1 : Kehebohan

179 97 146
                                    

Perempuan yang memiliki tatapan datar menatap ke arah segerumbulan orang-orang yang berada tidak jauh darinya. Perempuan itu bernama Alexa Caramelia Wijaya, sekarang mata Alexa sangat terganggu dengan pemadangan yang ada di lapangan basket.

Terlihat perempuan yang menggunakan kacamata sedang di permalukan di depan umum oleh
kakak kelas yang cukup Alexa kenal. Kakak kelas Alexa yang sedang melakukan pembully-an itu adalah Lauren Garista.

Saat Lauren menyiram segelas jus ke perempuan yang menggunakan kacamata itu membuat Alexa menatap tajam ke arah Lauren yang sekarang sudah tertawa keras bersama kedua sahabatnya. Tanpa rasa takut Alexa berjalan menuju lapangan basket untuk menghampiri  Lauren dengan tangan yang menggenggam segelas jus tomat.

“Waktunya bermain.” gumam Alexa dengan seringai misteriusnya.

Lauren dengan kasar mengambil kacamata milik perempuan yang sekarang sudah menangis karena tubuhnya sudah di penuhi jus yang sudah ditumpahi oleh Lauren dengan sengaja. Lauren mencengkram wajah perempuan hingga membuat perempuan itu meringis kesakitan.

“Jangan pernah mencoba menolak apa yang gue minta! Kalau nggak, lo akan berakhir seperti sampah!” ujar Lauren.

BYURRR

Tiba-tiba dari arah belakang ada seseorang yang menumpahkan segelas jus tomat ke Lauren, sontak membuat Lauren terperanjak kaget dengan apa yang dia alami. Bahkan semua orang yang ada dilapangan pun terdiam. Dengan wajah marah Lauren berbalik untuk melihat sosok yang sudah berani menumpahkan jus ke arahnya.

Saat Lauran berbalik, Lauren dikejutkan dengan sosok Alexa yang sedang tersenyum merendahkan ke arahnya. Seketika amarah Lauren pun meledak, Lauren pun langsung
melayangkan tangannya ke arah Alexa untuk menampar pipinya.

Tapi dengan cepat Alexa menangkap tangan Lauren, tangan Alexa mencengkram kuat tangan Lauren hingga membuat Lauren meringis kesakitan. Sedangkan Alexa, hanya tersenyum puas karena melihat Lauren yang lemah.

“Tangan kotor Kak Lauren tidak pantas untuk menyentuh pipi aku yang suci,” ejek Alexa dan langsung menghempaskan tangan Lauren begitu saja.

“Kurang ajar banget lo sama senior!” bentak Lauren.

“Senior? Bagi gue, lo hanya sampah busuk yang ada sekolah ini.” sahut Alexa santai.

“Alexa! Lo sudah bermain api sama gue!”

“Gue nggak takut sama lo.”

“Lo! tunggu aja pembalasan gue!!!” Lauren yang marah besar pun langsung beranjak pergi.

Setelah Lauren dan sahabatnya pergi, Alexa berjalan menghampiri perempuan yang menjadi korban bully-an Lauren. Alexa dengan lembut membantu perempuan itu berdiri, perempuan itu menatap Alexa dengan tatapan kagum.

“Lo nggak papa kan? Ini kunci loker gue, lo bisa ambil sweater gue buat ganti baju lo itu.” Alexa menyerahkan kunci loker pada perempuan itu.

“Terima kasih udah bantu gue tadi,” ucap perempuan itu tulus.

“Santai aja, kalau gitu gue pergi dulu. Nanti kalau udah selesai, lo titipin aja kunci loker gue sama Vina teman gue, dia satu kelas sama lo,” ujar Alexa dengan senyuman cantiknya.

Setelah itu Alexa berjalan menjauh dari lapangan basket menuju kantor guru. Perempuan itu menatap Alexa dengan senyuman tulus. Tidak jauh dari lapangan basket terlihat dua laki-laki yang menggunakan baju karate menatap ke arah lapangan basket dengan wajah tertegun.

“Gue baru tau ada adek kelas yang berani ngelawan Lauren,” ucap laki-laki bermata sipit yang bernama Levano Putra Arya.

Saat Levano melihat ada seorang adik kelas yang berani melawan Lauren di depan umum, mata Levano tak bisa mengalihkan pandangannya pada perempuan itu. Levano terkejut
karena untuk pertama kalinya ia melihat ada seorang perempuan seberani itu.

Al untuk LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang