Chapter 14

356 16 0
                                    

H. A. P. P. Y
R. E. A. D. I. N. G

🍁

Tiga tahun kemudian.....

Setelah mengikat rambut putrinya yang tahun ini sudah menginjak umur empat tahun itu, Viona langsung menggeleng pelan.

Bagaimana tidak, kalau Alifa, putrinya itu langsung berlari kesana-kemari. "Alifia......, Hati-hati sayang!" Ia hampir berlari mengejar Alifia yang hampir saja oleng.

Ia menyeka keringatnya. Pagi-pagi berkeringat hanya karena menghadapi tingkah aktif Alifia.

"Pagi, sayang." Raffan muncul lalu mencium keningnya. Hal biasa yang Raffan lakukan di pagi hari.

Viona tersenyum. "Pagi, Mas. Ayo sarapan. Udah aku siapin." Raffan mengangguk lalu ia segera mengejar Alifia untuk sarapan bersama di ruang makan yang langsung menampilkan pemandangan kolam renang rumah ini.

Iya, setahun setelah menikah, Raffan menghadiahkan rumah tepat di anniversary pernikahan mereka. Tidak tanggung-tanggung, rumah yang Raffan berikan sangat megah, bangunan berinterior scandinavian berlantai dua, memiliki halaman yang luas, kolam renang ala-ala hotel bintang lima dan terdapat rooftop serta ruang gym. Perlu kalian ketahui, rumah ini adalah desainnya sendiri.

"Papa! Ampun. Huaaa... Ampun Papa ...." Alifia berusaha berontak dalam gendongan Raffan yang terus mencium pipinya.

"Alifia, mau ke mana sih ini anak papa. Lari-lari mulu ...."

"Huaaa....."

Raffan terkekeh, lalu ia menghentikan ciuman di wajah putrinya. Setelah itu ia mendudukkan Alifia di antaranya dan Viona. "Makan dulu ya princess-nya Papa."

Viona mengulas senyum dengan tangan yang terus bergerak mengambilkan porsi makanan sang suami. "Nanti pulang jam berapa Mas?"

"Kayaknya, Mas ada meeting sampai malam. Kamu langsung tidur, ya? Jangan nungguin, Mas pulang," jawab Raffan sambil melahap sarapannya.

"Mama.... suapin. Aaaa... Mama aaaa." Alifia sudah membuka mulutnya lebar tak sabar, berintruksi agar Viona segera mendaratkan suapan pertama ke dalam mulutnya.

Viona mengangguk, ia juga sambil menyuapi Alifia. Biasanya Alifia makan sendiri, tapi entah kenapa hari ini anak itu manja sekali.

"Iya, Mas. Jangan terlalu larut Mas pulangnya."

Lagi, hal yang paling ia sukai adalah diperhatikan terus oleh istrinya. "Iya, sayang. Kamu tenang aja."

"Ma.... Lifia mau sekolah," pinta Alifia dengan wajah polosnya.

Raffan terkekeh. "Iya, princess. Sekarang, makan dulu yang banyak. Supaya cepet gede. Terus sekolah, deh," tutur Raffan dengan lembut.

"Lifia umurnya kan masih kurang," timpal Viona mengelus puncak kepala balita itu.

Alifia memonyongkan bibirnya, gemas. Hal itu membuat Viona tersenyum kecil. Tak terasa, tiga tahun ia menemani Raffan merawat Alifia penuh dengan kasih sayang layaknya putri kandungnya.

Alifia tumbuh menjadi balita yang aktif, ceria dan penurut.

"Iya, Papa. Lifia makan banyak lagi. Biar sekolah, terus main sama Tante Lala."

Ya, sejak kepulangan Lala, adik kandung Raffan yang berkuliah di luar negeri. Membuat Alifia memiliki teman. Terlebih Lala juga sangat menyayangi Alifia. Untuk itu, Lala hampir setiap hari mengunjungi rumah kakaknya itu.

Dan satu hal yang Lala tidak tahu. Perihal siapa itu Alifia. Karena yang Lala tahu, Alifia adalah putri kandung sang Kakak dengan istrinya, Viona.

Usai sarapan, Viona mengantar sang suami sampai depan teras rumah, seperti biasanya.

"Hati-hati di jalan ya, Mas."

Setelah mencium kening istrinya, tangan Raffan beralih mengusap puncak kepala sang istri. "Iya sayang. Kamu juga. Jangan sampai kecapekan, ya."

Oh iya. Setelah memutuskan untuk menikah dengan Raffan, perempuan itu memilih resign dari pekerjaannya, ia ingin menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anak-anaknya dengan sepenuh cinta dan kasihnya.

"Iya, Mas. Nggak lagi. Hehehe." Viona beralih menatap sang putri yang sedari tadi digandengnya. "Salim dulu sama Papa, sayang."

Raffan langsung membungkuk di hadapan Alifia, menyejajarkan tubuhnya dengan tinggi anak itu.

"Papa hati-hati, ya."

"Makasih, sayang. Pokoknya, nanti Papa beliin Lifia boneka Elsa yang buanyaaakkk...." seloroh Raffan yang membuat wajah Alifia tertawa riang.

Ia menciumi kedua pipi Alifia. "Lifia jadi anak baik ya, sayang. Nurut ya sama mama. Nanti, kalau mama capek-capek, Lifi laporan sama Papa, ya?" Ia melirik ke arah Viona sejenak. Entahlah persekonglolan apa ini antara anak dan ayahnya.

Sontak Alifia terkekeh.

"Mas, udah sana berangkat," pinta Viona gemas.

Raffan mengangguk. Lalu ia kembali mencium Alifia. "Jangan nakal ya sayang.... Papa berangkat." Ia berdiri. Lalu Viona mencium punggung tangan suaminya.

"Mas berangkat dulu. Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam, Mas." Viona bersama Alifia masih berdiri hinggal mobil suaminya melesat dari pandangannya.

Beberapa menit keberangkatan Raffan, langkah Viona yang hendak memasuki rumah terhenti, karena melihat sebuah mobil memasuki pekarangan rumahnya.

Viona mengernyit sambil menunggu pemilik mobil yang belum ia ketahui itu.

"Reygan?"

🍁

"Lifia main dulu sama Bu Mila, ya. Mama ada tamu sebentar," ucap Viona pada Alifia.

Alifia mengernyit, lalu menatap bingung tamu yang sudah duduk di ruang tamu itu. "Nggak mau. Itu Om siapa, Ma?" tanyanya penasaran.

"Oh .. itu temennya Papa," jawabnya, Alifia kembali mengernyit tidak percaya.

"Bukan Om jahat, kan?"

Astaga... Apa yang ada di dalam benak anak seumur 3 tahun itu? Mengapa ia bisa berkata seperti itu? Apakah suaminya sudah benar-benar meracuni pola pikir anaknya?

Kebetulan ini pertemuan pertama setelah ia diboyong ke rumah barunya antara Alifia dengan Reygan. 3 tahun mereka tidak lagi bertemu. Alifia tidak tahu kalau sewaktu dia masih bayi pria itulah yang sudah ikut merawatnya dengan kasih sayang.

Viona menyejajarkan dirinya dengan Alifia. "Sayang .... Om ini baik kok. Ayo, salim dulu sama Omnya."

Alifia menyalami pria itu dengan tatapan takut-takut.

"Halo anak cantik ... nama Om, Reygan. Alifia sudah besar ya, cantik lagi." Alifia segera melepas tangan mungilnya itu takut-takut.

"Mama, Lifia takut," rengek Alifia tiba-tiba.

Ayo lanjutkan membaca chapter ini di akunnya iamfildha seriuss guyss makin seruuuuu

🍁

Author:

Haii haiii guysss

Gimana chapter ini?

Semoga semakin suka yaaa..

Terima kasih ya antusiasnya terhadap cerita ini. Terima kasih kami jadi semakin semangat buat menyelesaikan cerita ini..

Fyi, satu chapter lagi. Chapter penuhh akan beralih di akun aku. So, jangan lupa follow akunku dan stay terus yaa sama update-an chapter terbarunya

Silakan tinggalkan komentarnya yaa dan jangan lupa klik bintangnya

See u on friday!

Babaayyy
Love

Filda & Novia

H̶a̶p̶p̶y̶ With You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang