'O3

740 130 3
                                    

♡♡♡

Suasana makan malam terasa sangat tenang, berbeda dengan yang terjadi beberapa jam lalu.

Suara teriakan dari Jeongwoo dan Jihoon memenuhi seisi rumah. Sampai membuat Doyoung muntah, karena merasa sangat pusing dengan sikap Jeongwoo dan Jihoon yang berdebat memperebutkan kakaknya.

"YA! JANGAN SENTUH-SENTUH BIBIR KAK JUNKYU!!" Teriak Jeongwoo saat melihat Jihoon yang mengusap ujung bibir Junkyu, itu pun bukan tanpa alasan. Jihoon membersihkan saus yang tertinggal di ujung bibir Junkyu.

Oh shit. Mereka mulai lagi.

"Bibir Junkyu yang gue sentuh, kenapa lu yang sewot. Dasar bocah." Ucap Jihoon tak acuh sembari melanjutkan acara makannya.

Mendengar ucapan Jihoon, membuat Jeongwoo menatap pemuda itu kesal, "kak Junkyu calon pacar gue, nggak boleh lu sentuh-sentuh sembarangan!" Sembur Jeongwoo menggebu-gebu dengan tangannya yang mendekap lengan Junkyu erat.

Junkyu masih berusaha fokus pada makanannya, meski sebenarnya ia sangat risih juga kesal. Terlebih ia merasa kasihan pada Doyoung yang kembali terlihat pucat.

"Tck baru calon pacar, belum tentu jadi pacar. Lagian Junkyu mana mau sama bocah kayak lu." Cibir Jihoon yang mana itu sangat terdengar menjengkelkan bagi Jeongwoo.

"Pfft-" Doyoung menahan tawanya yang tentunya semakin membuat Jeongwoo kesal.

"BANGS- mmph." Sebelum Jeongwoo lebih banyak membuat kebisingan, Junkyu segera menyuapi Jeongwoo.

Dan bukannya kesal, Jeongwoo malah tersenyum senang di sela kunyahannya. Sepertinya rasa kesalnya sudah meluap entah kemana setelah disuapi oleh Junkyu.

"Aaa-" Jeongwoo membuka lebar-lebar mulutnya, ingin kembali disuapi oleh Junkyu dan tanpa banyak bicara, Junkyu menyuapi Jeongwoo sampai piring makan pemuda itu tidak menyisakan makanan sedikitpun. Tanpa disadari keduanya, seseorang menatap tak suka pada interaksi Junkyu dan Jeongwoo.

Setelah semuanya menghabiskan makanannya, Junkyu segera membereskan piring-piring bekas makan dan mencucinya. Tentunya ia dibantu Doyoung, karena lagi-lagi Jeongwoo dan Jihoon berdebat yang tidak penting.

"Kak, kayaknya besok-besok kita nggak usah biarin mereka masuk ke rumah. Aku pusing bangett." Rengek Doyoung di sela mencuci piringnya yang dijawab oleh anggukan kepala oleh Junkyu.

"Hm.. kakak setuju."







"Ayo Jeongwoo, kakak antar kamu pulang. Kamu pasti nggak bilang kan mau main dulu." Ucap Junkyu sembari melangkahkan kakinya keluar rumah yang diikuti oleh Jeongwoo, "Ji, gue titip Doyoung bentar ya. Doyoung kakak pergi dulu." Lanjutnya yang dibalas anggukan oleh Jihoon dan Doyoung.

"Makasih, kak Junkyu." Ujar Jeongwoo ketika Junkyu melajukan sepeda motornya. Jeongwoo memeluk pinggang Junkyu erat sembari menyandarkan pipinya pada punggung hangat Junkyu.

♡♡♡

Junkyu menyeruput susu pisangnya, ia baru saja selesai dengan kelasnya. Hari ini Junkyu cukup longgar.

"Gue belum bilang jadwal belajarnya kapan aja sama Jeongwoo. Kalo gue dateng sekarang dia siap nggak ya.." Gumam Junkyu di sela langkahnya menuju parkiran.

"Tapi sebelum itu, gue harus jemput Doyoung dulu. Jangan sampai Doyoung kayak dulu." Gumam Junkyu, lagi. Junkyu sudah menaiki sepeda motornya, siap untuk melaju membelah jalanan kota.

"Nak Junkyu sebentar!"

Junkyu menolehkan kepalanya ke samping, dan terlihat miss Rosè yang berlari ke arahnya. Pemuda itu mengerutkan keningnya, bertanya kepada dirinya sendiri kenapa dosennya itu berlari ke arahnya.

"Apa gue buat kesalahan?"

"Nak Junkyu, saya boleh minta tolong? Tolong ke sekolahnya Jeongwoo, anak itu bikin masalah lagi. Saya tidak bisa kesana karena ada urusan penting. Bisa kan, nak Junkyu?" Tanya miss Rosè yang terdengar sangat terburu-buru. Membuat Junkyu mengangguk kaku.

"Iya saya bi-"

"Terimakasih, nak Junkyu. Nanti saya tambahin gaji kamu. Saya pergi dulu." Potong miss Rosè sembari kembali berlari ke dalam kampus.

"Memang urusan penting apa sampe anaknya nggak dianggap penting." Gumam Junkyu sembari melajukan sepeda motornya.

Di tengah perjalanan menuju sekolah Doyoung dan Jeongwoo, Junkyu tak henti-hentinya mengoceh tentang sikap miss Rosè, entahlah ia merasa sangat kesal.







Tak butuh waktu lama bagi Junkyu untuk sampai di sekolah Doyoung dan Jeongwoo, ia dengan segera memarkirkan sepeda motornya dan segera berjalan ke arah ruang guru. Jeongwoo pasti ada di sana kan?

"Kak Ajun!" Teriak Doyoung saat melihat Junkyu yang berada di sekolahnya.

"Kakak kenapa ada di sini? Doyoung nggak ada bayar apa-apa kok." Doyoung menatap penuh tanya pada kakaknya yang sekarang sudah berada di depannya itu.

Junkyu mengusak rambut Doyoung sekilas, "kakak mau ke ruang guru sebentar. Kamu tunggu dulu ya?" Setelah melihat anggukan kepala dari Doyoung, Junkyu melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.




Tok tok tok

Setelah mendengar ucapan 'Masuk', Junkyu membuka pintu ruang guru yang langsung saja memperlihatkan wajah Jeongwoo yang dipenuhi memar dan juga tatapan kecewa saat melihat sosok Junkyu.





To be continue.

Magnetic | JeongKyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang