Pagi hari menyapa dengan indah. Sinar matahari menembus kaca jendela yang masih tertutup kain.
Gadis pemilik mata coklat itu baru saja bangun tanpa dibangunkan dulu oleh jam weker.
Dilihatnya sekarang jam 06.10 menit. Kemudian ia melirik ke sisi kanan ranjang, cowok itu masih dalam posisi tengkurap seraya memejamkan mata.
Ah, rasanya ingin sekali berangkat ke sekolah. Tapi orang tuanya maupun mertuanya sepakat untuk memberikan keduanya libur tiga hari.
Tangannya tergerak mengguncang pelan bahu Rey. Hal itu tentu saja membuat cowok itu terganggu.
"Bangun udah siang, Gue siram nih"
DUK!
Dilemparnya bantal disebelah ke wajah Kiana.
"Anjing! Kalo bukan karena mama yang suruh, gabakalan gue buang-buang waktu kaya gini" Katanya seraya bangkit dari ranjang.
Rey hanya berdecak lalu melanjutkan tidurnya.
Seolah tak peduli, gadis itu mengedikkan bahu dan berjalan ke kamar mandi.
***
"Astaga." Kiana menggeleng heran."satu jam gue dikamar mandi, belum juga bangun"
"Hei, bangun." Kiana menepuk pantat Rey dengan keras.
Rey terbangun dan berdecak."Satu kali lagi lo berisik, lo tau akibatnya"
"Liat noh, udah jam berapa sekarang. Gue laper nih"
"Pergi atau gue telanjangin lo sekarang juga" Rey menatap Kiana tajam. Membuat gadis itu panik sendiri.
"Ya-yaudah kalo lo ga mau. Bukan urusan gue juga"
"Pergi" katanya tegas, tapi tidak berteriak.
"Iya-iya gue pergi sekarang. Bosen juga liat muka lo."
Daripada terkena masalah, lebih baik Kiana mengalah saja. Masa bodo dengan perintah mertuanya.
***
"HANDUK GUE MANA?!"
"KIA, HANDUK GUE MANA?!"
Kiana yang berdecak sebal. Cowok itu bisanya hanya mengganggu ketenangannya saja. Dengan sangat amat terpaksa, cewek bermanik coklat itu meninggalkan laptopnya yang sedang menayangkan animasi spongebob squarpants di ruang tamu.
"Gausah pake teriak-teriak bisa?"
"Gausah suruh-suruh gue" kata Rey seraya bangkit dari duduknya di ranjang.
Kiana menghela nafas berat."Terus mau lo apa?"
"Handuk"
"Handuk?"
Rey merapatkan alis pertanda kesal."Jawab aja gausah bacot, mana handuk gue?"
"Lo udah cek lemari?"
"Ck, udahlah jawab aja ap-"
"Lo mau handuk lo kan?"
"Ck, iya udah"
"Bener?"
Rey mengusap wajah gusar."Iya, Ki!"
"Demi apa?"
"Sekali lagi lo beri-"
"Iya-iya, gue diem"
Kiana berjalan menghampiri lemari, sedangkan Rey mengikuti dari belakang. Jemari Kiana bergerak membuka pintu lemari.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIANA : PERFECT WIFE
Teen FictionTidak pernah di sangka sebelumnya, mimpi buruk itu berlanjut hingga saat ini. Pagi itu ia terbangun lalu beberapa saat kemudian, pemilik iris coklat itu sadar bahwa kejadian kemarin itu hanya sebuah gambaran di dalam mimpinya saja. Yah, sepertinya K...