Chapter 22

638 31 4
                                    

Notes for you guys: Harap membaca ulang Chapter ini yaa. Mohon maaf, Chapter ini harus kami takedown dulu kemarin. Sekarang kalian sudah bisa menikmatinya kembali. Semoga semakin suka sama ceritanya yaa

Jumat, 7 Mei  2021
Akan update This Chapter + New Chapter 😉

H. A. P. P. Y.
R. E. A. D. I. N. G.

Full Chapter

In Collaboration with iamfildha

🍁

"Tante Mama, Alifia mau Tante Mama sama Papa Raffan tinggal bareng Alifia."

Olin mematung seketika.

Alifia menatap nanar Olin, "tapi Lifia mau Papa Raffan. Kalau Tante Mama itu Mamanya Lifia, berarti harus ada Papa Raffan." Jangan salahkan kenapa Alifia ingin bersama Raffan, mengingat anak itu sangat dekat dengan Raffan sejak bayi.

Olin memejamkan matanya pusing. Ia tidak menyangka alurnya akan serumit ini.

Bagaimana mungkin dirinya bersama Raffan?

"Alifia, gak bisa gitu, sayang ... Mama Olin gak bisa sama Papa Raffan." Olin berusaha memberikan penjelasan pada putrinya. Namun, nihil.

Tangis Alifia seketika pecah. "GAK MAU! POKOKNYA MAU SAMA PAPA RAFFAN! MAUNYA SAMA PAPA RAFFAN!"

Olin memejamkan kedua matanya.

🍁

Beralih pada keluarga kecil Raffan dan Viona yang sedikit diselimuti aura seperti ada perang dingin. Kini, Viona tengah menikmati susu ibu hamil sambil menonton siaran televisi.

Saat itu juga, Raffan muncul ke ruang televisi. Ia menghela napas pelan melihat istrinya yang terus bersikap seolah sedang menjauhinya. Bahkan Viona, sewaktu sarapan tadi tidak menemaninya di meja makan.

"Morning sayang," sapanya seraya mendekatkan wajahnya untuk mencium puncak kepala Viona, namun wanita itu segera menjauhkan jarak darinya.

"Vi, jangan seperti ini. Kita bisa bicarakan baik-baik," ujar Raffan sedikit lirih. Tak kunjung direspons, ia menekuk lututnya di hadapan Viona, lalu meraih kedua tangan Viona.

"Tatap aku dulu." Viona masih fokus pada layar televisi yang baginya buram.

Viona tak mengindahkan permintaannya. Raffan menghela napas kasar, "kita harus bicara, dan mencari jalan keluar ini bersama-sama."

"Cari jalan keluar seperti apa lagi? Ha!" Akhirnya Viona mengeluarkan suara yang terdengar lirih. Jujur, wanita itu sudah hampir lelah selalu di hadapkan oleh masalah yang seperti ini.

Raffan menunduk pasrah.

Sedetik kemudian, tangannya bergerak menyentuh perut buncit sang istri. "Maafin Papa, ya... Papa selalu buat kamu dan Mama kecewa. Tapi demi apapun, kalian yang paling berharga buat Papa," ujarnya yang berhasil membuat air mata Viona mengalir.

"Aku capek, Raff! Dari awal masalah kamu dan Olin, aku udah mau nyerah gitu aja. Tapi nggak semudah itu buat aku nyerah. Aku mutusin buat kembali lagi sama kamu. Setelah itu, tentang kamu yang bilang aku bukan sosok ibu yang baik buat Lifia. Lagi, aku masih terima dan maafin kamu. Terus sekarang, lihat? Dampak dari kelakuan bejat kamu dulu. Ini ada apa lagi, sih, Raff? Mau sampai kapan seperti ini? Dan pada kenyataannya, memang Lifia bukan anak kandung aku dan kamu," tuturnya melemah seraya mengalirkan air matanya.

H̶a̶p̶p̶y̶ With You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang