13. Your (ex) Boyfriend

5.9K 767 66
                                    

Renjun berjalan di pinggiran sungai Han dengan kedua tangan masuk ke dalam saku jaketnya. Pria itu mengabaikan satu kelas hari ini dan memilih membolos. Renjun menatap sungai Han dengan pasangan lelahnya hingga seseorang duduk disampingnya dan mencuri perhatian Renjun.

"Hai." Sapanya sembari tersenyum.

"Hai" Jawab Renjun singkat.

"Kenapa disini sendirian?" Tanyanya.

"Sedang ingin saja." Jawab Renjun singkat.

Tidak ada obrolan lagi antara keduanya, hingga Jeno memberanikan diri membuka suara.

"Aku minta maaf sebab tidak bisa menjagamu dengan baik. Tapi Renjun aku ingin egois. Aku ingin kau kembali meskipun tidak mudah. Aku ingin memulai segalanya dari awal, bersamamu." Ucap Jeno.

"Aku tidak akan memaksa atau apapun. Aku hanya akan berusaha sampai kau sendiri yang menginginkanku untuk pergi. Dan sebelum itu, aku akan pastikan kalau kau menerimaku kembali." Lanjut Jeno.

Renjun sendiri hanya diam. Ia tidak tahu harus merespon seperti apa.

"Renjun, mungkin kau lupa. Tapi, aku mencintaimu, sangat besar." Lanjut Jeno dan setelahnya tangis Renjun pecah.

Renjun terisak dengan air mata membasahi wajah. Tenggorokan nya tercekat dan dadanya terasa sesak. Jeno yang melihat Renjun menangis segera merengkuh pria mungil tersebut. Hati Jeno serasa diremat melihat Renjun kembali menangis.

"Maaf." Gumam Jeno dengan sesekali mengecup pelan pelipisnya.

Setelah hampir setengah jam berpelukan, Renjun melepas pelukannya.

"Maaf membuat bajumu basah." Lirih Renjun yang langsung dibalas gelengan oleh Jeno.

Pria itu menangkup wajah Renjun yang sudah memerah dengan mata berair. Mengusap penuh sayang wajah mungil Renjun yang pas di tangannya.

"Tunggu aku, aku akan segera kembali." Ucap Jeno namun tidak mendapat jawaban apapun dari Renjun.

Jeno akhirnya mengantar Renjun kembali ke apartemennya dan segera beranjak setelah melihat pria bermata rubah itu masuk ke dalam tempat tinggalnya. Dengan langkah cepat, Jeno kembali ke mobilnya dan melakukan mobilnya ke arah rumah Yeeun. Ia sudah membuat janji dengan gadis berambut sebahu tersebut.

Begitu sampai di rumah Yeeun, Jeno segera mengetuk pintu dan mendapati wajah Yeeun yang tersenyum lebar menyambutnya.

"Jeno!" Seru Yeeun kemudian memeluk pria di hadapannya.

Jeno melepas pelukan Yeeun dan tersenyum simpul. Keduanya lantas duduk di teras rumah tersebut. Jeno menghela napas panjang sebelum memulai ucapannya.

"Yeeun, selama ini aku sudah salah." Jeno membuka percakapan keduanya dan berhasil membuat kening Yeeun mengkerut bingung.

"Selama ini aku selalu memprioritaskan kamu dibanding Renjun karena aku pikir Renjun punya yang lain dibanding kamu. Tapi ternyata aku salah, karena Renjun juga butuh aku. Aku lupa kalau keberadaanku berbeda dengan yang lain, dan Renjun pasti merindukanku dengan sangat saat aku selalu meninggalkannya untukmu." Tutur Jeno.

"Aku ingin minta maaf kalau setelah ini, mungkin aku tidak lagi bisa selalu ada untuk kamu. Renjun duniaku, Yeeun. Dan aku tidak bisa kehilangannya." Lanjut Jeno.

"Egois." Jawab Yeeun singkat membuat perhatian Jeno beralih pada gadis itu.

"Dia pasti mempengaruhimu, kan? Jeno, kau lupa? Aku bukan hanya sahabatmu tapi aku juga seseorang yang sudah mengenalmu seumur hidup. Kau mau meninggalkanku hanya untuk seseorang yang bahkan baru kau kenal kurang dari tiga tahun? Egois sekali dia memintamu melakukan ini padaku." Ujar Yeeun dengan tangan terkepal.

"Bukan Renjun, Yeeun. Tapi aku. Renjun tidak pernah memintaku untuk jauh atau meninggalkanmu sampai akhirnya dia sendiri yang memilih menyerah. Aku sudah tersesat hingga kehilangan Renjun, dan aku tidak ingin kehilangan dia untuk kedua kalinya. Dia semestaku, Yeeun. Aku benar-benar tidak bisa bahkan hanya membayangkan jauh darinya." Ucap Jeno.

"Kalau dia tidak egois, dia tidak akan bersikap seperti ini dan membuatmu bingung. Dia sengaja melakukan ini untuk mencari perhatianmu." Yeeun masih keukeuh dengan keyakinannya.

"Tidak, Yeeun. Kau tidak mengerti. Renjun ku tidak seperti itu." Jawab Jeno tenang.

"Aku tetap tidak menerimanya Lee Jeno. Dia sudah punya tiga kekasih lainnya, kenapa dia menginginkanmu juga? Apa dia tidak puas dengan tiga kekasihnya yang lain hingga mau mengambilmu dariku juga? Apa dia begitu murahan hingga melakukan itu?" Ucap Yeeun dengan pandangan sinis.

"Apa yang kau katakan? Renjun bukan orang seperti itu. Jaga ucapanmu, Park Yeeun." Ucap Jeno tidak suka dengan kalimat gadis di sampingnya tersebut.

"Benar, kan? Jika bukan seorang jalang, dia hanya akan punya satu kekasih. Tapi dia bahkan punya empat kekasih sekaligus." Jelas Yeeun dengan tangan bersidekap.

"Hentikan. Aku tidak mau mendengar hinaanmu kepada kekasihku lagi. Sudah cukup apa yang ingin aku ucapkan. Selebihnya, itu menjadi urusanmu." Tutup Jeno kemudian bangkit dari tempat duduknya.

"Aku mencintaimu! Lee Jeno aku mencintaimu!" Jerit Yeeun menghentikan langkah Jeno.

"Kenapa kau tidak bisa menerimaku? Aku bertahun-tahun bersamamu tapi kenapa kau tidak bisa melihatku?" Ucap Yeeun putus asa dengan air mata mengalir.

Jeno berbalik dan kembali mendekati gadis itu. Mengusap pelan air mata yang membasahi wajah Yeeun.

"Maaf, tapi hatiku sudah ku berikan semuanya kepada Renjun. Percayalah, kau akan menemukan hati yang baru." Ucap Jeno kemudian memeluk singkat gadis itu sebelum meninggalkan Yeeun dengan tangisan yang sudah pecah.

Gadis itu terduduk di lantai sembari meremat dada kirinya. Sakit sekali ditolak oleh cintamu. Bertahun-tahun Yeeun berusaha tapi Jeno tidak pernah melihatnya.

Mudah untukmu mengatakan aku akan menemukan hati yang baru. Tapi bagaimana bisa, saat seumur hidupku hanya kuhabiskan untuk mencintaimu, Lee Jeno.

Dan malam itu menjadi saksi patahnya hati Yeeun untuk kesekian kali.













Hai, maaf baru update dan mohon maaf lahir batin ya hehe.

Oh iya, aku pesen tolong jangan bawa perasaan tidak suka kalian sampai real life ya karena aku hanya meminjam nama dan wajah tokoh. Ini berlaku buat semua cerita. Aku suka sedih saat baca komen yang mengumpat dengan menyertakan nama tokohnya, kayak "Jeno anj***, winwin ban**" Dan sebagainya. Kalian boleh mengumpat dan aku juga seneng karena artinya ceritaku sampai ke hati kalian. Tapi, sekali lagi jangan mengumpat pakai nama tokohnya, aku sedih banget bacanya dan juga aku merasa menjadi jahat karena menulis dan membuat tokoh tersebut jadi jahat😞

QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang