08. Khawatir

2.7K 378 38
                                    

Sekarang sudah pukul 9 malam, namun rose belum berada di rumah. Jae sudah ketar-ketir. Ia berkali-kali menelfon rose namun tidak diangkat.

Jae teringat kejadian beberapa jam sebelumnya.

"YA TUHAN!! SUDAH JAM SEGINI?!" Terdengar suara teriakan rose.

Terlihat rose berlari dari kamarnya ke dapur lalu kembali ke kamar lagi dan berlari (lagi) ke pintu rumah hendak pergi.

"Ma! Mau kemana?" Tanya jae.

"Nanti mama hubungi jae! Mama udah telat!"

Namun hingga sekaramg rose belum menghubungi jae. Jae hubungi balik pun tidak dijawab.

Tiba-tiba pintu rumah terbuka dan terlihatlah sosok rose dengan wajah lelah dan rambut sedikit berantakan dari pada tadi saat berangkat. Jae yang dari tadi duduk di salah satu anak tangga dekat ruang tamu pun langsung berlari menghampiri rose.

"Dari mana saja?" Tanya jae dengan ekspresi wajah marah.

"Kerja jae."

"Kenapa gak ngasih tau? Kenapa gak jawab telfon dari aku?!" Sekarang jae berujar dengan suara lebih tinggi.

Sedangkan roae terkejut mendengar teriakan jae. "M-maaf jae. Sepertinya ponsel mama mati."

"Besok lagi kalau mau pergi seenggaknya kasih tau mau kemana," ucap jae dengan nada dingin dan wajah datar. Lelaki itu langsung pergi dari hadapan rose menuju kamarnya.

"Dia.... kenapa?" Gumam rose.

 kenapa?" Gumam rose

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jaee... ayo sarapan!" Teriak rose dari meja makan. Tidak ada sautan dari jae. Rose pun bertanya ke doyoung yang tadi ia suruh untuk membeli buah peach. Buah kesukaan jae. "Doyoung, jae masih tidur kah?"

"Sepertinya masih nona. Dari tadi, tuan muda jae belum belum keluar kamar. Apa perlu saya bangunkan?" Asli ini doyoung menawarkan bantuan dengan setengah hati. Gak tau kenapa dia kesel aja gitu sama jae. Doyoung berharap rose menolak tawarannya.

"Gak usah. Biar gue aja."

Yes!! - doyoung, dalam hati.

Doyoung menampilkan gummy smilenya. "Baik nona. Silahkan."

Rose berjalan menuju kamar jae diikuti bibi park dibelakangnya.

Tok tok tok

Rose mengetuk pintu kamar jae.

"Jae, ayo sarapan!"

Tok tok tok

"Jae?"

Tok tok tok

"Jae ayo sara-" kalimat rose terpotong karena pintu kamar dibuka oleh jae. "Bibi park, aku sedang ingin makanan buatan bibi park." Bukannya berkata pada rose, jae malah berkata kepada bibi park.

" Bukannya berkata pada rose, jae malah berkata kepada bibi park

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Double up?

Mommy | JaeroséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang