02 - Sakit

118 19 1
                                    

Siapa yang menyangka kalau lari keliling lapangan sebanyak 5 kali putaran membuat seseorang jatuh sakit. Jane merasa seluruh tubuhnya sakit semua alias pegal. Bahkan untuk menggeser tangan ataupun kepalanya, membuatnya merintih kesakitan.

Jane lantas meraih ponselnya, lalu menelpon Kak Johnny untuk memintanya menelpon Pak Luhan, wali kelasnya untuk izin tidak masuk hari ini.

"Apa kau baik-baik saja? Nanti kakak akan pulang ke rumah." Ucap Johnny yang sedang dalam perjalanan menuju sekolah Jane.

"Aku baik-baik saja, mungkin hanya dengan tidur cukup aku rasa pegal di seluruh tubuhku hilang."

"Apa perlu meminta izin untuk tidak masuk selama 2 hari?"

"Kak, besok hari sabtu."

"Astaga, maaf, kakak lupa. Ya sudah, kalau begitu istirahatlah."

Johnny lantas memutuskan panggilan dan kembali fokus pada jalan. Jika Jane sudah sakit seperti ini, Johnny selalu menyalahkan dirinya yang merasa kurang memperhatikan Jane dan sibuk pada pekerjaan.

Sesampainya di sekolah Johnny lantas pergi ke ruang guru untuk menemui Pak Luhan.

"Ada yang bisa saya bantu, Pak?" Tanya seorang siswa yang tak lain ialah Winwin. Kebetulan ia baru saja dari ruang OSIS mengambil beberapa berkas untuk melaksanakan program kerja selanjutnya.

"Ah, saya mencari ruang guru, dimana ya?" Tanya Johnny.

"Mau menemui siapa?"

"Pak Luhan."

"Beliau wali kelas kami dan setelah ini beliau ke kelas kami untuk memberikan semacam pembicaraan antar wali kelas dan murid. Mungkin bapak bisa menunggu saja di depan ruang kelas kami."

"Ah, baiklah."

"Ngomong-ngomong bapak ini..."

Seperti seolah bisa mengetahui isi kepala Winwin, Johnny langsung memperkenalkan dirinya, "saya Johnny, kakaknya Jane." Johnny lantas mengulurkan tangannya.

"Winwin, ketua kelas. Dan Jane teman sekelas saya." Jawab Winwin yang lalu menjabat tangan Johnny.

"Oh teman sekelas Jane."

"Kalau begitu mari pak ikut saja ke kelas."

Johnny lantas menunggu Pak Luhan di depan kelas Jane. Koridor memang sudah tidak ada murid, tetapi suara kegaduhan masih terdengar dari dalam tiap kelas terutama kelas Jane. Hingga akhirnya seorang laki-laki keluar dari kelas dan berpapasan dengan Johnny. Johnny hanya tersenyum kaku sampai laki-laki itu menjauh.

"Buset, ganteng bener." Ucap Johnny.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya seseorang yang Johnny yakini Pak Luhan.

"Pak Luhan?"

"Iya saya sendiri."

"Perkenalkan nama saya Johnny Seo, kakaknya Jane."

"Ah, Jane. Iya saya tau. Ada apa ya dengan Jane?"

"Pagi ini dia menelpon saya kalau badannya sakit semua setelah hukuman lari kemarin. Jadi saya ingin Jane diizinkan untuk tidak masuk sekolah hari ini." Jelas Johnny.

Pak Luhan terkekeh pelan, "Ah pasti pelajaran fisika, Pak Suho. Dia orangnya memang agak tegas pada muridnya, tapi tidak main kasar."

"Hahaha, saya juga berpikir ini pasti kecerobohan Jane sendiri."

"Kalau begitu nanti akan saya beritahu kepada seluruh guru yang mengajar kelas Jane hari ini."

"Terima kasih banyak, Pak. Kalau begitu saya permisi." Johnny lantas menundukkan kepalanya sedikit dan lekas pergi.

Yeji dan Ryujin sudah mendengar ucapan Johnny dan Pak Luhan dari balik jendela, berencana untuk ke rumah Jane setelah sekolah selesai hari ini.










Jane yang berusaha untuk mencoba tidur kembali selama hampir 1 jam, memilih untuk bermain ponselnya sambil menunggu Johnny datang. Johnny datang dengan banyak makanan yang dia beli sebelum sampai di rumah. Ia ingat kalau keadaan kulkas kosong dan tak ada stok makanan, yang terkadang mengharuskan Jane untuk pesan antar makanan cepat saji. Sejak kedua orang tua mereka meninggal, mereka hanya hidup berdua dengan makan makanan cepat saji.

"Apa badanmu masih sakit?" Tanya Johnny setelah memasukkan semua stok makanan ke kulkas dan lemari.

Jane yang sedang duduk di kursi makan setelah mengambil segelas air putih langsung melihat ke arah Johnny, "masih. Tapi ya sudahlah, mungkin 3 hari akan hilang."

"Kakak akan pulang hari minggu, kau tidak apa sendirian?"

"Apa ada kasus lagi?" Tanya Jane penasaran.

"Iya begitulah. Kecelakaan lagi, yang entah kenapa persis seperti Ayah dan Ibu dulu." Wajah Johnny terlihat seperti menahan kesedihannya.

Jane langsung mendekat dan memeluk kakaknya itu, "Kakak jangan sedih dong. Aku kan jadi ikutan sedih."

Johnny terkekeh lalu melepaskan pelukannya, "kalau begitu kakak pergi dulu ya."

Jane mengangguk, lalu membiarkan kakaknya itu bersiap-siap.

Johnny memakai jaketnya lalu bergegas memakai sepatu, "oh ya, kakak tidak bawa mobil dan mungkin akan pulang minggu malam."

"Baiklah." Jane mengantar Johnny sampai keluar rumah.

Di depan rumahnya sudah terparkir mobil SUV berwarna hitam dengan seorang perempuan yang berada di kursi kemudi.

Perempuan di dalam mobil itu lantas menurunkan kaca, "Hai Jane!" Sapanya sambil tersenyum dan melambaikan tangan sekilas.

"Hai Kak Seulgi!" Jane tak kalah riang menyapa kembali Seulgi yang sudah dia anggap sebagai kakak perempuannya itu.

Jane sudah mengenal Seulgi sejak ia dan Johnny masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Sampai bekerja sekarang pun mereka masih berdua dan berada di kantor kepolisian dan divisi yang sama. Seperti takdir ingin mereka bersama.

"Hati-hati di rumah ya! Setelah urusan ini selesai, kita pergi nonton." Ajak Seulgi ramah.

Jane mengangguk sambil tersenyum.

"Oiya, satu lagi. Kamu masih ingat Kak Wendy kan? Yang berada dibagian panggilan darurat,  Dia bilang akhir-akhir ini banyak telpon masuk dan laporan tentang penyusup atau ... Maling mungkin? Jadi hati-hati oke?"

"Tentu Kak. Aku akan hati-hati, lagi pulang Kak Johnny sudah menyiapkan suatu senjata untuk perlindunganku." Jane mengacungkan kedua jempolnya.

Setelah Johnny dan Seulgi pergi, Jane lantas masuk dan mendapati ponselnya berbunyi.

Light fury Calling

"Halo?"

"Kamu gakpapa kan? Aku dan Ryujin akan ke rumahmu sepulang sekolah."

"Astaga, aku tidak apa-apa Yeji."

"Ryujin yang mengajak, dia bahkan sudah pesan pizza dan milkshake kesukaanmu."

"Yap benar. Itu tandanya tidak ada penolakan." Tambah Ryujin.

"Jadi tunggu saja kami oke? Byeee"

Belum ada jawaban dari Jane, Yeji sudah memutuskan panggilan.


















Next next next

Reasons Why: I Love You • jung jaehyun [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang