5 : PENGECUT!

100 76 77
                                    

Jam pulang sekolah

"Rencananya pulang sekolah ini lo mau kemana, Al?" tanya Vina yang sudah menggendong tasnya kepundak.

"Gue mau belanja keperluan toko, soalnya mamihnya udah titipin gue list ini." Alexa menunjukan pada Vina list belanjaan yg diberikan mamihnya.

"Busettt!" Vina menganga, matanya pun membulat sempurna. "Banyak bener, udah kaya bahan contekan pas ujian," ujar Vina seraya menyipitkan matanya, membaca kata demi kata pada list belanjaan tersebut yg tulisannya berukuran sangat kerdil.

"Vin, lo jadi ikut gue gak?"

Vina mencebik "Sorry ya Al. Hari ini jadwal gue les biola. Jadi gak bisa ikut deh."

"Oh gitu. Yaudah gak apa-apa kok. take it slow, Vin. Dilain waktu kan juga bisa."

Senyum sudah mengembang lagi di bibir Vina "Utututu, baiknya sahabat Vina," ucapnya manja seraya mencubit pipi Alexa. "Oh iya. Di luar sopir gue udah nungguin, atau Al sekalian ikut Vina aja yuk, kan searah," ajak Vina.

"Makasih deh, Vina duluan aja. Soalnya Al mau tempelin brosur dulu di mading."

Alexa merasa, kalau selama ini ia sudah banyak merepotkan Vina, jadi Al menolak ajakan Vina secara halus. Kebetulan, Al juga akan menempel brosur dari toko roti ibunya untuk menggaet pelanggan baru.

"Hmm yaudah. Kalau gitu gue duluan ya Al, bye!"

Alexa kini sudah berada di depan Mading dengan beberapa brosur, doubletip dan gunting yg sudah ada di tangan Alexa.

Sebelum menempelkan brosur ke mading ia melihat beberapa posisi prakarya milik siswa/siswi SMA Teladan agar nanti brosur milik toko roti mamihnya tidak mengganggu prakarya milik orang lain.

Begitu mendapatkan posisi yang pas, Alexa pun mulai membuka kaca penutup mading, hingga akhirnya sebuah tangan lain memberhentikan Alexa untuk membuka kaca mading tersebut.

Tapp!!

"Hai, Al," ucap Lauren yg berdiri tepat di sebelah kanan Alexa. Lauren pun menyeringai licik.

"Awas!" tegas Alexa yg sedang tidak mood melawan Lauren.

"Lihat dong, itu apaan deh?"

"Awas gue bilang. Gak usah Kepo!"

"Ini mading umum kali, bukan punya elo doang!" tegas Lauren berkata tepat di depan wajah Alexa.

"Mau lo apa sih, Ren? Gak kapok emang? Jangan mancing-mancing gue deh!"

Lauren melirik ke seseorang yang berdiri tepat di belakang Alexa, seperti sedang memberikan sebuah kode.

"Gue mau—"

Bruggh!

Alexa pun tak sadarkan diri, ia langsung tergeletak di lantai dekat dengan mading menjatuhkan brosur, doubletip dan sebuah gunting.

"Lekas! Bawa dia ke gudang sebelum ada yang melihat!" perintah Lauren kepada orang yg ia berikan kode tadi.

Dalam keadaan tidak sadarkan diri Lauren membawa Alexa ke gudang sekolah tanpa ada satupun orang yang mengetahui.

"Ren, terus kita bakal apain nih si Alexa?"

"Tenang. Gue punya ini."

Lauren tersenyum licik melihat kearah gunting milik Alexa yang tadi tergeletak di lantai depan mading. Ya, Lauren yang memungut gunting tersebut.

"Gunting?! Lo gak berfikir buat— "

"Udah deh. Lo bertiga diem aja!"

Lauren melanjutkan aksinya, ia membully Alexa dengan sangat keji saat Alexa sedang tidak sadarkan diri.

Al untuk LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang