Suasana kantin siang itu sangat ramai, Jane, Yeji, dan Ryujin sudah mengantri makanan sejak 5 menit lalu dan belum juga mendapat giliran. Tangan Jane sudah mengibas-ibas karena panas yang ditimbulkan dari ramainya kantin.
"Kenapa hari ini ramai sekali? Tidak biasanya..." Ucap Yeji memperhatikan seluruh sudut kantin untuk mencari tempat kosong.
"Iya, ada apa sih? Makanannya kan itu itu aja." Jawab Ryujin yang sangat tidak suka jika harus mengantri seperti ini, apalagi ditambah panas, "Aku rasa memasang AC di kantin ide bagus." Ia menatap kedua temannya.
Jane yang heran dengan pemikiran Ryujin langsung menimpal, "Eh! Kamu pikir biayanya juga tidak nambah? Kasian dong anak-anak yang tidak mampu bayar biaya sekolahnya."
"Tidak. Bukan begitu. Aku jamin biaya sekolah tidak naik." Jawab Ryujin enteng.
"Oke. Aku pegang omonganmu ya?" Tantang Jane menatap Ryujin.
"Oke."
Setelah selesai mengantri makan siang, Jane dan Ryujin mengikuti Yeji ke bangku yang kosong lalu bersiap menyantap makanan mereka. Meja putih panjang dengan banyak kursi membuat mereka harus duduk bergabung dengan murid lainnya. Jane duduk berhadapan dengan Yeji dan Ryujin yang duduk di samping Yeji, artinya kursi di samping Jane itu kosong.
Jane menyayangkan melihat brokoli yang menjadi sayuran untuk ia makan hari ini. Wajahnya langsung berubah datar ketika baru menyadarinya saat berada di meja, karena sejak mengantri Ryujin selalu mengajak ngobrol Jane kehilangan fokus pada menu-menu makan siang hari ini.
"Tau gitu kan gak usah yaa.." Ucap Jane menatap lesu brokoli di atas nampan makannya.
"Biar aku saja yang makan." Ucap seseorang yang tiba2 saja duduk di samping kiri Jane.
Ryujin hampir menyemburkan makanan yang ada di mulutnya ketika melihat Jaehyun yang tiba-tiba saja duduk di samping Jane, bahkan Yeji terpaku melihat Jaehyun yang memindahkan brokoli dari nampan milik Jane ke nampan miliknya.
"Selamat makan." Ucap Jaehyun pada ketiga gadis itu dengan santainya, sedangkan mereka masih kehilangan jiwa mereka yang melayang tiba-tiba.
Jane menoleh ke arah kanan lalu mengigit bibir bawahnya karena bingung dan panik harus berekspresi seperti apa. Setelah minum, Ryujin juga melanjutkan makannya.
"Selamat ma-makan." Ucap Ryujin terbata dan pelan.
Yeji yang hilang jiwanya sudah kembali sadar dan melanjutkan makannya seperti biasa tetapi lebih tenang. Sedangkan Jane, ia makan sambil menunduk hingga tanpa disadari Jaehyun memperhatikannya dan tersenyum kecil.
Di meja nomor 3 tepatnya di sebelah pojok kanan, Rose yang sedang makan siang sendirian menatap tak suka ke arah mereka. Setelah kejadian di lapangan basket beberapa hari lalu, Rose terlihat menghindari Jaehyun dan diam-diam memperhatikannya dari jauh, terutama ketika bersama Jane.
"Apa kurangnya aku ini?" Tanya Rose entah pada siapa.
Makan siang milik Ryujin dan Yeji sudah habis bersih tanpa menyisakan makanan. Ryujin menyikut Yeji yang duduk disampingnya, memberikan kode untuk segera meninggalkan meja dan memberi ruang untuk Jane berduaan dengan Jaehyun.
Ryujin memberi kode juga lewat matanya dan langsung menerima anggukan dari Yeji, "Jane~ Aku dan Ryujin pergi duluan ya? Kami belum menyalin PR Kimia milikmu." ucap Yeji yang tersenyum canggung sambil menarik Ryujin untuk berdiri.
Yeji mencubit kecil tangan Ryujin, memberi kode bahwa ia harus memberikan alasan juga.
Ryujin langsung menjawab, "Eh, iya, bener, anu, kita berdua belum ngerjain, aku malah sama sekali belum."
Jane belum sempat menjawab tetapi kedua temannya itu sudah pergi meninggalkan meja membawa nampan makan mereka masing-masing.
Jaehyun tersenyum, di dalam hatinya ia sangat berterima kasih kepada dua gadis itu. Ditatapnya Jane yang duduk di sebelah kirinya, terlihat tidak nyaman.
"Kenapa? Kamu gak nyaman duduk sama aku ya?" Tanya Jaehyun.
"Bu-bukan. Aku... aku sudah selesai makan juga." Jawab Jane ngasal.
"Tapi itu belum habis?" Jawab Jaehyun menunjuk makanannya di hadapan Jane dengan matanya.
Posisi ini terlalu dekat Jaehyun aku maluuuu, batin Jane.
"Aku sudah kenyang, tadi aku lupa bilang kalo nasinya gak usah banyak-banyak." Jelas Jane beralasan.
Jaehyun mengangguk paham, "Baiklah."
"Um, Jae?"
"Ya?"
"Mau ke tempat lain?"
"Boleh."
Setelah menaruh nampan makanan, mereka memilih untuk berjalan pelan ke arah taman. Berniat untuk mengobrol dengan santai dengan jarak yang tidak terlalu dekat.
"Jane?"
"Iya, Jae?"
Jaehyun tersenyum, "Kamu gak nyaman ya?"
Jane sedikit kaget, "Um... Sejujurnya aku merasa tidak nyaman saat kita makan di kantin karena jarak kita yang terlalu dekat, dan juga aku melihat Rose yang menatapku dari jauh."
"Aku minta maaf karena membuatmu merasa ngga nyaman. Dan jujur aku benar-benar tidak punya hubungan apapun dengan Rose." Jelas Jaehyun.
Langkah kaki mereka tetap berjalan, Jane lalu menghentikan langkahnya tiba-tiba lalu mengangkat kepalanya untuk menatap Jaehyun juga yang sudah berhenti, "Boleh aku tanya sesuatu?" ucap Jane.
"Tentu, apapun." Jaehyun menatap lekat-lekat wajah Jane.
"Tentang pernyataanmu di atap tempo hari. Apa kau——"
"Iya, aku serius. Aku menyukaimu." ucap Jaehyun.
***
Note:
wkwkwkkwkw
jadi rajinn
iya gabut soalnya :(
ternyata segabut ini idupku
hayuuu di vote dan koment yaaaaa;)))
KAMU SEDANG MEMBACA
Reasons Why: I Love You • jung jaehyun [ON-GOING]
FanfictionKalian semua mungkin hanya mencintai Jaehyun dari ketampanannya saja, percayalah ada banyak yang hal yang bisa kau cintai dari seorang Jaehyun. Atau mungkin, Jaehyun hanya melakukan hal tersebut pada orang yang ia cintai.