♡♡♡
Setelah menghabiskan sarapannya, Jeongwoo segera melangkahkan kakinya ke ruang belajar yang berada di lantai 2.
Di sela langkahnya, Jeongwoo tak henti-hentinya tersenyum senang. Suasana hatinya benar-benar bagus saat ini.
"Hai, kakak cantik." Sapa Jeongwoo pada Junkyu yang duduk di sofa, membuat Jeongwoo segera mendudukkan bokongnya di samping Junkyu.
"Halo." Balas Junkyu lemas, ia baru saja selesai membersihkan ruang belajar Jeongwoo yang sepertinya tidak dibersihkan selama berabad-abad.
Banyak debu di mana-mana. Dan sarang laba-laba yang hampir memenuhi tiap sudut ruangan. Haaah Junkyu sangat kelelahan.
"Kakak diliat dari deket gini ternyata cantik pake banget." Ucap Jeongwoo yang wajahnya tepat berada di depan wajah Junkyu, dengan jarak yang sangat dekat. Sampai bisa membuat bibir mereka saling menempel jika salah satu dari keduanya bergerak sedikit saja.
Junkyu yang mulanya menutup matanya, segera membuka mata serta menjauhkan wajah Jeongwoo dari hadapannya. Ia mendorong dada Jeongwoo lalu setelahnya Junkyu berdiri dari duduknya. Junkyu terkekeh canggung.
"Bocah gendeng. Gue tampan gini dibilang cantik. Mana deket-deket wajah gue. Udah deket, penglihatannya nggak bener. Mungkin gue harus minta Miss Rose beliin anaknya kacamata." Omel batin Junkyu kesal.
Setelah sedikit mengontrol emosinya yang lumayan naik karena sikap Jeongwoo, Junkyu berdehem pelan, "coba liat buku pelajaran kamu. Kita belajar mulai dari yang belum terlalu kamu bisa." Ucap Junkyu sembari mengulurkan tangannya. Ia berusaha seprofesional mungkin.
"Nggak mau liat hati aku aja kak?" Tanya Jeongwoo dengan nada yang terdengar menjengkelkan di telinga Junkyu.
Junkyu menggelengkan kepalanya, ia tersenyum tipis. Mencoba menahan kekesalannya, "tahan Kim Junkyu. Baru sehari masa mau ngasih kesan buruk. Sabar..."
"Beneran nggak mau liat? Padahal aku mau liatin hati aku yang kosong sekarang udah terisi sama kakak"
♡♡♡
"Biar gampang selesain soal yang kayak gini, kamu bisa pake cara yang kakak ajarin tadi. Kakak kasih tugas sedikit, kerjain pelan-pelan aja, okay?" Ucap Junkyu panjang lebar sembari membereskan buku Jeongwoo, menyisakan buku tugasnya.
"Jeongwoo?" Panggil Junkyu setelah tidak didengarnya suara Jeongwoo, takut-takut Jeongwoo tertidur karena penjelasannya yang membosankan.
Junkyu menolehkan kepalanya ke samping yang mana kedua maniknya langsung terkunci pada Jeongwoo yang ternyata tengah menatapnya sembari menopang dagu.
Untuk beberapa detik, keduanya saling menyelami manik satu sama lain. Jeongwoo selalu tenggelam ketika menatap manik coklat indah milik Junkyu dan Junkyu yang selalu terseret oleh Jeongwoo.
Orang yang selalu ditatap dari jauh kini dapat ditatapnya dari jarak dekat. Jeongwoo senang, tentu saja. Ia tidak perlu capek-capek berdiri di samping pohon lagi untuk menatap manik indah Junkyu, sekarang ia dapat menatapnya dari dekat. Sepuas yang ia mau.
"Belajarnya berjalan lancar ya kelihatannya." Ucap bunda Jeongwoo-Miss Rosè- dengan nada jahilnya.
Junkyu segera berdiri dari duduknya setelah mendengar suara Miss Rosè. Ia menggaruk tengkuknya, canggung. Berbeda dengan Jeongwoo yang santai-santai saja duduk di kursinya.
"Lancar banget, bun. Jeongwoo tarik ucapan Jeongwoo yang bilang nggak mau punya guru les." Ucap Jeongwoo sembari menatap bundanya.
Miss Rosè tersenyum senang mendengar ucapan anaknya itu. Berbeda dengan Junkyu yang meringis diam-diam.
"Miss, sepertinya saya harus pamit pulang." Ucap Junkyu setelah melihat jam yang menunjukkan pukul 12 siang.
Miss Rosè mengangguk, "terimakasih nak Junkyu sudah mau saya repotin. Yang betah ya ngajarnya. Jeongwoo juga sepertinya sudah nyaman sama nak Junkyu." Ucap Miss Rosè yang lagi-lagi dengan nada jahil di akhir ucapannya, "mari saya antar ke bawah. Kebetulan ada orang yang menjemput nak Junkyu." Lanjut Miss Rosè sembari berjalan keluar dari ruang belajar yang diikuti oleh Junkyu.
Jeongwoo yang ditinggal sendiri di ruang belajar, menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi dengan pandangan yang menatap langit-langit ruang belajar. Ia tengah memikirkan sesuatu.
"Dijemput? Hm... dijemput pacar, kah? Kenapa juga gue nggak nanya kak Junkyu udah punya pacar atau belum." Monolog Jeongwoo.
"Ah tapi gue nggak peduli. Mau punya pacar juga bakalan tetep gue pepet."
To be continue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magnetic | JeongKyu
Fanfiction[On Going] "Jeongwoo, cita-cita kamu apa?" "Cita-cita aku milikin kak Junkyu." bxb