♡♡♡
"Gimana? Masih keluar nggak darahnya?" Tanya Junkyu setelah menelan nasi gorengnya.
Selesai mengantarkan Doyoung ke sekolah, Junkyu segera pulang dan menggoreng nasi untuk dirinya juga Jeongwoo.
"Udwah sembwuh, kwak. Mwakasih ywa." Jawab Jeongwoo dengan nasi goreng yang masih berada di dalam mulutnya. Jeongwoo sangat lahap memakan nasi goreng buatan Junkyu, karena ini pertama kali-lagi-untuk dirinya merasakan masakan rumahan.
"Lainkali kalau susah tidur, diem di sofa aja. Nonton atau apa gitu. Daripada di luar, kedinginan dan akhirnya kamu mimisan kan di pagi harinya."
"Di luar awalnya doang yang dingin, lama-lama jadi kerasa anget kok."
Entah Jeongwoo berusaha mengingatkannya tentang 'apa yang terjadi semalam' atau hanya kalimat yang keluar begitu saja. Tapi karena itu Junkyu jadi mengingat bagaimana bibirnya dilumat oleh bibir Jeongwoo. Sial, pipinya terasa panas.
"Eh? Kakak demam?" Dengan wajah polosnya Jeongwoo bertanya dengan tangannya yang menyentuh kening Junkyu. "Tapi nggak panas kok."
Junkyu kesal. Bisa-bisanya pemuda yang lebih muda darinya itu mempermainkannya. Dengan cepat Junkyu menghabiskan makanannya, "kakak mandi dulu. Ada kelas bentar lagi." Ucap Junkyu datar sembari berdiri bersiap melangkahkan kakinya, namun ia kembali terduduk. Dengan paha Jeongwoo yang menjadi tempatnya terduduk.
Dejá vu.
"Kakak gemesin banget. Tanggung jawab cepat." Jeongwoo memeluk pinggang Junkyu dengan erat, membuat Junkyu menempel dengannya.
"Tanggung jawab apanya. Kakak nggak ngapa-ngapain kamu. Lepasin kakak." Ucap Junkyu dengan ketus.
Jeongwoo terkekeh melihat respon Junkyu. Ia tidak berbohong, Junkyu memang sangat menggemaskan sampai rasanya Jeongwoo ingin memakan pipi gembil pemuda yang lebih tua darinya itu.
Tanpa Jeongwoo ketahui, Junkyu tengah was-was karena detak jantungnya yang tiba-tiba menggila karena melihat Jeongwoo terkekeh. Ia takut Jeongwoo merasakannya.
Junkyu tidak mau jatuh, tapi kenapa Jeongwoo terus menariknya untuk ikut terjatuh bersamanya?!
"Kakak tau kenapa aku suka kakak? Padahal sebelumnya kita nggak pernah interaksi." Tanya Jeongwoo sembari tangannya yang mengelus pinggang Junkyu.
Pertanyaan Jeongwoo dijawab hanya dengan gelengan kepala oleh Junkyu. Ia tidak tahu sama sekali.
"Pertama aku liat kakak, aku udah ngira kalau kakak orangnya hangat. Setelahnya aku liat interaksi kakak sama kak Doy. Kakak yang waktu itu buat senyum cerah hadir di wajah kak Doy. Padahal aku tau banget kak Doy lagi sedih." Jeongwoo menatap lembut kedua manik indah Junkyu yang ternyata juga tengah menatapnya.
Jeongwoo menarik kedua sudut bibirnya, "mulai dari sana aku selalu perhatiin kakak setiap kali kakak jemput kak Doy. Dan aku seneng banget pas tau kalau kakak jadi guru les aku. Padahal sebelumnya aku nolak banget, nggak mau punya guru les." Lanjutnya yang diakhiri kecupan pada ujung hidung Junkyu.
♡♡♡
"Lu keliatan sibuk banget belakangan ini. Padahal tugas lagi sedikit-sedikitnya."
"Biasa. Gue sok sibuk, Jihoon. Lu kayak nggak tau gue aja~" Junkyu menyuapkan es krim ke dalam mulut Jihoon yang duduk tepat di sampingnya. Ngomong-ngomong keduanya tengah berada di taman kampus. Menikmati sejuknya angin sepoi-sepoi.
Jihoon menelan es krim yang disuapkan Junkyu padanya, "sesibuk-sibuknya lu, lu pasti ngerengek bosen ke gue. Biasanya lu gitu kan."
"Ada sesuatu yang seru sampai lu lupain gue?" Tanya Jihoon menatap Junkyu penuh selidik.
Junkyu yany ditatap seperti itu tidak berani menatap lawan bicaranya, ia lebih memilih menatap para mahasiswa yang berlalu lalang di depannya sembari mempermainkan tali tasnya.
"Bener ternyata." Ucap Jihoon, ia cukup mengenal tabiat Junkyu. Dan dengan keterdiaman Junkyu, Jihoon mengerti semuanya.
"Bukan gitu, Park Jihoon... G-gue pure lupa. Maaf." Sesal Junkyu yang kini memberanikan diri menatap wajah kecewa Jihoon.
Jihoon menghela nafas, "gue yang minta maaf. Gue cuma sahabat lu buat apa gue minta lebih." Ucap Jihoon sembari berdiri dari duduknya, "gue ada kelas. Lu hati-hati pulangnya" sebelum pergi, Jihoon menyempatkan mengelus surai Junkyu dengan senyum yang terlukis di wajahnya.
Junkyu menatap kepergian Jihoon dengan pandangan sedih.
"Andai dulu lu nggak mainin gue, semuanya nggak bakalan kayak gini, Ji."
To be continue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magnetic | JeongKyu
Fanfiction[On Going] "Jeongwoo, cita-cita kamu apa?" "Cita-cita aku milikin kak Junkyu." bxb