08 - Mendekat

63 13 1
                                    

Setelah kejadian di Aula kemarin, Jane benar-benar memikirkan kembali untuk mendekati Jaehyun dan menimbang perasaannya. Ia merasa kalah jauh jika dibandingan dengan Rose yang berbakat dan cantik. Bukan hanya itu, Jane benar-benar tidak percaya diri kalau harus berjuang dan mengalahnya. Pikiran negatif juga tidak lepas dari pikirannya sejak kemarin, untungnya Johnny belum kembali ke rumah dan tidak melihat Jane yang uring-uringan di kamarnya karena perasaannya pada Jaehyun.

Hari itu seperti biasanya, setelah makan siang di kantin, Jane dan kedua temannya selalu menghabiskan waktu untuk menonton para siswa bermain basket ataupun sepak bola di lapangan.

Hari itu seperti biasanya, setelah makan siang di kantin, Jane dan kedua temannya selalu menghabiskan waktu untuk menonton para siswa bermain basket ataupun sepak bola di lapangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari itu cukup panas, bahkan Ryujin sampai membuka kemejanya dan memperlihatkan kaos yang ia kenakan di dalamnya. Belum lagi rambut Yeji yang sudah mulai lepek dibagian depannya. Jane juga merasakan panas yang orang lain rasakan hari itu.

Dari posisi mereka saat ini, tak jauh juga ada Rose yang duduk bersama seorang temannya menonton Jaehyun yang bermain basket. Jane bisa melihat senyuman merekah di wajah Rose.

Jane merasakan perasaan yang aneh, seperti kesal dan juga sedih. Ia bingung harus bagaimana.

Siang hari itu, Jaehyun tak banyak mencetak poin.

"Kamu ini kenapa? Ayo konsentrasi!" Teriak seorang siswa pada Jaehyun yang satu tim dengannya.

"Apa? Konsentrasi? Jangan berlebihan." Sinis Jaehyun.

"Apa katamu?!" Balas Siswa tersebut.

Yeji yang memperhatikan ada yang tidak beres diantara Jaehyun dengan siswa itu langsung memanggil Jane dan Ryujin untuk menaruh fokus pada mereka, "Hei Hei! Lihat itu Jaehyun!"

"Apa? Apa? Apa?" Tanya Ryujin.

Jane langsung menolehkan pandangannya dari Rose ke Jaehyun.

"Jangan berlebihan." Ucap Jaehyun datar.

Siswa itu merasa tidak terima dan hendak menonjok Jaehyun yang berada di hadapannya, sebelum pukulan mendarat di wajah Jaehyun, sudah banyak siswa lainnya yang menahan siswa itu.

"Jungkook! Berhenti!" Ucap Rose yang sudah berdiri di antara mereka.

Alis Jane saling bertautan, ia bingung kapan Rose bisa sampai disana dan untuk apa ia kesana.

"Apa ini? Tumben sekali kamu membelanya?" Sinis Jungkook, "Aaa." Dia menaikkan sebelah alisnya.

"Aku paham. Kamu pernah bilang kalau Jaehyun menyukaimu bukan?" Sinis Jungkook.

Semua murid terkejut dan langsung saling berpandangan lalu berbisik.

Jungkook menunjuk Rose dan Jaehyun bergantian, "Jadi, kalian sudah berpacaran?"

"Kamu ngomong apa sih?" Tanya Jaehyun kesal karena Jungkook menanyakan hal yang tidak ia mengerti pada Rose dan membawa namanya.

"Apa?! Jaehyun menyukai Rose?!" Ucap Ryujin sedikit berteriak, tetapi tidak ada yang menoleh ke arahnya. Semua mata memfokuskan pada Rose.

"Ayo jawab!" Tantang Jungkook pada Rose. Tatapannya seolah-olah merendahkan gadis berambut coklat itu.

Jungkook memang terkenal sebagai siswa yang suka mencari masalah di sekolah maupun di luar sekolah. Tidak ada yang tau kenapa Jungkook berperilaku seperti itu, seingat Jane, sekolah ini adalah sekolah terakhir yang mau menerima Jungkook.

"Aku enggak ngerti kamu ngomong apa." Jawab Rose.

Jungkook berdecih, "Bukannya kamu bilang ya sama semua siswi di kelas kalau Jaehyun pernah mengantarkanmu pulang?" senyuman licik muncul di wajahnya.

Rose menatap Jaehyun yang sudah menatap datar ke arahnya sejak tadi. Jaehyun merasa ada yang tidak beres.

"Lalu kamu juga bilang, itu tanda kalau Jaehyun menyukaimu." Lanjut Jungkook.

Semua murid semakin terkejut dan merasa patah hati karena mengetahui fakta kalau Jaehyun menyukai Rose. Terlebih lagi Rose sendiri yang mengatakannya.

Jane langsung berlari meninggalkan lapangan menghiraukan panggilan dari Ryujin dan Yeji.

Jaehyun menatap Jungkook lalu kembali menatap Rose yang sudah panik, "Aku enggak tau apa yang ada di dalam pikiranmu. Mengantarkanmu pulang bukan berarti aku menyukaimu, itu adalah tanda kalau aku melindungi perempuan."

"Tapi—"

"Lagian malam itu sudah menunjukkan pukul 11 malam." Jaehyun menghela nafas lalu menatap datar gadis di depannya itu, "Jangan pernah menyebarkan rumor apapun lagi."

Tanpa bicara lagi, Jaehyun langsung meninggalkan lapangan. Langkah kakinya terburu-buru mengejar seseorang.

Jane yang sudah sampai di rooftop langsung terduduk dan menarik nafas panjang lalu menghembuskannya, "Tenang Jane. Tenang."

"Kamu masih bisa mendapatkan seseorang yang lebih daripada dia." ucap Jane menenangkan dirinya.

"Dia siapa?" Tanya seseorang.

Jane menolehkan kepalanya ke kanan dan terkejut mendapati Jaehyun yang sudah berdiri menatapnya.

"Dia... dia...—"

"Aku?" Tanya Jaehyun.

"Apa?"

"Aku menyukaimu."

Jane tertawa hambar, "Kamu pasti bercanda."

Jaehyun tersenyum kecil melihat tingkah malu Jane.

"Tunggu, tanggal berapa ini? Bukan 1 April kan?" Jane langsung melihat layar ponselnya untuk memastikan tanggal dan bulan.

"Aku tau. Ini pasti jebakan yang kamu rencanakan bersama Rowoon? Benarkan?" Tebak Jane lagi.

"Bukan. Aku se—"

"Sampai jumpa!" Jane langsung pergi meninggalkan Jaehyun karena malu.

Dengan langkah cepat ia segera meninggalkan rooftop dan juga, Jaehyun.

•••

Note:
absurd banget anjim:(
mo nangis

Reasons Why: I Love You • jung jaehyun [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang