Happy Reading!
Semoga Suka💜
~♥♥~
Malam hari sebelum akad besok pagi, keempat sahabat Elisa kini tengah rebahan manis sambil memanjakan diri dengan mengenakan masker wajah.
"Ini gue lepas, ya?" tanya Citra yang hendak membuka sheet mask di wajahnya namun ditahan oleh Elisa.
"Jangan! Belum lima belas menit," kata Elisa.
"Muka gue gatel," gerutu Citra.
"Diem deh!" sahut Nadia yang asik bermain ponsel.
"Kapan lo wisuda?" tanya Nia pada Nadia.
"Seminggu lagi," jawab Nadia.
"Tinggal gue yang belum wisuda," kata Putri sebal.
"Nikmatin aja prosesnya, Put," Citra Elisa.
"Malah sekarang dosen pembimbing gue masuk rumah sakit," curhat Putri. "Terus untuk sementara gue nggak bisa bimbingan skripsi," sambungnya.
"Kerjain aja, nggak usah dipikirin, nanti juga selesai," balas Elisa.
"Nggak dipikirin tapi kepikiran," sahut Putri. "Pengen nangis rasanya."
"Nangis aja, Put. Nih," ujar Nadia menepuk pundaknya. "Pundak gue masih kosong," lanjutnya.
"Kepalamu, Nad!" sarkas Putri membuat yang lain tertawa.
"Zia lagi apa, ya?" tanya Nia.
"Gue tadi chatan sama dia. Katanya dia hari ini ada jaga siang sampai malam," jawab Citra.
"Kasihan gue sama Zia. Waktu video call, kantung matanya selalu hitam. Udah pasti tuh anak jarang tidur," kata Elisa.
"Jadi dokter memang nggak mudah. Udah sekolahnya lama, harus cekatan, otaknya harus pinter lagi," sahut Nadia. "Gue aja yang ambil Pendidikan Bahasa Indonesia otak rasanya mau pecah," sambungnya.
"Itu sih otak lo aja yang harus tambah memori internal," balas Putri.
"Lo pikir ponsel apa?" kesal Nadia.
"Habis lo nikah, lo tinggal di mana, El?" tanya Nia.
"Kolong jembatan," bukan Elisa yang menjawab tapi Citra.
Elisa menatap tajam Citra yang dibalas cengiran tanpa dosa oleh gadis itu. "Gue sama Ethan tinggal di rumah sendiri," jawabnya.
"Nanti share lock alamat rumahnya ya?" kata Putri.
"Buat apaan?" tanya Nia dan Nadia bebarengan.
"Buat gangguin kalian lah," jawab Putri lalu tertawa jahat.
"Nggak ada akhlak!" sahut Elisa memukul paha Putri. Mereka berlima tertawa bersama setelah itu.
Tok... Tok... Tok...
Suara ketukan pintu membuat mereka menoleh.
"Siapa?" tanya Nia bingung yang dijawab yang lain gelengan kepala.
"Masuk," suruh Elisa.
Cklek!
Pintu terbuka menampilkan Nanda yang berjalan menuju ranjang. Kelima gadis itu langsung duduk.
"Kalian kok belum tidur?" tanya Nanda.
"Belum ngantuk, tan," jawab Putri mewakili.
"Kalian harus tidur. Besok kalian semua harus bangun sebelum subuh." Nanda menjeda ucapannya. "Terutama kamu, dek. Jangan sampai besok kamu susah dibanguninnya," sambungnya membuat Elisa mendengus sebal sementara keempat sahabatnya sudah tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
IRIDESCENT ✔
General Fiction[Follow Akun Author Dulu!] [Baca Cerita Seven Of Us Biar Nggak Bingung] [PINDAH KE FIZZO!] Dari sekian banyaknya laki-laki di dunia ini kenapa gue harus dijodohin sama lo? -Elisa . . . . . Dia adalah Elisa, gadis yang saat ini tengah menjadi CEO un...