Bel istirahat baru saja berbunyi, murid-murid lainnya membereskan barang-barang mereka dan menaruhnya di dalam laci meja, begitu pula dengan Jane. Beberapa juga ada yang membiarkan barang-barang mereka tergeletak begitu saja di atas meja, seperti Ryujin yang langsung saja mengajak mereka untuk pergi ke kantin.
"Ayo ke kantin!" Seru Ryujin menarik perhatian murid sekelas, tetapi Ryujin tidak peduli akan hal itu. Karena, dia Ryujin.
Yeji membalikkan badannya ke belakang untuk melihat meja Ryujin, "Bereskan dulu barang-barangmu!"
"Males." Jawab Ryujin singkat yang langsung saja berdiri dan beranjak dari kursinya lalu menunggu di pintu kelas.
Jane tertawa kecil melihat kedua temannya itu yang selalu ribut kecil karena banyak hal. Ia membereskan barang-barangnya, beberapa ada yang ia masukkan ke dalam tas agar tidak hilang atau tertukar dengan teman sekelasnya.
"Ayo." Ajak Yeji yang sudah berdiri di tempatnya.
"Jane, sebentar." cegah Jaehyun membuat Jane yang sudah berdiri tidak jadi melangkahkan kakinya.
Jaehyun yang berdiri di samping meja Jane terlihat mengulum senyumnya lalu memberanikan diri untuk menatap Jane, "Setelah makan siang, mungkin kamu bisa melihatku latihan di aula."
"Hah?" Jane bingung, karena ia tidak tau Jaehyun latihan apa.
"Iya, latihan untuk lomba musik nasional 2 minggu lagi. Aku mewakili sekolah untuk itu." Jelas Jaehyun.
"Mmhh..." Jane tersenyum kikuk.
"Jangan bilang kamu tidak tau?"
"Ya begitulah, Jae. Aku bukan salah satu fansmu, tapi akan aku pikirkan untuk datang." Jawab Jane menggigit kuku jempol tangannya.
Jaehyun mengangguk paham lalu tersenyum kecil, "Aku tunggu kedatanganmu. Yeji, Ryujin, sebaiknya kalian ikut menemani Jane." ucapnya lalu berlalu. Rowoon yang berada di belakangnya tersenyum lebar seolah paham arah Jaehyun.
Setelah Jaehyun dan Rowoon keluar dari kelas, Jane menghadapkan tubuhnya ke arah Yeji yang juga masih berdiri di tempatnya. Mata kucingnya sudah melebar begitu juga dengan mulutnya. Ryujin yang memperhatikan dari ambang pintu juga kaget dengan apa yang baru saja terjadi.
"OH, MY, GOD." Ucap Ryujin dengan penuh penekanan di setiap katanya.
•••
Siang itu mereka makan siang dengan damai, Yeji bilang 'kalau makan itu harus kita nikmati rasanya, jadi diam' begitulah ucapnya, tetapi hal itu tidak berlaku untuk Ryujin. Kedamaian yang Yeji impikan akhirnya menghilang.
"Kamu harus datang ke aula." Ucap Ryujin tiba-tiba sambil menunjuk Jane menggunakan sendok.
Jane tersedak lalu menatap bingung Ryujin, "Apa?!"
"Ya benar. Seorang Jung Jaehyun menantikan kehadiranmu di aula." Jawab Ryujin dengan wajah bangganya.
"Tapi menurutku akan ada banyak siswi disana." Tambah Yeji.
"Gak masalah. Lagipula mereka tidak mendapatkan undangan langsung dari Jaehyun." Jawab Ryujin yang lalu menyuapkan makanannya.
Yeji mengangguk setuju, sedangkan Jane menatap kedua temannya tak percaya.
•••
Tangan Jane menahan dirinya di pegangan tangga menuju pintu masuk aula. Tubuhnya sudah ditarik-tarik oleh Yeji dan Ryujin agar cepat masuk ke dalam aula. Sebenarnya Jane tidak ingin datang untuk melihat Jaehyun latihan karena takut akan bertemu dengan Tzuyu, siswi yang menumpahkan minuman ke kepalanya tempo lalu. Jane memang tipe orang yang tidak ingin menimbulkan masalah meski ada orang yang mengusiknya.
"Ayo lah cepat! Keburu latihannya selesai!" Teriak Ryujin yang gregetan dengan Jane.
"Engga! Engga! Aku malu!"
Dua lawan satu, tentu saja Jane akan kalah. Mereka bertiga akhirnya memasuki aula dan mendapati banyak murid yang sudah menonton, tidak hanya siswi tetapi juga siswa yang termasuk teman-teman Jaehyun.
Aula sekolah merangkap menjadi lapangan basket indoor juga untuk beberapa kegiatan lainnya yang harus dilaksanakan dalam ruangan. Di bawah ring basket sudah ditaruh grand piano mewah yang disiapkan untuk anak-anak ekskul musik, terutama yang berbakat seperti Jaehyun yang sudah menyumbangkan banyak piala dan penghargaan. Bahkan semua murid yakin kalau nantinya Jaehyun bisa memilih universitas mana yang ingin ia masuki bahkan universitas di luar negeri sekalipun.
"Ini sudah yang ke 8 kalinya aku menonton Jaehyun latihan."
"Apa? Kenapa bisa sebanyak itu?! Aku aja baru 4 kali ini."
"Dia juga latihan di ruang musik, aku biasa mengintipnya dari jendela."
"Apa-apaan?!"
Jane yang mendengar percakapan tersebut cukup kaget, "8 kali. Aku bahkan baru ini." ucapnya pelan.
Keramaian yang ada membuat Jane tidak fokus memperhatikan Jaehyun yang mengalunkan melodi dengan jemarinya. Matanya menangkap Rose yang juga menonton Jaehyun dari arah sayap kiri. Entah kenapa perasaan Jane terasa tidak enak. Fokusnya berhenti di Rose yang menatap Jaehyun penuh pesona. Sampai akhirnya Jaehyun selesai dan riuh tepuk tangan terdengar, Jane tidak sempat ikut bertepuk tangan karena kesadarannya baru kembali penuh ketika tepuk tangan terdengar.
Rowon tiba-tiba muncul dan berdiri di samping Jaehyun sambil merangkulnya, "Terima kasih untuk yang sudah datang menyempatkan diri melihat penampilan Jaehyun! Tolong beri semangat untuk Jaehyun!" serunya.
"Semangat!"
"Semangat Jaehyun!"
"Kamu pasti menang!"
Jaehyun tersenyum lalu menbungkukkan tubuhnya, "Terima Kasih banyak."
"Ayo kembali ke kelas." Ajak Yeji.
Ryujin menahan tangan Yeji dan Jane, "Eits! Sebentar. Jane harus menghampiri Jaehyun."
"Buat apa?" Tanya Jane kaget.
"Untuk mengucapkan 'penampilanmu sangat bagus, kamu pasti menang, semangat Jaehyun', apa ini? Kenapa harus aku yang mengajari?!" Pekik Ryujin.
Ryujin sudah mau mendorong tubuh Jane tetapi berhenti ketika melihat Rose yang sudah lebih dulu menghampiri Jaehyun dengan sekotak susu di tangannya.
Dada Jane terasa sesak ketika melihat Jaehyun yang tersenyum pada Rose. Senyuman lebar yang Jane pikir hanya untuk ia seorang.
Apa yang aku harapkan? Aku sudah pasti kalah jauh, engga seharusnya aku kesini, batin Jane.
•••
Note:
Thanks for reading!
Voment juseyoooo
KAMU SEDANG MEMBACA
Reasons Why: I Love You • jung jaehyun [ON-GOING]
FanfictionKalian semua mungkin hanya mencintai Jaehyun dari ketampanannya saja, percayalah ada banyak yang hal yang bisa kau cintai dari seorang Jaehyun. Atau mungkin, Jaehyun hanya melakukan hal tersebut pada orang yang ia cintai.