To be continue.

Magnetic | JeongKyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang